SASAC Si Pemegang Saham Terbesar

State-Owned Assests Supervision and Administration Commision (SASAC) adalah pemegang saham terbesar di dunia. Institusi ini mengontrol 155 BUMN Cina, yang pendapatan di tahun 2006 mencapai US$ 1,06 triliun. Dengan aset mencapai US$ 1,56 triliun, portofolio SASAC tersebar dalam rentang industri yang amat luas, dari energi hingga otomotif -- tapi tidak termasuk perusahaan perbankan dan jasa finansial, yang dikontrol institusi pemerintahan Cina lainnya. Dalam portofolionya, SASAC memiliki sejumlah holding , dan dalam skala yang besar-besar. Misalnya, AirChina, China Mobile Communications Corporation, China Petroleum & Chemical Corporation (Sinopec), PetroChina Company, dan Shanghai Baosteel Group Corporation.
Untuk semua yang dikelolanya, prestasi SASAC tak bisa dianggap enteng. Delapan dari perusahaan yang dikelolanya masuk Fortune 500. SASAC secara tidak langsung juga mengontrol anak-anak usaha dari holding-holding miliknya, yang sahamnya diperdagangkan secara publik. Misalnya, Sinopec memiliki 13 anak usaha yang go public di bursa Shenzen dan Hong Kong.
Berdiri pada 2003 dengan tujuan mengelola BUMN-BUMN yang sebelumnya diurusi kementrian teknis, SASAC secara langsung bertanggung jawab kepada Dewan Negara Republik Cina, pemegang otoritas tertinggi di negara itu. Chairman SASAC Li Rongrong dan timnya punya pengaruh yang sangat besar atas kerajaan bisnis yang triliunan dolar itu. (Di Indonesia, Kementerian BUMN sebetulnya sudah menempuh langkah ini: mengambil BUMN dari kementerian teknis).
Secara terbuka SASAC mengemukakan, tujuannya adalah melindungi dan meningkatkan aset negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, institusi ini mendorong reformasi dalam tubuh perusahaan-perusahaan yang dikontrolnya. Ia juga melakukan restrukturisasi dan konsolidasi yang diperlukan di industri di mana perusahaannya bermain.
Konsolidasi industri ini punya konteks historis yang amat sangat penting. Dulu, kebanyakan industri yang dikuasai BUMN Cina telah terfragmentasi. Banyak perusahaan yang berafiliasi ke negara, yang berada di lebih dari 30 provinsi dan diregulasi oleh lusinan kementerian, beroperasi dalam level kecil. Ini membuat investasi tidak berjalan baik. Untuk mengatasi persoalan tersebut, SASAC berasumsi harus segera mengontrol aset perusahaan yang dimiliki kementerian dan provinsi. Institusi ini berpikir bahwa dalam beberapa industri, akna jauh lebih baik bila pemainnya lebih sedikit, tapi dengan skala lebih besar. Maka, direstrukturisasilah BUMN Cina dari 196 perusahaan di tahun 2003 menjadi 155 di tahun 2007. Pada 2010, jumlah akan diperkecil lagi hingga 100 perusahaan.
Dalam operasinya, SASAC menjalankan kontrol lewat beberapa cara. Untuk urusan human resources, perannya sangat besar. Seperti halnya Temasek, SASAC menentukan eksekutif puncak dan training. Lewat akademi manajemen yang dimilikinya, tak kurang dari 6 ribu eksekutif dididik setiap tahun. Selain urusan SDM, anggaran berbagai perusahaan yang dikendalikannya juga dikontrolnya.
Begitulah cara SASAC mengelola aset negara.
Sumber : SWA 08/XXIV/17-29 April 2008


0 komentar: