Info buat pelaku bisnis jual beli lahan/kebun sawit

Sedikit informasi buat rekan rekan yang akan terjun dalam "bisnis" JUAL BELI LAHAN/KEBUN KELAPA SAWIT.

 

Saya sudah menjajaki bisnis ini sejak tahun 2003, dan sampai sekarang yang saya belum pernah bertemu dengan penjual secara lansung (atau memang saya lagi apes ya :-).

Sejak tahun 2000 saya berdomisili di Pekanbaru, daerah yang terkenal banyak kebun kelapa sawitnya, Dan sebagian besar daerah disana, termasuk kebun kelapa sawit di pulau

Sumatera sudah saya survey, Dan biaya yang dikeluarkan untuk transport dan konsumsi saja sudah lumayan besar jumlahnya, untungnya hal ini saya lakukan sebagai sampingan, karena tujuan utama saya melakukan survey adalah untuk mencari dan membeli cangkang kelapa sawit, karena kami adalah pembeli lansung serta melakukan ekspor ke Thailand secara rutin selama ini.

Saya hanya ingin berbagi pengalaman dengan rekan-rekan lainnya, karena "uang sekolah" yang telah saya keluarkan untuk masuk ke bisnis jual-beli kelapa sawit ini tidaklah kecil, maka sangat disayangkan apabila rekan-rekan yang akan terjun ke bidang ini harus belajar dari nol, dan mengeluarkan biaya yang sama besarnya dengan saya atau bahkan lebih besar lagi. Berdasarkan pengalaman saya ini, saya yakin rekan-rekan akan dapat menghemat biaya, waktu dan dapat hidup dengan lebih nyaman, karena anda tidak perlu emosi, harus ketemu dengan orang-orang yang tidak jelas di bisnis ini.

Saya dapat pastikan bisnis ini 99% adalah proyek tipu-tipu jika :

1. Penjual tidak bersedia untuk menemukan pembeli dengan penjual untuk negosiasi

2. Atau jika penjual mengaku sebagai kuasa jual, mintalah untuk memperlihatkan kuasa jual yang asli di atas kop surat yang mempunyai Alamat lengkap (jika hanya ada nama perusahaan tanpa alamat maupun no telpon/fax, dll, dapat dipastikan bermasalah).

3. Penjual meminta sejumlah dana untuk melakukan survey maupun untuk bertemu dengan pembeli (berapapun jumlah dana tersebut).

4. Jika data dan dokumen yang diberikan tidak lengkap/penjual tidak menguasai apa yang dijualnya

5. Penjual tidak dapat menyebutkan Lokasi lahan/kebun serta nama perusahaan yang akan dijual secara jelas

6. Cek background orang yang menawarkan tersebut, apakah pengusaha, karyawan, atau jobless, dari sana saja kita sudah bisa endapatkan sedikit gambaran mengenai keakuratan informasi yang diberikan.

Di tangan saya ada beberapa dokumen/sertifikat serta izin dari kebun sawit yang palsu (umumnya di daerah sumatera), yang hanya digunakan untuk akal-akalan saja buat menipu, minimal dengan data tersebut, mereka mengajak untuk ketemu di restoran-restoran dan cafe-cafe, dimana mereka tidak akan pernah mau membayar untuk makan/minum. Dan

pertemuan akan di adakan berulang-ulang di tempat yang berbeda tanpa ada indikasi akan terjadi transaksi. Mungkin mereka pusing di omelin istri di rumah, trus nyari kegiatan di luar sekalian dapat makan minum gratis gitulah. He he. Karena tujuan orang-orang tersebut sudah tidak benar, jadi yang mereka pikirkan hanya bagaimana untuk meyakinkan calon mangsa. Jadi dalam hal ini, rekan-rekan jangan termakan bujuk rayu serta mulut manis mereka, jangan terima bulat-bulat apa yang mereka katakan, coba dicerna terlebih dahulu.

Sebagian orang yang menawarkan juga, kadang-kadang tidak tahu bahwa bisnis ini hanya kamuflase, karena sudah diterima dari beberapa orang perantara, Dan terkadang ada informasi yang sebenarnya sudah lama beredar di market, bisa 1-3 tahun yang lalu, tapi baru sampai ke telinga mereka, sehingga, karena ingin mendapatkan bagian, mereka

jadi ikut menawarkan kepada orang lain.

Sebagian informasi yang sudah basi :

- 99,000ha di daerah Jambi (ngakunya punya konglomerat indon??) yg ini sampai sekarang tidak jelas kebenarannya

- Kebun PT. Angso Duo Sawit di Jambi (perusahaan ini hanya ada pabrik pengolahan sawit saja, kebun atas nama perusahaan ini kurang dari 1000ha)

- PT. Inecda di Seberida, Riau (sudah lama terjual).

Bagi rekan-rekan yang ingin menawarkan lahan/kebun yang akan dijual, sebaiknya cek dulu dengan yang menawarkan kepada anda, karena logikanya, bisnis ini adalah bisnis puluhan bahkan ratusan miliar, apakah segampang itu pemilik kebun mempercayakan kepada sembarang orang untuk memasarkannya??? Seandainya anda terima dari perantara, trace/lacak dahulu melalui beliau siapa pemilik sesungguhnya, dan setelah anda benar-benar yakin, baru anda tawarkan ke market.

Demikianlah sedikit informasi dari saya, saya tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun, tetapi hanya berharap agar rekan-rekan dapat lebih berhati-hati, karena jaman sekarang, nyari uang itu susah, jadi jangan gampang untuk mengeluarkannya buat hal-hal yang tidak jelas.

