Indonesia : negara maritim yang mengimpor Garam
petani _garam

Gemah Ripah Loh Jinawi,” peribahasa tersebut pastinya sering kita dengar untuk menggambarkan negeri kita tercinta ini. Ya negeri kita memang kaya. Hutan tropis, tanah yang subur membentang luas. Bahkan beberapa menyebutnya Zamrud Khatulistiwa. Hasil lautnya-pun kaya. Pasti kita semua setuju dengan kalimat tersebut. Bahkan di SD-pun kita sering dibuai dengan kata-kata : "anak-anak, Indonesia itu terletak diantara dua benua dan dua samudera, negara yang kaya, bla, bla,bla".

Salah satu sumber kekayaan bangsa ini adalah potensi sumberdaya kelautan dan perikanannya. Indonesia memiliki panjang garis pantai 95.181 Km dan dengan luas laut 5.800.000 Km2. Dengan garis pantai dan luas laut sebegitu besarnya, seharusnya Indonesia bisa menjadi negara yang makmur atau menjadi negara Palu Gada (apa lu mau, gua ada). Tapi, ada yang ironi. Apa itu?

Contohnya garam. Kita semua tau apa itu garam. Dan kita semua tau rasa garam itu asin. Tapi rasa garam ini bisa jadi "pahit" bagi Indonesia khususnya petani garam. Kenapa? Ternyata sampai sekarang kita masih mengimpor garam. Jumlahnya juga cukup besar, yaitu kurang lebih 1,58 juta ton per tahun senilai Rp. 900 miliar (kompas.com). Baca sekali lagi...900 miliar per tahun.

Garam yang sangat mudah diproduksi di dalam negeri karena sumber dayanya tersedia secara cuma-cuma dari alam tetap kita impor. Kita telah memiliki beberapa wilayah sebagai sentra produksi garam. Antara lain, Pati, Rembang, Demak, Indramayu, Cirebon, Sampang, Pamekasan, Pasuruan, Jeneponto, Bima, dan Kupang. Tapi masih belum dapat memenuhi kebutuhan garam dalam negeri sehingga harus mengimpor. Impor terbesar adalah dari Australia (http:/www.dekopin.coop/).

Alasan yang sering dikemukakan adalah mengenai kualitas garam. Garam lokal tidak mampu bersaing dengan garam impor, karena garam impor mengandung NaCl 97 persen ke atas, sedangkan garam lokal paling bagus 80 persen. Dan ketika harga garam impor beda tipis dengan garam lokal, maka konsumen pasti lebih memilih garam impor. Akibatnya beberapa pengusaha garam sudah mulai mengurangi produksinya dan puluhan ribu petani garam mulai menganggur. Kadar NaCl garam lokal yang rendah, diakibatkan petani garam telah memanen garam setelah dikeringkan 3-4 hari. Padahal jika dikeringkan selama 15-20 hari maka kadar NaCl dapat mencapai 97 persen. "Petani lebih mementingkan urusan perut ketimbang kualitas," kata Djono Kepala Bagian Produksi UD Apel Merah, Rembang, Jawa Tengah (kompas.com).

Deputi Menko Perekonomian Bayu Krisnamurthi mengatakan, produk impor garam yang selama ini diperoleh dari Australia merupakan produk yang memenuhi kadar NaCL karena merupakan barang tambang. Sedangkan di Indonesia tidak ada, karena yang ada hanya garam laut, tapi kadarnya itu tidak murni. Lalu, pertanyaannya, apakah kita bisa membuat dan meningkatkan kadar NaCl garam laut? Pasti bisa dong. Tapi mau atau tidak. Yang sering terjadi adalah tidak mau. Atau mungkin tidak mau cape'. Kalau bisa lebih cepat dan gampang dengan mengimpor, kenapa harus cape-cape memproduksi.

Pemerintah harus segera mengambil tindakan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sudah meminta pemerintah untuk menghentikan impor garam. Menurut Kadin impor garam ini membuat bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim jadi tidak bermartabat dan memalukan. Pemerintah bisa mengalihkan dana impor - Rp. 900 miliar - untuk perbaikan mutu garam lokal sehingga garam tidak terasa 'pahit' bagi petani.

