Sepertinya seluruh Indonesia sudah mengetahui keadaan listrik di negeri kita ini yang sering byar-pet. Perusahaan setrum di negeri ini yaitu PLN sering melakukan penyalaan bergilir (untuk menghaluskan istilah pemadaman bergilir). Kondisi byar-pet ini juga terjadi di Sumatera Utara. Bahkan beberapa tahun yang lalu di kota Medan dan sekitarnya pernah mengalami listrik yang padam 3 kali sehari, dan tiap kali padam lamanya adalah 4 jam. Menyedihkan. Dan lebih menyedihkan adalah apa yang terjadi di hari Senin (8 Feb 2010) di R.S Pirngadi Medan, dimana pada saat listrik padam, maka 4 pasien meninggal dunia.
Ke-empat pasien tersebut meninggal karena pelayanan emergency di Intensive Care Unit (ICU) dan Intensive Cardio-vasculer Care Unit (ICCU) terhenti. Kenapa terhenti? Karena pasokan listrik dari PLN berhenti alias padam. Lalu apakah R.S Pirngadi tidak memiliki genset? Punya, bahkan genset menyala otomatis begitu listrik PLN padam. Namun karena listrik PLN sering mati-hidup dan berganti-ganti dengan genset, menyebabkan trafo tak stabil dan meledak. Sehingga genset tidak berfungsi. Akibatnya, semua kegiatan di R.S Pirngadi menjadi kacau balau. Delapan operasi pasien ditunda. Pekerjaan administrasi terbelengkalai, operator telepon bekerja dengan ditemani lilin, bahkan belasan orang terjebak dalam lift.
Menurut pihak R.S Pirngadi Medan, peristiwa ini terjadi akibat kesalahan PLN. Sedangkan pihak PLN mengatakan kesalahan bukan di pihak mereka. Ah, saling lempar tanggung jawab-lah yang dipilih. Senjata lama yang telah digunakan sejak Adam dan Hawa diciptakan. Adam ditanya oleh Tuhan, kenapa buah itu dimakan? Adam bilang karena Hawa. Ketika Hawa ditanya, Hawa bilang karena si ular. Tidak ada yang mau bertanggung jawab. Yang jelas 4 nyawa telah melayang akibat saling lempar tanggung jawab ini. Tragis.
Bukan untuk menyalahkan PLN, tapi pertanyaan saya adalah, kenapa sih PLN yang notabene adalah perusahaan yang memonopoli bisnis setrum masih belum bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri ini? Sudah monopoli koq bisa rugi? Kapan PLN bisa menyediakan pasokan listrik yang “hidup-nyala hidup-nyala” :-), bukan hidup-mati alias byar-pet? Menurut saya, mungkin sudah saatnya bisnis setrum alias listrik ini tidak bersifat monopoli lagi. Izinkan pihak swasta menggarap listrik, sehingga ada kompetisi. Dengan adanya kompetisi yang baik, maka diharapkan PLN dapat memperbaiki diri. Bandingkan pada saat Pertamina sebelum dan sesudah diberlakukannya liberalisasi di sektor migas. Tanpa adanya kompetisi, saya rasa PLN tidak akan berubah.
Gambar:google.com
12 komentar:
Waduh... akibatnya sampai separah itu ya, ikut prihatin banget.
Masalah krisis listrik ini harus ditangani lebih serius lagi, ngga ada gunanya saling salah menyalahkan. Solusinya yang harus dicari...
saling lempar tangung jawab?? capak dehhh...
mmemang jarang ada orang yang tegas mau bertanggung jawab. kalau jawabnya pinter tapi nanggungnya ogah
Hi friend, have a beautiful day :)
wah bisa membahayakan juga tuh jika ada yang gawat darurat membutuhkan listrik, . . .
aku pernah denger juga nih mbas bud, gara2 listrik padam Vaksin untuk imunisasi di salah satu puskesmas jadi rusak dan berakhibat ke balita si pasien
turut berduka gan, :norose
Apakah pemerintah atau pihak yang berwenang salah memprediksi pertumbuhan konsumsi listrik terhadap kemampuan produksi lisrik ??? hingga kedodoran...
waduh....kok sampe gini ya sob....nih yg ga mampu pemerintah pa PLN sich????masak mengatur listrik nasional ga bisa2???masak perlu tangan2 swasta??
Best Regards
dwell-articles
mau gimana lagi??...memang udh lama PLN seperti itu...gak ada solusinya sampai sekrang, padahal PLN memonopoli sistem listrik dinegara ini...capekk deh
Hello my friend, thank you very much for your visit, Thursday of happiness and peace. Hugs Valter.
biasalah PLN,kalau ditanya pasti banyak kali alasannya
Tragis banget Bang... gara-2 PLN sampai-2 pelayanan kesehatan terganggu yang mengakibatkan kematian 4 orang pasien. Semoga tidak terulang lagi.
Post a Comment