Seandainya ada pihak-pihak yang tersinggung, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Apabila Ada informasi saya di atas yang salah, mohon dikoreksi.

 

Salam hormat/Suratno  PT. SANFAK JAYA MARINE Jakarta.

From: "Suratno" <sbc168bs@cbn.net.id>  Date: Mon Oct 15, 2007 11:50 am

Tanggapan : Kritik untuk The Secret

Tulisan di bawah ini merupakan tanggapan atas email dari Emanuel Triadmojo Suryokusumo (e_tri_sur@yahoo.com) :

 

Walau saya suka buku tersebut, tapi buku tersebut sedikit pun tidak mengikis sisi keimanan saya sebagai org beragama. Selama ini yang saya lakukan setiap kali membaca buku adalah menyaringnya sebelum menyerap esensi positif yg ada di dalamnya.

Tapi di Amerika & Eropa (terlepas dari tingkat penjualannya yang luar biasa), the secret tersebut memang sempat mendapat kritik karna kurang memberi penekanan pada bagian "proses"-nya.

Kalau tidak membacanya dengan kritis, kita bisa terjebak mengira semua yang kita inginkan akan "jatuh dari langit" tanpa usaha sama sekali kecuali dengan sekedar menyebutkan “keinginan” kita dan meyakininya. Tapi kalau melihat forum-forum yang bertebaran di internet yang membahas tentang The Secret, maka akan tampak penjelasan lebih detail tentang bagian “proses” tsb.

Bahwa ada “kerja keras” untuk mewujudkan keinginan kita tersebut, bukannya “terkabul” begitu saja seperti yang disederhanakan dalam narasi di DVD & bukunya.

Saya sangat bisa mengerti kalau pada buku-buku sejenis ini bagian “proses kerja keras”-nya tidak dibahas secara detail karena memang ada alasan dibuat seperti itu. Saya sudah cukup banyak membaca buku-buku sejenis, dan biasanya penulis memberi contoh yg kurang lebih seperti ini : “Si A sangat menginginkan rumah mewah dgn kolam renang. Ia yakin akan bisa mendapatkannya dan selalu memvisualisasikannya. Beberapa tahun kemudian, keinginan si A benar-benar terkabul.” – Nah, di sini penulis tidak akan menceritakan detail tentang “beberapa tahun” yang penuh kerja keras itu.

Mengapa?

Karena namanya juga buku motivasi, terbayang tidak kalau orang yang membacanya dikasih perincian tentang bagaimana si A berjuang untuk mewujudkan keinginannya itu?! Yaitu kerja keras selama 12-14 jam sehari, 7 hari seminggu, 3650 hari selama 10 tahun non stop?! --- Pasti yang baca sudah lemas dulu deh! Jadinya malah demotivasi, bukan termotivasi.

Setelah membacanya, saya tak pernah berpikir kalau apa yang saya inginkan akan datang begitu saja seperti sulap. Apalagi sampai berpikir kalau saya tak perlu melakukan lagi rukun agama yg saya anut untuk mendapatkan keinginan saya tersebut. Doa-doa yang saya panjatkan tetap diawali & diakhiri dengang menyebut nama-Nya, serta ditujukan hanya kepadanya-Nya.

Bagi saya benang merah yang saya petik dari buku tersebut adalah semangat untuk "positif thinking" atau yakin -- Keyakinan menurut saya ibarat motor penggerak untuk meraih keinginan kita. Yakin Tuhan akan mendengar doa yang kita panjatkan, yakin doa kita akan dikabulkan, yakin setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan, yakin setiap usaha pasti akan membuahkan hasil, dan sebagainya. Kalau konsep itu mengatakan kita bisa mendapatkan apapun hanya dengan meminta pada “universe”, bayangkan apa yg bisa kita dapatkan (sebagai orang beragama) dengan meminta langsung pada Sang Pencipta “universe” itu sendiri?!

Jadi walau ada beberapa bagian buku tersebu yang tidak  “click” dengan saya, dan beberapa sub bahasannya terasa “grey area” sehingga harus hati-hati mengartikannya, namun secara overall saya tetap bisa menerimanya sebagai sebuah hasil karya yang memperkaya wawasan saya.

Menurut saya konsep "pikiran positif menarik hal-hal positif" yang ada pada buku tersebut sangat masuk akal. Saya pribadi tidak akan memberikan label “motivator yang tidak mendidik" pada buku ini, karena bagaimana pun juga telah banyak orang di dunia ini yang tertolong dgn mendapatkan suntikan “semangat” setelah menonton/membaca DVD/buku ini dan berhasil merubah hidup mereka menjadi lebih baik. Tapi di lain pihak, saya juga bisa mengerti kalau ada orang2 yang khawatir buku ini bisa melunturkan keimanan seseorang. Dan saya juga setuju membaca buku ini harus kritis (dan juga buku2 sejenis lainnya).

Anyway, itu hanya pendapat pribadi saya, karena pada akhirnya setiap orang memang punya cara sendiri untuk menginterpretasikan dan memilah setiap eksposur informasi yang diterimanya. Jadi sgt wajar kalau ada jutaan penduduk dunia yang berhasil mendapat “pencerahan” dari buku tersebut, sementara yang lain justru menilai sebaliknya.

Toh, dunia kita ini memang sangat luas sehingga bisa mengakomodir aneka ragam pendapat dari para penghuninya.

be positive!!
Lala (karlanashar@yahoo.com) ///
www.karlamnashar.blogdrive.com

Message from Lala : Just to let you know that my new novel is available now
Title: From Batavia With Love - Seratus Tahun Cinta Menanti”
Author : Karla M. Nashar
Publisher : Gagas Media
Genre : Fiction

The Secret, Motivator yang Tidak Mendidik

The Secret, Selayang Pandang

Ada baiknya kita membahas isi buku The Secret secara garis besar, sebagai permulaan artikel ini.

The Secret berkata bahwa kekuatan yang paling kuat dan paling berpengaruh di dunia ini adalah daya gravitasi, alias gaya tarik menarik. Gaya ini bisa kita kendalikan dengan menggunakan pikiran kita, dengan selalu mengharap, dengan selalu memikirkan sesuatu hingga suatu hal yang kita pikirkan itu datang sendiri dan tertarik kepada kita. Singkat kata tetap aja berharap nanti juga datang sendiri! tak secara eksplisit dikatakan, namun jelas mengandung arti bahwa The Secret tidak mengkui kehadiran Yang Ilahi, yang kita kenal sebagai Tuhan, dalam setiap langkah hidup kita. Yang ada hanyalah “gaya tarik itu”. Juga secara implisit dikatakan bahwa tak dibutuhkan kerja keras untuk mendapatkan sesuatu, yang dibutuhkan hanyalah pengharapan.

Kedua, dari pengertian pribadi saya tentang The Secret itu, perkenankan saya untuk menyatakan argumen saya, yang akan memperkuat pernyataan saya pada judul di atas.

Dalam hidup ada tiga hal penting yang mesti kita perhatikan agar kehidupan kita seimbang antara kehidupan rohani dan kehidupan jasmani.

Yaitu Iman, Harapan, dan Kasih.

Iman, disinilah Tuhan nyata dan sangat berperan dalam hidup kita, disinilah kita mengajak Tuhan untuk hadir dalam segala peristiwa hidup kita, disinilah letak dialog kita dengan Tuhan pencipta kita. Tuhan menyatakan dirinya kepada manusia, dan manusia menanggapinya dalam rupa iman. Wujud iman bisa bermacam-macam dalam kegiatan rohani menurut ajaran agama yang dipercayai tiap pribadi.

Harapan, hampir mirip dengan yang ditawarkan oleh The Secret bahwa untuk mendapatkan sesuatu seseorang harus yakin dan terus berharap, namun bedanya keyakinan itu harus berdasarkan pada keimanan akan Tuhan. Maksudnya seseorang harus berharap pada Tuhan untuk mendapatkan sesuatu, jangan berharap pada hal lain, misalnya pada benda, atau pada semesta, seperti yang banyak disebut oleh The Secret.

Kasih, layaknya empat sehat lima sempurna, iman, dan harapan belum lengkap jika tidak dilengkapi dengan kasih yang tampak dalam perbuatan. Selain dengan beriman, dan berharap pada Tuhan, kita wajib untuk bertindak aktif untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Mungkin dengan kerja keras, mungkin dengan memperhatikan sesama yang menderita, atau
mungkin dengan hal lain.
Ingatlah Tuhan memberikan sesuatu dengan cuma-Cuma asal manusia mau berusaha. Kalau Allah seorang penderma yang melihat seorang pengangguran di pinggir pantai, ia tidak memberikan ikan untuk bertahan hidup, tapi ia memberikan pancing dan jaring. Ia memberikan modal pada kita bukan hasil.

Walaupun di halaman 42 The Secret membahas mengenai cinta, menurut saya cinta di sana terkesan adalah cinta yang pasif, cinta hanya sebagai kekuatan, cinta tidak dipergunakan sebagai perbuatan, cinta hanya dalam tataran pemikiran, bukan sebagai aksi nyata bahwa seseorang sungguh punya cinta pada sesuatu.

Walaupun di halaman 51 The Secret menyebut bahwa, “proses penciptaan yang digunakan dalam rahasia ini, yang diambil dari Perjanjian Baru di Alkitab…”, saya merasa tetap saja, ia tak menyinggung Tuhan dan pekerjaan Tuhan dalam hidup kita. Tidak sama sekali bernafaskan Kristiani, dan Alkitab hanya dijadikan sebagai buku bacaan biasa yang dijadikan sebagai acuan, bukan sebagai sebuah refleksi iman.

Kesimpulan

Dari sana dapat kita simpulkan bahwa, The Secret secara tersamar telah menghilangkan dua unsur penting dalam hidup manusia, yaitu iman, dan kasih. Ia melupakan sama sekali peran Tuhan sebagai Sang Pencipta dan sebagai pembimbing kita. Tak pernah sedikitpun The Secret menyinggung Tuhan, atau peran agama. Ia menggantikan posisi Tuhan dengan Semesta dengan huruf S besar. The Secret tampak sebagai pencampuran ajaran-ajaran filsafat tentang “monadologi” dari Leibniz, ajaran tentang “gravitasi” menurut Newton, ajaran
Plato tentang “ide”, ajaran Empedokles tentang “yang sama mengenal yang sama”, dan pemikiran filsafat lainnya. Ia juga mencampurkan ajaran-ajaran kebijaksanaan dari timur, dari guru-guru kebijaksanaan, dari dari guru-guru spiritual, yang katanya modern namun mengajarkan “rahasia-rahasia” klasik. The Secret adalah sebuah ajaran yang mencampuradukkan berbagai pemikiran filsafat dan berbagai ajaran kebijaksanaan, namun tidak sekalipun mengakui peran Tuhan dalam hidup.