Komoditas garam, adalah salah satu dari beberapa produk pangan yang kita impor. Produk pangan lainnnya adalah seperti kedelai, susu, daging, dan lain-lain. Yang secara keseluruhan untuk mengimpor produk pangan ini, Indonesia harus menguras 'kocek'nya kurang lebih Rp. 50 triliun setiap tahun. Kalau pemerintah Indonesia mengabaikan sektor pertanian dan perikanan (yang notabene kita memiliki potensi rrruarrr biasa), dikhawatirkan cadangan devisa kita akan semakin terkuras. 

Indonesia, sebagai negara maritim, seharusnya mengekspor garam bukan mengimpor garam.

Sumber gambar:http://matanews.com/

Tari Pendet milik Malaysia?

tari_pendet Siapapun yang merasa sebagai bangsa Indonesia, akan kaget mendengar bahwa tari Pendet diklaim menjadi milik Malaysia. Menurut Prof. Dr. I Wayan Dibia MA, guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, tari Pendet digagas dua seniman kelahiran Desa Sumertha, kota Denpasar, yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. Tak lama setelah diciptakan - sekitar tahun 1950 - oleh dua seniman Bali ini maka tari Pendet atau tari selamat datang, langsung memasyarakat sehubungan kerap dipakai menyambut kehadiran tamu-tamu penting di Pulau Dewata.

Pada awalnya, tari Pendet hanya menampilkan empat orang penari, dan disuguhkan kepada turis asing yang tiba di Bali atau yang sedang menginap di sejumlah hotel. Karena cukup mengesankan, maka tari ini kemudian juga digunakan untuk menyambut para pejabat negeri dan tamu-tamu penting negara. Setelah cukup berkembang, di tahun 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari Pendet menjadi polanya seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penari dari empat orang menjadi lima orang. Bahkan di tahun 1962, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menyuguhkan tari Pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang. Tarian massal ini ditampilkan pada upacara pembukaan Asian Games di Jakarta (Sumber : antaranews).

Lalu, apa dasarnya Malaysia mengklaim tari Pendet ini adalah milik mereka?

Inilah yang menjadi pertanyaan atau kebingungan kita bersama. Kita tidak mengetahui secara pasti apa yang dijadikan dasar bagi Malaysia untuk mengklaim tari Pendet sebagai hak milik mereka. Sepertinya tetangga/jiran kita ini selalu mencari masalah.

Mulai dari kasus Sipadan dan Ligitan (yang akhirnya dimenangkan oleh Malaysia), batik, angklung, reog Ponorogo, dan sekarang tari Pendet. Apa yang sedang kau cari Malaysia? Dengan dalih, banyaknya orang/suku Jawa yang tinggal di Malaysia dan membawa budaya Indonesia ke sana, maka sepertinya Malaysia 'berhak' mengklaim batik, angklung dan reog juga adalah milik mereka. Tapi kita tidak habis pikir, jika sebuah tarian yang asli dari Bali juga bisa diklaim menjadi milik mereka. Berapa banyakkah jumlah orang Bali yang tinggal di Malaysia sehingga bisa menjadi pembenaran alasan klaim atas tari Pendet?

Jika dengan seenaknya saja Malaysia bisa mengklaim apa-apa yang berbau Indonesia menjadi milik mereka, maka dikhawatirkan mereka juga akan mengklaim kesenian asli Indonesia lainnya. Saya khawatirkan, bisa-bisa tari SaMan, tari Tor Tor, tari Serampang 12, tari Jaipong, tari Ronggeng Betawi, tari Serimpi, tari Merak, tari Kecak, tari Barong,  tari Lenso, tari Cakalele, dan lain-lain, bisa dengan seenaknya diklaim oleh Malaysia. Bahkan mungkin saja terjadi, koteka dari Papua diklaim oleh mereka. Atau Danau Toba juga akan diklaim. Atau yang lebih 'gila' lagi, misalnya Pulau Madura atau Candi Borobudur diklaim milik mereka.

Tidak bisa dipungkiri, ada beberapa lahan bisnis di Indonesia yang kini sudah dimiliki Malaysia, misalnya perkebunan kelapa sawit, bisnis perbankan, bisnis telekomunikasi, dan lain-lain. Tapi bukan berarti apa yang sudah menjadi warisan (heritage) budaya dan seni di Indonesia serta merta dapat diklaim seenak udel. Apa tanggapan Malaysia jika kita juga mengklaim warisan budaya dan seni mereka adalah milik kita. Sebagai tetangga sudah selayaknya kita bersahabat, saling mendukung, bukan mencari masalah. Apalagi kita satu rumpun.

