Pada akhir tahun 1990-an, tak ada yang peduli dengan mesin pencari (Search Engine) di tengah hadirnya American OnLine (AOL) dan Yahoo! yang sudah meraup untung besar dengan menawarkan produk e-mail, berita, ramalan cuaca, dan sebagainya.
Namun, Sun Microsystems telah memberi mereka ruang gerak. Mereka terus mendalami produk pencari informasi, dengan melakukan segala modifikasi dan inovasi produk dari waktu ke waktu.
Belum sukses menjadi situs pencetak uang, tak membuat mereka mundur. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Google sudah banyak dijelajahi orang. Kini, sekitar 300 juta orang membuka Google setiap hari. Setidak Google bisa diakses dalam 88 bahasa, termasuk google basa jawa (berbahasa Jawa).
Sebelum sesukses sekarang, mereka membuat situs yang menghindari pop-up (muncul situs lain yang tidak Anda inginkan pada saat Anda mencari satu informasi di internet). Muncul pula Google Bar yang membuat Anda bisa mengakses informasi, walau sedang membuka situs lain karena Google otomatis tampil di situ.
Google lalu ditawari AOL iklan senilai satu miliar dollar AS atas kesediaan Google menampilkan iklan pada lembaran computer, seiring dengan tampilnya infomarsi yang Anda cari di Google.
Wall Street, bursa saham AS, kemudian berebutan atas saham Google, yang kini di atas 500 dollar AS per lembar. Google Words, Google’s Adsense, membuat Google menjadi situs utama bagi perusuhaan pemasang iklan.
Google adalah perusahaan fenomenal yang tidak pernah dibayangkan oleh warga AS sekalipun. “Menjadi yang terbaik tidak menjadikan kami terlena. Itu malah tantangan,” kata Larry, Presiden Google Produk.
Kesederhanaan (simplicity) web adalah yang disukai penjelajah internet. Kami ingin menawarkan web yang tidak saja ingin mencari informasi, tetapi web yang menyenangkan.” kata Sergey, Presiden Teknologi Google.
Bagaimana mereka bisa sukses? “Cerita orangtua soal Rusia, dan pengalaman masa kecil saya yang selalu takut menghadapi otoritas di Rusia. Juga kesediaan ayah saya mengambil risiko hijrah ke AS telah membuat saya memberontak.” ujar Sergey melukiskan niatnya untuk menghapus kekecewaan sang ayah soal Rusia.
Suatu saat, di samping ayah-nya, Sergey berujar, “Terimakasih, Pak, telah membawa saya ke AS.”
Michael, ayah Sergey, merendah. “Ide kewirausahaan Sergey pasti tidak datang dari latar belakang kehidupan keluarga. Akan tetapi, saya bangga, tak pernah menyangka dia akan seperti ini,” kata Michael.
Namun, sukses bisnis Google juga dipoles setelah Sergey dan Larry menyewa Eric E Schmidt, mantan karyawan Sun Microsystems. Di balik sukses inovasi Google juga ada sekian banyak doktor matematika dengan lulusan terbaik.
Kompas, Kamis, 4 Oktober 2007
0 komentar:
Post a Comment