Penutup

Yang terpenting yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa The Secret tidak mengajak kita untuk berkembang dan tidak mendidik kita, untuk maju dalam iman (karena memang bukan buku bacaan rohani), dan perbuatan (seperti layaknya buku motivator lain). Tetapi saya mengakui jika The Secret memang mengajak kita untuk maju dan berkembang dalam hal pikiran, dengan mengajak kita untuk selalu berfikir positif.

Saya lebih setuju dengan perkataan Stephen Covey dalam 7 Habit of Highly Effective People, bahwa tak ada jalan pintas menuju kesuksesan, tak ada jalan pintas menuju keberhasilan, tak ada jalan pintas menuju kebahagiaan, tak ada jalan pintas menuju kekayaan, tak ada jalan pintas menuju kesehatan. Semua kenikmatan dalam hidup harus dimulai dari hal yang sederhana, harus dengan proses, didukung dengan kerja keras, dan pengharapan pada Tuhan, dan tak lupa adalah kehidupan yang teratur dengan kasih terhadap sesama.

 

Oleh: Emanuel Triadmojo Suryokusumo (Mahasiswa STF Driyarkara-Jakarta)

Boleh disebarluaskan dengan tetap mencantumkan nama penulis sebagai pertanggungjawaban terhadap isi

Keutamaan Sedekah

Keutamaan Sedekah

Apa sebenarnya keutamaan sedekah? Menurut Rasulullah SAW, ada empat keutamaan.

Pertama, sedekah justru mengundang rezeki. Semakin banyak bersedekah, semakin banyak rezeki melimpah. “Tidak akan berkurang rezeki orang yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, dan bertambah”, sabda Rasulullah.
Kedua, sedekah bisa menyembuhkan penyakit. Karena sedekah dapat membersihkan hati dan pikiran, dampaknya secara psikologis dapat pula membantu penyembuhan, berkat ridha Allah SWT. Selain itu, Allah menjanjikan melipatgandakan ganjaran sedekah hingga 700 kali lipat. Dengan bersedekah Rp.100.000,- misalnya, bukan tak mungkin akan kembali Rp.70.000.000. Dan dengan uang itulah si sakit membiayi proses penyembuhannya.
Ketiga, sedekah dapat menolak bala, menahan musibah, menghilangkan kesulitan. Sabda Rasulullah, “Jika seseorang ingin dihilangkan kesulitannya, diringankan bebannya, ditolong atas semua permasalahannya, dia harus membantu mereka yang lebih susah, lebih menderita, lebih bermasalah. Dan bersedekah merupakan upaya terbaik untuk membantu orang lain.” Sabda Rasulullah SAW lagi, “Bersegeralah bersedekah. Sebab, musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah.”
Keempat, sedekah dapat memanjangkan umur. Dengan bersedekah, kehidupan kita akan dipenuhi kebajikan. Selalu tumbuh kepuasan batin dan merasa lebih berbahagia, karena dapat membantu orang lain, dan semakin dicintai para sahabat. Dengan kebajikan, hidup menjadi lebih berkualitas.

 

Alkisah, pada 2003, seorang pedagang bubur ayam di semarang, Jawa Tengah, ingin sekali memberangkatkan ibunya pergi menunaikan ibadah haji. Demi mewujudkan niat tersebut, ia membuka rekening khusus untuk tabungan haji. Tapi, setelah dua tahun menabung, uang yang terkumpul baru mencapai Rp.5 juta, padahal tarif ONH waktu itu sekitar Rp.25 juta.
Karena memang berniat baik, dan gemar membagikan bubur ayam kepada fakir miskin, Allah berkehendak menolongnya. Tak lama kemudian, tak disangka-sangka, ia memenangkan program undian berhadiah mobil mewah seharga hampir Rp.500 juta di Bank Mandiri tempat ia menabung. Karena tak sanggup membayar pajak, mobil itu ia jual kepada seorang hartawan.
Ajaib, mobil tersebut di beli dengan harga setengah miliar rupiah. Berarti Allah melipatgandakan tabungannya hingga 100 kali lipat. Walhasil, bukan hanya sang ibu tercinta yang pergi haji, si tukang bubur beserta istrinya pun berziarah ke Tanah Suci. Dan pulangnya menjadi tukang bubur yang kaya raya.

Kisah berikut mengenai seorang pedagang yang punya utang Rp.30 juta.
Suatu hari ia dianjurkan oleh seorang ustad untuk bersedekah, padahal ia tak punya apa-apa lagi. Sang ustadz malah menganjurkan menjual satu-satunya harta yang masih dimilikinya, sebuah motor vespa, dan uangnya disedekahkan. Si pedagang menuruti nasihat itu. Baru saja berniat hendak menjual vespa, abangnya di swiss mengirim SMS, mengabarkan baru saja mentransfer uang Rp.30 juta.
Seorang insinyur punya utang Rp.2 milliar. Ia bingung. Suatu hari ia menemui seorang ustadz, dan ia dianjurkan untuk bersedekah. Padahal, ia sudah tidak punya apa-apa lagi. Namun ustadz itu melihat, ia masih punya sebuah arloji yang bisa dijual dan uangnya disedekahkan. Insinyur itu pun menurut, menyedekahkan satu-satunya arloji yang ia beli di Singapura senilai $S 3.000 (27 juta) itu dengan ikhlas.
Tiga hari kemudian, ia mendapat proyek pembangunan senilai Rp. 5 miliar dan dibayar kontan di muka. Padahal, pembayaran lazimnya dilakukan setelah proyek selesai. Akhirnya, ia bisa melunasi utangnya yang Rp.2 milliar, dan menyedekahkan lagi uang sebanyak 1 miliar.
Kisah seorang sopir di bawah ini juga menarik. Ia tidak bisa membiayai hidup keluarganya hanya dengan gaji Rp.800.000. Maklum, ia harus menanggung satu istri dan lima anak. Suatu hari ia menceritakan kesulitan hidupnya kepada seorang ustadz.
Sang ustadz balik bertanya, “Bapak sudah bersyukur belum?”
Sopir itu menjawab sudah bersyukur, karena masih bisa bekerja. “Sebenarnya saya tidak ingin mengeluh, tapi kebutuhan saya tidak tercukupi, apalagi anak-anak bertambah besar”, katanya.
Menanggapi keluhan itu, sang ustadz menjelaskan, jika rasa syukur tidak diwujudkan dengan berbagi, bersedekah, belum menghasilkan perubahan. Karena itu ia menyarankan agar pak sopir bersedekah.