Kejadian ini juga diharapkan menjadi koreksi bagi Pemerintah, bahwa untuk segera mengklaim (baca : mem-paten-kan) semua warisan budaya, seni, makanan serta karya anak bangsa lainnya, yang berasal dari Indonesia. Jangan setelah ada klaim dari negara lain, baru kita ribut, seperti orang yang kebakaran jenggot. Kalau tidak ada tindakan yang nyata dari Pemerintah Indonesia, jangan heran satu per satu warisan tersebut akan berpindah tangan.

Foto berikut ini adalah foto Danau Toba. Untuk saudara-saudara kami yang di Malaysia, kami tegaskan, bahwa danau ini letaknya di Indonesia, tepatnya di Propinsi Sumatera Utara dan asli dari Indonesia (asli lho..) Open-mouthed

Danau_Toba_FB 

sumber foto danau toba : milik pribadi
sumber foto tari pendet : babadbali.com

Tarif Telepon Murah : jangan lupa diri
Tidaklah heran kalau saat ini hampir semua operator telepon selular di Indonesia sedang berlomba-lomba menurunkan tarif teleponnya serendah mungkin dengan harapan akan banyak pelanggan baru yang menggunakan layanannya serta guna mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Bahkan katanya, tarif telepon selular di Indonesia saat ini merupakan termurah di Asia, sekitar Rp. 180 per menit dan semakin dinilai unggul karena tarif murah itu diberlakukan semua operator (kompas.co.id)
Skema tarifnya juga bermacam-macam. Ada yang menggunakan skema "ngomong seharian penuh cuma bayar Rp. 2000,-". Ada juga yang setelah menelepon detik ke sekian maka tarif yang berlaku adalah Rp. 0. Lalu ada yang menurunkan tarif telepon hingga 70% ke semua operator nasional dan internasional. Tarif telepon murah ini, ada yang berlaku ke sesama operator, ada juga yang berlaku ke operator yang berbeda. Walaupun yang ditawarkan oleh para operator telepon selular itu adalah kebanyakan tarif promo, kita sebagai konsumen semakin senang saja. Karena semakin banyak pilihan untuk ber-telepon-ria dengan tarif murah.
Yang patut diingat adalah, seperti yang dikatakan oleh Menkominfo, M Nuh, program promo tarif murah akan sia-sia bila tak diiringi dengan kualitas yang dapat diandalkan. Pasalnya, banyak operator yang masih belum siap melayani lonjakan trafik jaringan dengan infrastruktur yang memadai. "Bagi pelanggan, tarif murah akan percuma bila success call-nya (kualitas keberhasilan panggilan telepon) hanya 20 hingga 40 persen. Quality of Service akan menjadi fokus utama masing-masing operator untuk menjaga kualitas layanannya," tuturnya.
Sebagai konsumen kita juga harus bijak dalam menggunakan handphone. Jangan mentang-mentang tarif telepon selular semakin murah, maka kita "semena-mena" dalam menelepon. Walaupun masih diragukan, tapi dari beberapa penelitian ditemukan adanya tumor/kanker akibat radiasi handphone terhadap otak.
Lalu apa hubungannya tarif telepon (selular) yang semakin murah dengan jangan lupa diri?
Ya, dengan semakin murahnya tarif telepon, kita juga harus mawas diri, eling, jangan sampai lupa diri kalau sudah menggunakan handphone, seperti yang dilakukan oleh teman kita yang satu ini :

haloooo...agus....agusss...
Sumber gambar: lupa..dan mudah-mudahan postingan yang tidak bermutu tapi lumayan lucu ini () tidak dianggap pornografi...hehe
Jalan Gagak Hitam Ring Road : alternatif kuliner di Medan

