Saya baru saja selesai membaca buku hasil karya Prof. Arysio Santos yang berjudul Atlantis – The Lost Continent Finally Found (edisi bahasa Indonesia). Dalam bukunya tersebut, Prof. Santos – seorang Geolog & Fisikawan Nuklir dari Brazil – melalui penelitiannya selama 30 tahun telah menemukan bukti bahwa situs Atlantis adalah di Indonesia sekarang ini. Dalam buku yang tebalnya kurang lebih 670 halaman, nama Indonesia disebut berulang kali. Saya sendiri tidak (belum) menghitung berapa kali nama Indonesia disebut dalam buku ini, tapi yang jelas, Indonesia ternyata tempat lahirnya peradaban dunia.
Penelitian dari Prof. Santos ini didasarkan kepada tulisan Plato, seorang filosof besar yang menulis tentang Atlantis sekitar dua setengah ribu tahun silam, ketika Yunani menjadi pusat peradaban dunia. Atlantis yang digambarkan oleh Plato adalah negeri yang berlimpah mineral dan kekayaan hayati, tiba-tiba saja hilang dari muka bumi. Sehingga bagi beberapa orang Atlantis dianggap sebagai mitos. Didorong oleh rasa ingin taunya maka Prof. Santos melakukan penelitian panjang dan membuktikan bahwa Atlantis bukanlah sekedar mitos atau dongeng moral. Atlantis adalah induk segala peradaban. Atlantis adalah kekaisaran benua yang sangat luas dan mendunia. Kekaisaran ini menguasai pelayaran dan perdagangan laut, menciptakan metalurgi dan perkakas batu, sangat ahli dalam segala jenis seni dan jasa, termasuk seni tari, drama, musik dan olahraga. Dan letaknya adalah di Indonesia sekarang ini.
Apa yang menjadi dasar bagi Prof. Santos, sehingga Indonesia adalah lokasi Atlantis sebenarnya? Bagaimana Atlantis bisa tiba-tiba menghilang? Apa yang menjadi penyebabnya?
Alasan yang dikemukakan oleh Prof. Santos adalah, apa yang ditulis oleh Plato bahwa Atlantis berada di kawasan tropis pada zaman es Pleistoten. Sedangkan di zaman es tersebut daratan Eropa hampir seluruhnya tertutup oleh es, dan kawasan Afrika setengah bergurun atau bergurun sama sekali. Sehingga hanya di kawasan tropis (Indonesia) inilah manusia bisa menemukan kondisi iklim yang ideal bagi perkembangan diri seutuhnya, Di tempat inilah sebenarnya nenek moyang kita menemukan budaya bercocok tanam dan peradaban.
Kawasan Atlantis ini pernah hancur lebur sekitar 75.000 tahun lalu oleh bencana alam yaitu letusan gunung berapi super yaitu Toba. Sejumlah kecil orang yang selamat dari bencana Toba, melarikan diri dari surga yang hancur itu. Dan India untuk sementara waktu menjadi tempat perlindungan utam yang dipilih.
Setelah kondisi daratan Indonesia sudah cukup tenang, kebanyakan orang kembali ke wilayah surga tersebut. Dan kembali mendirikan Atlantis yang berhasil meraih puncak kebesaran manusia.
Tetapi bencana alam baru yang bersifat global terjadi sekitar 11.600 tahun lalu, yaitu dengan melutusnya Krakatau (yang bahkan memisahkan pulau Jawa dan Sumatera), dan menghancur leburkan Atlantis. Meletusnya Krakatau memicu gempa bumi dan tsunami yang luar biasa, serta mencairnya gletser-gletser Himalaya, menyebabkan permukaan air laut dunia naik setingi 130 hingga 150 meter. “Kiamat” pun terjadi dan Atlantispun tenggelam. Jadi, pulau-pulau di Indonesia saat ini, yang jumlahnya banyak dan tersebar, sesungguhnya adalah daratan-daratan tinggi dan puncak-puncak gunung yang tersisa ketika daratan-daratan rendahnya luas tenggelam pada akhir Zaman Es.