Mendengar penjelasan tersebut si sopir berkata, “Bagaimana mungkin bersedekah, uang yang ada saja masih kurang.”
Dengan tenang ustadz itu menjawab, “Lebih baik Bapak coba dulu, keluarkanlah sedekah. Inya Allah, Allah SWT akan mencukupi kebutuhan Bapak.”
Tak lama kemudian sopir itu menyedekahkan Rp.100 ribu. Seminggu kemudian, ia diajak majikannya ke luar kota untuk urusan bisnis.
Ternyata bisnis majikannya sukses, dan sopir itu mendapat bagian Rp.1 juta.
Masih ada kisah mengenai keberkahan sedekah yang dialami seseorang marbot masjid. Ketika ia sedang asyik membersihkan masjid, tiba-tiba datang seorang ibu minta uang Rp.10 ribu untuk ongkos pulang. Si marbot punya Rp.15 ribu, dan langsung menyerahkannya kepada ibu yang sangat membutuhkan itu.
Seminggu kemudian, ia mendapatkan sumbangan uang dari para jamaah, khusus untuk si marbot. Setelah dihitung, jumlahnya mencapai Rp.1.5 juta.
Sekitar tahun 1980, seorang pedagang gorengan di jakarta, selama tiga hari melihat seorang bocah laki-laki lusuh berlalu-lalang dengan wajah sedih di depan gerobak dagangannya. Dia tahu, anak itu menginginkan sepotong-dua potong gorengannya secara gratis. Karena tidak berani minta, ia hanya memandang gerobak gorengan itu dari kejauhan.
Pada hari keempat, pedagang gorengan itu menyisakan sepotong buntut singkong goreng yang biasanya tidak dijual. Dipanggilnya bocah itu sambil mengacung-acungkan sepotong singkong kecil itu. Tak menunggu lama, si bocah lansung berlari menyambar singkong itu seraya berucap, “Terima kasih, bang.” Matanya berbinar, tapi senyumnya terkembang.
Dua puluh empat tahun kemudian, tukang gorengan itu masih berjualan di tempat yang sama. Suatu hari sebuah mobil mewah berhenti di depan gerobaknya yang diparkir di tengah perkampungan kumuh. Penumpangnya, seorang pria muda berpenampilan wah, menghampiri pedagang gorengan itu. Ketika berhadapan, si pedagang gorengan seperti tak peduli. Tapi ia bingung ketika si pemuda perlente itu mendadak berucap, “Bang, ada buntut singkong?”
“Kagak ada, Mas!
Buntut singkong mah dibuang. Kenapa kagak beli yang lain aja? Noh, ada pisang sama singkong goreng”, ujar si pedagang gorengan itu.
“Saya kangen ama buntut singkongnya, Bang. Dulu, Abang kan pernah ngasih saya buntut singkong goreng,” jawab pemuda itu, tersenyum
“Dulu, ketika saya masih kecil, dan ayah saya baru saja wafat, tidak ada yang membiayai hidup saya.
Temen-temen mengejek karena saya tidak bisa jajan. Selama empat hari saya berlalu-lalang di depan gerobak Abang ini, sampai Abang memanggil saya memberi sepotong buntut singkong goreng yang langsung saya sambar,” tuturnya.
Si pedagang gorengan terperangah. Dia tidak mengira sepotong buntut singkong, yang biasanya dibuang, bisa membuat pemuda itu mendatanginya dengan keadaan yang benar-benar berbeda. Si pedagang akhirnya ingat pada wajah yang pernah dikenalnya 24 tahun silam. “Yang saya beri dulu kan cuma buntut singkong. Kenapa kamu masih ingat sama saya?” tanya pedagang itu penasaran.
“Abang tidak sekadar memberi saya buntut singkong, tapi juga kebahagiaan,” papar si pemuda itu, lalu bercerita bahwa sesaat setelah menyambar singkong itu dia langsung memamerkannya kepada teman-temannya, ingin membuktikan bahwa dia masih bisa jajan. Sesuatu yang dianggap remeh, tapi baginya itu membuatnya sangat bahagia sehingga ia berjanji suatu saat akan membalas budi baik pedagang gorengan itu.
“Saya mungkin tidak bisa membalas budi baik Abang.
Tapi, saya ingin memberangkatkan Abang berhaji. Semoga Abang bahagia”, ujar si pemuda. Pedagang gorengan itu hampir-hampir tidak percaya. Dua puluh empat tahun silam ia telah membahagiakan seorang anak yatim. Maka Allah pun membalas amal shalihnya itu, sebab ayahanda semua anak yatim adalah Rasulullah SAW.
Ada lagi kisah seorang pasien yang menurut dokter sudah tak punya harapan hidup lagi. Menyadari nasib buruknya itu, si pasien berusaha membuat sisa umurnya yang tinggal sedikit untuk beramal shalih.
Ia mengumpulkan delapan bayi yatim yang masih merah, merawatnya dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang. Ketika saat-saat terakhirnya (menurut perkiraan dokter) sudah tiba, anehnya ia justru lebih sehat.
Bahkan sampai kini ia masih hidup. Malah, antara lain, ia menjadi ketua grup senam beranggotakan 2.000 orang. Bayi-bayi yang dirawatnya pun sudah dewasa, bahkan sudah ada yang menikah. Allahu akbar!
Percaya atau tidak, sedekah ternyata juga dapat mempermudah seseorang mendapatkan jodoh. Ini kisah tentang seorang wanita berusia 30-an tahun yang sulit mendapat jodoh, tapi tiba-tiba dilamar empat pria. Sebagai muslimah yang baik, ia berserah diri kepada Allah SWT, dan satu-satunya tempat curhat adalah kakeknya. Sang kakek pun menyarankan agar ia rajin bersedekah.