Medan..siapa yang tak kenal dengan kota ini. Kota yang diperkirakan telah dihuni lebih dari 2 juta orang, sangat dikenal dengan slogan "Ini Medan Bung". Adanya campuran dari berbagai budaya dan masing-masing masih menjaga kelestarian akan identitasnya, turut memperkaya budaya kota ini, termasuk budaya kuliner. Sebut saja dari Melayu, Jawa, Batak, Tionghoa, Minang, India, Aceh, hingga ada yang dari daratan Eropa/Amerika (meskipun jumlahnya tidak spesifik). Masing-masing datang dengan budayanya sendiri-sendiri, sehingga tidaklah heran kota ini kaya akan budaya (kuliner).  Contoh beberapa kuliner dari kota ini : Soto Medan, Mie Aceh, Misop, Kari Ayam atau Kari Lembu (Sapi), Sop Sumsum, Kwetiauw Belacan Medan, Lontong Sayur, Bihun Bebek, Nasi Lemak, Sate Padang, dan lain-lain. Belum lagi kita berbicara mengenai oleh-oleh, seperti Bika Ambon, Bolu Gulung/Meranti, Sirup Markisa, dan tentu saja tidak ketinggalan duren/durian.

Kuliner khas Medan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di berbagai sudut kota maupun di 'pusat-pusat' kuliner misalnya di Jalan Selat Panjang dan Jalan Semarang (untuk berbagai makanan Tionghoa), di Kampung Keling (sekarang Kampung Madras) yang identik dengan masakan dari India, kawasan Padang Bulan (kuliner BPK = Babi Panggang Karo), kawasan Dr. Mansur dengan berbagai jenis makanan, tradisional maupun modern, di Merdeka Walk, Kesawan Square (saat ini sedang mati suri) dan lain sebagainya.

Beberapa tahun belakangan ini, Medan mulai "diserbu" oleh makanan dari luar, khususnya Jakarta dan Pulau Jawa. Mulai dari bakso, mie kocok bandung, martabak manis, sampai yang sekarang sedang 'in' ayam penyet. Salah satu kawasan yang sangat berkembang dan memiliki kemungkinan menjadi pusat kuliner alternatif adalah di Jalan Gagak Hitam/Ring Road. Ruas jalan ini merupakan bagian dari Outer Ring Road yang terletak di antara perempatan Jalan Gatot Subroto dan perempatan Setia Budi. Banyak perumahan yang cukup mewah di sini, diantaranya Tasbih (Taman Setia Budi Indah).

Lokasinya bisa dilihat di peta berikut ini :

Gagak Hitam Medan

Di sepanjang Jalan Gagak Hitam/Ring Road ini banyak kita temukan aneka makanan yang sebagian besar berasal dari luar Medan. Iseng-iseng saya coba mendata makanan atau rumah makan apa saja yang sudah buka di sepanjang jalan ini. Saya menemukan : Ayam Penyet Joko Solo, Ayam Gebrug Citra Solo, Ayam Penyet Sidoarjo, Ayam Petis Cinde Laras, Ayam Kremes Bandung, Ayam Presto, Sop Konro/Coto Makasar/Konro Bakar Saudara, Sop/Sate Kambing Betawi, Iga-iga Bakso, Bakso Gepeng, Indonesia Bakso, Bakso Kepala Sapi (kepala sapi di sini, nama rumah makannya), Miranti Ayam Bakar Bumbu Bali, Ikan Bakar, Mie Ayam Jamur, Mie Goyang Joko Moro, Obonk Steak, Burung Goreng dan Nasi Goreng Mas Pur, Dimsum, Nasi Uduk dan Seafood model tenda, Nasi Uduk Gondangdia cabang Medan, Siomay Bandung, Pempek, Bubur Ayam Jakarta, Aneka Serabi Bandung, dan lain-lain. Tidak ketinggalan resto cepat saji Mc Donald dan KFC juga ditemukan di sini. Yang cukup ramai pengunjungnya adalah Ayam Petis Cinde Laras dan Iga-iga Bakso.

Tentu yang asli khas Medan, dapat kita temukan di sini, seperti Mie Aceh, Sate Padang Danguang-danguang, Regge Corner Lontong Malam, serta tak ketinggalan Bandrek Pak Said. Di sepanjang Jalan Gagak Hitam Ring Road ini juga kita bisa temukan penjual jagung bakar (yang biasanya buka mulai sore sampai malam hari). Di jalan ini juga ada sekitar 2 lapangan futsal dan 4 pomp bensin termasuk Petronas (yang ini jelas ngga ada hubungannya dengan kuliner..hehe).