Manusia-manusia yang masih selamat dari bencana Krakatau lalu menyebar ke seluruh dunia mencari tempat yang aman. Di tempat baru, para pendatang baru ini, mengajarkan perabadan kepada kaum belum beradab yang mereka temui di mana pun, mengajarkan seni bercocok tanam, perkakas batu, metalurgi, tulisan, agama, mitologi, hukum, bahasa dan lain-lain.
Teori dari Prof. Santos ini bahwa situs Atlantis adalah Indonesia, tentu masih banyak yang menentang dan tidak percaya. Tetapi, lepas dari soal benar atau tidaknya teori ini, saya pribadi salut terhadap hasil penelitian beliau. Bayangkan, jika teori ini benar, maka perabadan-peradaban yang ada di Yunani, Mesir, Maya, Aztez, Inca dll, sesungguhnya dibangun oleh bangsa Indonesia (atau bangsa yang dulu mendiami Atlantis). Prof. Santos sendiri sudah meninggal dunia pada 9 September 2005. Waktulah yang akan menentukan, apakah teori beliau benar atau tidak.
Gambar: google.com
20 komentar:
apa munkin, bahwa yang dimaksud plato dengan "hilang" maksudnya adalah bahwa ketenaran dan kejayaan dari negeri pusat peradaban itu, menjadi tidak terdengar lagi? bukan karena negerinya hilang di telan bumi?
maybe you know about this
Ulasan yang sangat menarik,keren...
Lama ga mampir kesini neh,sehat pak?
keren ni . . .!!!!!!
smoga aja teori ni benar . . .
sayangnya atlantis dihuni oleh banyak koruptor, jadi kekayaan alamnya hanya bisa dinikmati segelintir orang =)
Hmmm..harus di teliti lebih jauh ni.
Apalagi banyak ahli yang langsung menentang pendapatnya tsb.
Semoga semuanya menjadi kebenaran ketika waktunya tiba kelak.. amin :)
Nice posting neh bang budi.. Thank u
sayang kita gak bisa maksimalkan, kekayaan yang kita miliki., :(
moga aja benaR pmkirannya biar kkyaan Indonesia mQn digaLi n bkn malah mQn diklaim :( or yg parahnya mlah org indo sndr yg suka jual kkyaan indo :( sedih bgt ;(
mksh mas supportnya ^_^
orang'y emang ternyata lg brantem sm husbandnya..^_^
g mkirin jg,udh pusiNg sm kuLiah..hehehe ^_^
terima kasih mas infonya, semoga saja Indonesia bisa menjadi Atlantis yang melegenda itu.
WAh keren ini artikelnya keras berat dah kalau kejuaraan tinju dunia. keep blogging
membaca artikel teman...jadi nambah wawasan baru...apa mungkin yach Indonesia itu ......????
Mantap aetikelnya bang, bisa nambahin pengetahuan.
Makasih dah berkunjung ke my blog
:)
Atlantis, sebuah peradaban misteri yang abadi, kita ga pernah tau apa Atlantis benar2 pernah ada ato hanya cerita kiasan, tapi jika benar Atlantis dulu berada di Indonesia ya aku hanya bisa bilang Amazing..
hello..i cant uderstand the post but just want to say i was here.
very informative!
waw.. apa mungkin si Plato itu namanya adalah Pak To??? hehe.. siapa tau.. hihihi...
Hi Bro! Howdya? is it true?
Menarik sekali...
Benar atau tidaknya, kita tunggu aja perkembangan selanjutnya
mengamati dari semua komentar di atas, hal ini masih merupakan sebuah kontroversi. Tapi kita harus tetap optimis untuk menjaring hari depan yang lebih baik, terutama untuk bangsa Indonesia..
Post a Comment