Ia lalu datang ke sebuah masjid yang sedang dalam tahap pembangunan, minta perincian harga empat macam bahan material yang sedang dibutuhkan oleh panitia pembangunan.
Maka ia pun menyerahkan uang sejumlah harga untuk membeli bahan material yang dibutuhkan. Beberapa waktu setelah itu, datanglah seorang duda berniat mempersuntingnya, tapi ayahnya tidak setuju.
Di hari yang lain bertandanglah seorang pemasok berbagai jenis barang, juga berniat untuk melamarnya, tapi kali ini ibunya tidak setuju.
Tak lama kemudian, datanglah seorang pria ingin mempersuntingnya, tetapi keburu pria itu dijodohkan dengan sepupunya, hingga urunglah niatnya untuk melamar si wanita idaman.
Di lain waktu, ia diperkenalkan dengan seorang pemuda dalam sebuah acara di masjid. Hari demi hari berlalu, hubungan mereka semakin dekat, dan si pemuda pun bermaksud melamarnya. Agar hati lebih mantap, wanita itu menunaikan shalat Istikharah, mohon petunjuk kepada Allah SWT.
Kemudian ia bermimpi melihat matahari terbit, dan ternyata pemuda itulah jodohnya.
Lihatlah isyarat yang semula tak tampak tapi belakangan kelihatan jelas, empat macam sumbangan untuk pembangunan masjid agaknya isyarat empat pria yang datang melamar. Namun, sang wanita tetap menyerahkan pilihannya kepada Allah, Sang Pemberi Jodoh. Dan mimpi tentang matahari terbit itu ternyata jadi kenyataan: calon suami wanita itu bernama Syamsul Falah, si matahari kemenangan.
Jangan heran jika sedekah juga mampu mengembalikan suami yang hilang. Suatu hari, seorang ibu menerima kabar bahwa suaminya mengalami kecelakaan, dan ia harus membayar biaya perawatan sampai puluhan juta rupiah. Padahal ia tak punya harta yang nilainya sebanyak itu.Tapi, ketika ia menjenguk ke rumah sakit, ternyata suaminya raib. Setahun sudah suaminya hilang.
Suatu hari ibu tersebut mengadukan halnya kepada seorang ustadz, yang menyarankannya untuk bersedekah. Tapi, si ibu bilang tak punya harta apa-apa, dan untuk makan saja sulit.Tiba-tiba, ustadz itu melihat sebentuk cincin yang melingkar di jari manisnya. “Cincin itu juga bisa disedekahkan” , ujar ustadz itu.
“Tidak mungkin. Ini satu-satunya benda peninggalan suami saya,” katanya.
“Lho, justru itu. Nilai sedekah akan sangat tinggi bila yang disedekahkan adalah benda yang sangat dicintai,” kata ustadz itu lagi. Akhirnya, ia menjual cincin tersebut dan menyedekahkannya ke sebuah yayasan yatim piatu. Setelah itu, dengan langkah ringan ia pun pulang. Dari kejauhan rumahnya tampak sepi. Biasanya setiap sore anak-anaknya bermain di halaman.
Ketika ia mengetuk pintu dan mengucapkan salam seperti kebiasaannya, mendadak ia terperanjat. Begitu pintu terbuka, yang tampak adalah wajah suaminya. Orang yang selama setahun hilang, tiba-tiba kembali pulang, entah dari mana, Sub-hanallah!
Bahwa sedekah bisa menolak mara bahaya, ikuti kisah-kisah ini. Suatu pagi, seorang ustads di Tangerang bersedekah kepada rekannya sesama ustadz. Menjelang sore, ustadz itu pergi ke Gunung Putri, Bogor, hendak mengajar.
Di jalan tol, tiba-tiba mobilnya bertabrakan dengan mobil lain, tapi alhamdulillah ia selamat. Sang ustadz tidak heran, karena itu pasti kehendak Allah. Ia berkata dalam hati, “Mungkin karena tadi pagi saya sudah bersedekah.”
Seorang ibu selamat dari bencana tsunami di Aceh beberapa waktu lalu. Sebelum bencana, dia dan seluruh warga bergotong royong membangun masjid yang belum beratap, berpintu, dan berjendela. Ketika bencana tiba, seluruh warga selamat karena berlindung di dalam masjid yang mereka bangun.
Banyak hikmah berharga yang bisa dipetik dari kisah-kisah di muka. Kata Ustadz Yusuf Mansur, “Kalau mau rezeki dicukupkan oleh Allah, kita harus mau berbagi. Dengan jalan bersedekah. Siapa yang membutuhkan pertolongan dan kemudahan dari Allah, berbagi menjadi sebuah keharusan. Sebab, Allah akan membantu hamba-Nya jika ia mau membantu orang lain.”
Apalagi Allah juga berjanji akan mengabulkan permintaan yang keluar dari mulut orang yang tangannya rajin memberi. Sang Maha Pemurah selalu punya cara untuk melimpahkan rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki- Nya. Berkah sedekah hanya bisa dirasakan oleh orang yang bersedekah. Tapi, ia juga harus ikhlas. Akibat yang baik selalu berawal dari perbuatan baik.
Jika kita mengabaikannya, boleh jadi harta karunia Allah itu akan ditarik kembali. Kalau tidak ditarik kembali, bisa jadi pemiliknya akan kehilangan rasa menikmati. Memiliki harta berlimpah, tapi tergolek tak berdaya di tempat tidur, terkena stroke, hingga kaki dan tangan lumpuh, apa gunanya. Atau terkena penyakit gula, asam urat, kolesterol.
“Karena itu, janganlah kikir dalam bersedekah.
Kekayaan yang ditimbun hanya akan menjadi beban di hari kiamat. Allah sudah memperingatkan, kekayaan yang ditimbun dengan sikap kikir akan dikalungkan di leher pemiliknya”, “Barang siapa berniat sedekah, kecepatan Allah membalasnya lebih dari gerakan sedekahnya.” (Hadist Qudsi)