Mungkin satu saat nanti - entah melalui jalur franchise atau bukan - tidaklah heran jika kita akan menemukan nasi uduk Tanah Abang, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Soto Sulung, Soto Pak Sadli, Soto Kudus, Soto Gebrak, Bubur Sukabumi, Soto Betawi, Ketoprak, Timlo Solo, Soto Surabaya, Lontong Balap dan Kupang dari Surabaya, serta aneka makanan lainnya membuka cabangnya di sini, dan turut memperkaya ragam kuliner di Medan.

Bagaimana dengan cita rasanya? Saya sempat mencicipi Bubur Ayam Jakarta. Menurut mas penjual yang mengaku berasal dari Serang, Banten dan baru 5 bulan di Medan, dialah satu-satunya bubur ayam Jakarta yang buka di sana. Bubur yang disajikan tidak menggunakan bumbu kuning, kacang kedelai goreng dan tidak ada jeroan/telor dalam bentuk sate yang biasa dijual oleh penjaja bubur ayam di Jakarta. Demikian juga dengan Siomay Bandung, belum mendekati rasa Siomay Bandung. Mungkin kalau kuliner ini hasil dari franchise, cita rasanya bisa sama :-)

Pemko Medan sepatutnya mengelola kawasan ini secara baik, untuk menghindari adanya masalah dikemudian hari (contohnya para penjual jagung bakar, yang memanfaatkan kaki lima sebagai tempat usaha mereka). Kawasan ini akan terus berkembang, para pemilik modal - baik yang cinta kuliner maupun tidak - akan mencoba keberuntungannya dengan membuka rumah makan di lokasi ini. Jika saja kawasan ini dikelola dan ditata dengan baik, maka tidak tertutup kemungkinan bisa menjadi jalan/pusat kuliner terpanjang di Medan dan siapa tau bisa menjadi ikon kota Medan.

Nasi Uduk Gondangdia Ayam Gebruq

Bakso Gepeng Masto Ikan Bakar

Jagung Bakar Bubur Ayam Jakarta

PS: Nama jalan Gagak Hitam saya ambil dari peta Navigasi.net, bagi yang mengetahui lebih tepat nama jalan ini Gagak Hitam, mohon koreksinya.

Backup data blogspot anda, sebelum terlambat.
bonyok1

"Sabtu pagi kemarin lusa merupakan hari yang berat bagi kang Rohman. Ketika mencoba login ke account blogger halaman yang di tampilkan tidak seperti biasanya. Oh tidak…. ternyata account blogger saya telah di suspend oleh pihak blogger… hiks..hiks. Kenapa bisa di suspend? entahlah kang Rohman pun sampai saat ini belum mengetahui apa alasannya. Sabtu menjelang siang lebih parah lagi, blog blog yang berada dalam account tersebut mulai di hapus satu persatu termasuk blog kesayangan kang Rohman ini. Kang Rohman panik? secara jujur iya, karena dua blog utama kang Rohman yang dibangun selama bertahun-tahun telah lenyap dalam sekejap, yang lebih parah lagi kang Rohman belum sempat melakukan back up data."

Kalimat di atas saya kutip dari blognya Kang Rohman (http://kolom-tutorial.blogspot.com/) yang beberapa hari yang lalu blognya di-suspend oleh blogger tanpa peringatan atau alasan secuil-pun. Kejadian ini diduga adanya machine error di blogger, dan hari Senin, 3 Agustus 2009, untungnya blognya Kang Rohman sudah kembali on-line. Coba bayangkan jika blog kita benar-benar di-suspend dan di-delete oleh blogger dan kita sama sekali belum sempat mem-backup data. Apalagi jumlah postingan udah banyak, trafik serta visitornya juga udah buaaanyak banget. Bisa-bisa nangis darah dan kena serangang jantung..hehe. Untuk itu, tidak ada salahnya kita mem-backup data di blog kita. Caranya bagaimana? Tanya toko sebelah... :-)

Sebetulnya dengan googling kita bisa menemukan banyak link yang menginformasikan tips untuk mem-back data, tapi tidak ada salahnya saya informasikan di blog ini.

LAYOUT
Untuk membackup layout blog, caranya cukup mudah.

- Pastikan anda sudah log-in ke akun blog anda. Bukan ke akun Paypal :-)
- Lalu masuk ke Dashboard. Jika anda memiliki lebih dari satu blog dalam satu akun, pilih tab Layout dari akun yang akan di-backup.
- Pilih sub tab Edit HTML, dan tunggulah sampai proses loading selesai.
- Setelah halaman tersebut terbuka akan muncul sebuah link Download Full Template. Klik link tersebut dan sebuah kotak Download akan muncul. Save-lah backup template tadi ke folder yang anda tentukan.

Untuk merestorenya pun gampang :
1. Masuk ke halaman EDIT HTML tadi
2. Pilih file backup anda dengan mengklik tombol BROWSE
3. Tekan Upload dan tunggulah proses restore template.

Menggunakan Tools : Blogger Backup Utility

Dengan mengunakan software BloggerBackupSetup yang disediakan secara gratis di CodePlex, kita bukan hanya bisa menyimpan semua konten di dalam blogspot, tetapi juga bisa mengembalikannya ke dalam blogspot. Unduh filenya (dalam bentuk zip) di link ini http://www.codeplex.com/bloggerbackup/Release/ProjectReleases.aspx. Kemudian ekstrak filenya dan jalankan Setup.exe untuk proses instalasi. Setelah proses instalasi selesai, jalankan program Blogger Backup Utility.

Di kotak Available blogs, kliklah Add/Update/Remove Blogs. Isilah Blogger User ID dan Blogger Password dengan username dan password akun blog anda. Lalu klik Log into Blogger and Get Blogs untuk me-listing blog anda. Jika berhasil, maka di kotak Available blogs, akan tercantum semua blog yang anda miliki.

Pilih blog mana yang akan diback-up, kemudian pastikan beberapa opsi yang ada, seperti: lokasi penyimpanan (Save posts to folder), menimpa backup yang telah ada (Overwrite existing backups), menyimpan komentar (Save comments), format penyimpanan (Save posts as), batas artikel setiap file (Maximum posts per file), jumlah artikel terakhir yang akan di-backup (Get only the most recent), dan batasan tanggal yang akan di-backup (Only new posts since). Selanjutnya tekan tombol Backup Posts. Progress bar di bagian kiri bawah akan tampil untuk memperlihatkan proses yang sedang terjadi.

Setelah proses selesai, akan tampil sejumlah judul artikel yang berhasil di-backup di jendela sebelah kanan. Contohnya seperti ini :

Blogger Backup Utility
*) setting default hasil backup anda tersimpan di My Document\Blogger Backup\'

Apabila suatu saat diperlukan, Anda dapat memulihkan backup yang dibuat dan menyimpannya ke dalam blog dengan menggunakan tombol Restore Posts. Selanjutnya pilihlah file yang akan di-restore dan masukkan user ID beserta passwordnya untuk memproses penyimpanan artikel yang telah diaman ke dalam blog. Tekanlah tombol OK untuk memulai proses. Proses penyimpanan ke dalam blog akan tampak pada progress bar yang terletak di kiri bawah program. Jika proses selesai, maka akan muncul status “Done” di sebelah progress bar.
Setelah itu, Anda dapat melihat kembali ke dalam blog. Artikel-artikel yang telah di-backup dan di-restore akan muncul di dalam tampilan blog Anda. Apabila terjadi restore beberapa kali, maka artikel juga akan muncul beberapa kali di dalam blog. Untuk menghilangkan posting yang kembar, Anda dapat menghapusnya melalui menu Edit Posting di dalam akun Blogger. Cukup mudah, bukan? Dengan begitu, tidak perlu ada kekhawatiran lagi apabila terjadi masalah di dalam blog Anda.

Fasilitas Export Blog

Dengan “Export Blog” kita dapat dengan mudah menyimpan seluruh file dan postingan ke media hard drive seperti harddisk, cd atau usb stick. Langkah-langkah melakukan back up data posting di blogspot, sederhana saja. Sebagaimana berikut ini:

export_blog

  • Masuk ke dashboard blogspot.
  • Pilih tab Settings
  • Pada Settings, pilihlah sub tab Basic
  • Di baris Blog Tools, pilih link Export blog. Pada menu window yang muncul, klik tombol DOWNLOAD BLOG.
  • Tunggu proses downloading data hingga selesai. Jika selesai, silahkan cek lokasi di harddisk dimana segala hasil download disimpan. Ciri-ciri filenya adalah tanggal download dilakukan dan berekstensi xml. Contoh nama file seperti ini: blog-08-03-2009.xml

Jadi, jangan lupa untuk mem-backup blog kita, sehingga kalau kejadian blog tanpa sengaja terhapus atau sengaja dihapus oleh blogger masih ada cadangan/backup yang terselamatkan.