Sumber : Anonim

 

 

POTENSI KESESATAN "THE SECRET"

POTENSI KESESATAN "THE SECRET"

Demam The Secrets sungguh fenomenal. Setelah mengguncang Amerika dan si pengarang buku diundang ulang ke acara Oprah Winfrey Show dalam minggu yang berurutan beberapa waktu lalu, hari-hari ini demam itu melanda Indonesia. Tak ada yang aneh karena janji untuk sukses di bidang apa pun dengan cara gampang pasti diminati banyak orang.
Bahkan bila orang yang berminat menerapkan cara itu terpaksa merogoh kantung, tak sekadar membeli buku dan melihat filmnya. Tapi merasa mesti ikut kursus pendalaman dengan menghadiri seminar-seminar yang diadakan oleh mereka yang mengklaim diri sebagai para ”pakar” The Secrets agar bisa menerapkan jurusnya dengan benar.
Yang jelas akan terjadi adalah bahwa kiat The Secrets berlaku bagi para pakar tersebut karena pasti mereka mendapat pemasukan dari seminar untuk mewujudkan impiannya. Sementara bagi orang yang berharap akan memahami dan bisa menerapkan kiat The Secrets dengan benar bisa jadi akan tambah bingung dan prosesnya lebih berbelit untuk mendapatkan manfaat.
Dari yang saya baca, yang jelas buku itu banyak berisi catatan post factum atau analisis setelah kejadian bahwa orang pernah mengalami begini-begitu sesuai yang dikatakan The Secrets. Bahwa cara otak-atik gathuk (dihubung-hubungkan ) menurut istilah orang Jawa itu akan berulang dan memberi hasil seperti diharapkan kalau dilakukan lagi secara konsisten.
Bagi saya buku ini terkesan mengingkari hukum alam. Bukankah ketidakpastian dan perubahan itu sendiri yang menjadi keniscayaan dan bahwa setiap hal biasanya ada asal muasalnya. Tegasnya sesuatu tidak begitu saja mewujud seperti jatuh dari langit, meskipun konon Semesta (banyak orang menyebutnya sebagai Tuhan) begitu kaya dan memberi apa pun yang diminta manusia.
Dan di dalam buku itu berkali-kali ditekankan perlunya meyakini sepenuhnya anggapan bahwa apa yang dipikirkan akan dapat mewujud. Dari sesuatu yang sekadar gagasan atau bahkan khayalan benar-benar akan menjadi sebentuk materi seperti mobil, rumah atau benda apa pun yang bisa dibayangkan.
Semua soal di dunia ini konon tak ada yang baru. Eforia dalam menyambut The Secrets ini selalu muncul dalam era ketidakpastian karena tekanan hidup membuat banyak orang cenderung mencari jalan pintas. Jalan yang seakan menjadi obat ampuh untuk segala macam penyakit meskipun penjelasannya cenderung tak bisa diperinci secara objektif.

Moral yang selalu diangkat dalam buku The Secrets untuk tetap punya harapan, bersemangat dan bersikap positif sangat bagus. Tapi penyederhanaan yang mengabaikan aspek bagaimana mencapai tujuan, karena justru sangat disarankan, menurut saya bisa sangat menyesatkan.
Betapa anjuran untuk mengetahui apa yang dimau, meyakini bahwa apa yang dimau sudah diterima, dan kemudian berpasrah diri karena semua akan mewujud dengan sendirinya karena semua mekanismenya tak lepas dari berjalannya ”hukum tarik-menarik” (law of attractions) sangat bisa disalahmengerti oleh banyak orang.
Untuk mereka yang punya kemampuan tertentu, dalam arti punya tim, strategi, dan networking yang luas, bisa jadi itu semua benar. Tapi bagi individu dengan sumber daya lebih terbatas, langkah untuk tahu apa yang benar-benar diinginkan, yakin, dan pasrah itu cenderung seperti anjuran untuk sepenuhnya menggantungkan diri pada tuah keajaiban lampu Aladin.
Mengutip ungkapan satu teman, coba berikan buku The Secrets pada pengemis atau pemulung. Kemungkinan besar dia akan membuang buku itu ke tempat sampah. Alasan utamanya bisa dibayangkan apa yang bisa dilakukan oleh mereka yang sekadar menggantungkan pada belas kasihan orang dan tak punya networking dengan orang lain di luar kelompoknya setelah membacanya.