Making Our Own Home Theatre

The technology is developed and renewed from time to time. If in the past, we were satisfied with standard picture quality of our television and DVD player, nowadays, we can find high definition TV provider, TV, and blu-ray as the high definition media that replace our DVD or CD. Blu-ray technology was developed by two major electronic brands, Sony and Philips. Blu-ray gives us better watching experience because it serves finest picture and sound.

Blu-ray is using blue laser as the reader. It has massive storage to 25GB, or approximately 35 times bigger than the regular CD. The resolutions of the movie or video in blu-ray 1080p and it is completed with digital surround system. With all the facilities, blu-ray is spoiling our audiovisual senses. Blu-ray was launched at 2006 together with HDTV, both of these systems are competing each other, but it is customers’ freedom to choose one that suits them.

If we have LCD televisions in our house, then completing it with blu-ray can be a great combination, we can make our own home theatre. If we need some advice on electronic devices, we can visit Shopwiki.co.uk. There, we will guide and references for all electronic devices we need.

Bangsa pelupa, masa bodo atau pemaaf
band kuburan

Saya kutip dari http://jelajah-bali.blogspot.com : "SUKA atau tidak suka bangsa ini harus mengakui sebagai bangsa pelupa. Ingatan bangsa ini teramat pendek. Tak perlu waktu berpuluh-puluh tahun bagi bangsa ini untuk melupakan sejarahnya. Sejarah yang baru terjadi lima hingga sepuluh tahun terakhir saja begitu mudahnya tersingkir dalam ingatan bangsa ini. Karenanya, tak keliru jika banyak pengamat menilai bangsa ini mengalami amnesia atau kehilangan daya ingat, terutama tentang masa lalu".

Apakah betul demikian? atau malah kita bisa bilang bahwa kita adalah bangsa yang masa bodo. Banyak persoalan pelik yang mendera bangsa ini, silih berganti, dan menjadi pemberitaan utama pada masanya. Tetapi seiring perjalanan waktu, semuanya pun berlalu dan dilupakan atau terlupakan. Seperti tumpukan berkas yang kemudian menumpuk dan tertutup, tetapi membuat kita terkejut dimasa mendatang saat berkas tersebut terkuak.

Berapa banyak dari kita yang masih ingat akan tragedi ledakkan bom. Mulai dari bom yang meledak di Kedubes Filipina, Menteng, Jakarta, di parkiran Bursa Efek Jakarta, serangkaian bom yang meledak di malam Natal, bom di Plaza Atrium Senen, bom Bali jilid I, bom Marriot jilid I, bom yang meledak di Kedubes Australia, bom Bali jilid II. Dan yang terakhir di Ritz-Marriot, yang sekarang keliatannya sudah mulai dilupakan. Heboh sebentar..lalu...wuzzzz...lupa.

Atau seberapa ingat kita akan kasus Prita versus RS Omni yang menghebohkan dulu, dimana saat ini Pengadilan Tinggi Banten kembali melanjutkan sidang perkaranya. Prita mengaku belum mendapatkan dukungan dari beberapa pejabat maupun pihak-pihak yang sebelumnya mendukungnya dalam menghadapi kasusnya. Demikian juga dari para blogger. Tuh kan..semua udah lupa.

Atau kita sebagai bangsa lebih sebagai manusia yang pemaaf dan pasrah, yang menunggu saja bilamana problematika datang. Dan sekadar berbuat mencari solusi kontemporer tanpa pernah belajar untuk mengatasi masalah secara keseluruhan dan berjangka panjang? (http://forumbebas.com/).

Jadi, mana yang lebih tepat menggambarkan bangsa ini? Bangsa yang pelupa, masa bodo atau pemaaf dan pasrah?

Sumber gambar: lerry060183.wordpress.com