Terus terang saya skeptis dengan berbagai eforia yang terjadi. Meskipun banyak orang yang mengklaim telah mengalami apa yang terpapar dalam The Secrets, bagi saya kebanyakan hanya pernyataan yang sangat sumir. Tak ada patokan baku mana yang disebut sukses dan apakah itu benar hasil dari langkah The Secrets yang dia lakukan.
Yang terutama adalah betapa sulitnya untuk membakukan cara ”Rahasia” untuk mewujudkan apa yang dimau. Soalnya pengalaman setiap orang tak ada yang sama. Setiap orang adalah unik dan seharusnya mengembangkan keunikannya itu untuk bisa mendapatkan manfaat, khususnya secara ekonomis.
Apalagi pendekatan The Secrets lebih menekankan pada faktor emosional yang katanya lebih menentukan sukses seseorang. Memang benar emosi ini penting. Tapi benarkah bila sudah emosional dan sepenuh hati dalam diri akan mendapatkan hasil sesuai keinginan karena yang akan didapat juga banyak tergantung pada faktor eksternal.
Faktor eksternal ini bisa berupa apa saja, khususnya yang berupa hambatan. Tapi yang jelas ini faktor yang sungguh nyata harus diatasi untuk bisa memperlancar pencapaian tujuan. Dan sayangnya seperti dianjurkan buku The Secrets, detil rencana dan rincian sama sekali tak penting karena bila sudah tahu keinginan, yakin itu akan dicapai, dan pasrah, sukses akan dicapai.
Sungguh saya tak bermaksud meremehkan makna The Secrets bagi mereka yang benar-benar meyakini tuahnya. Yang saya ingin tegaskan adalah bahwa orang harus tetap mengutamakan penggunaan nalarnya untuk menjalani apa yang diyakininya. Bahwa bisa jadi cara itu memang tidak cocok untuk setiap orang.
Yang juga ingin saya tegaskan adalah apakah tidak sebaiknya kita tetap siap bekerja cerdas—dan keras--setiap saat sambil sesekali berharap hukum itu hanya sewaktu-waktu saja secara acak menunjukkan keampuhannya. Dan bukankan lebih bijak untuk tak lelah menata infrastruktur hukum, sosial, dan ekonomi agar pemerataan kesejahteraan bagi setiap orang lebih terjamin. Bagaimana menurut Anda?

 

by Rab A Broto

 

Menyingkap Rahasia Alam

Menyingkap Rahasia Alam

Sebuah buku tipis kecil yang ditulis secara bersahaja, namun penuh dengan keyakinan, telah menempatkan Rhonda Byrne (50), penulisnya, sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh versi majalah "Time" (14 Mei 2007). Setidaknya untuk daftar tahunan sekarang ini.

Sementara bukunya sendiri, The Secret (Atria Books, Beyond Words Publishing, November 2006, dan dialihbahasakan oleh Gramedia Pustaka Utama, 2007) masuk dalam daftar buku laris New York Times, US Today, dan Publisher’s Weekly. Konon, buku itu sudah terjual 5 juta eksemplar dalam tempo kurang dari satu tahun, sementara DVD-nya sebanyak 2 juta keping. Sungguh sebuah sukses yang fenomenal. Apa sebenarnya makna yang ingin ditawarkan buku ini?

Tampaknya Rhonda Byrne ingin mengungkapkan penemuan Rahasia Besar yang membuat dirinya yang semula depresif, terpuruk, dapat bangkit kembali untuk percaya diri dan berhasil! Ia adalah wanita produser film TV Australia yang mengalami keambrukan jiwa pada tahun 2004. Mula-mula ayahnya meninggal dunia dan ibunya sendiri sudah bosan melanjutkan hidup. Sementara itu, terjadi pula perpecahan dengan kerabat kerjanya, mengarah pada kebangkrutan perusahaan di depan mata.

Dalam keadaan amat tertekan ini tiba-tiba muncul Hailey (24), putrinya, yang memberikan fotokopi buku The Science of Getting Rich karangan Wallace Wattles (1910). Rhonda Byrne terpukau oleh isi buku tersebut yang kemudian berhasil "membalik" arah kehidupan. Dan ia mulai melakukan pendalaman dan pencarian ke sumber-sumber referensi lainnya, di antaranya dari Robert Collier (penulis The Secret of the Ages), Hale Dwoskin yang terkenal dengan "Metode Sedona", Jack Canfield dengan serial Chicken Soup for The Soul-nya, Joe Vitale yang seorang ahli metafisika plus pemasaran, Bob Proctor, Bob Doyle, dan banyak lagi.

Semuanya adalah motivator yang suka bicara dan menulis. Dan lahirlah buku The Secret yang sebenarnya adalah kompendium sekaligus ramuan dari sejumlah ajaran di bidang "peningkatan diri" (self improvement). Hanya buku ini, suka atau tidak suka, karena mampu melampaui penjualan sejumlah buku lain yang lebih "bermutu", pasti ada sesuatu yang unik dengannya.

Menakjubkan

Menurut penuturan Rhonda Byrne, ia dan sejumlah orang telah terselamatkan berkat amalan The Secret. Apa sesungguhnya yang disebut The Secret atau Sang Rahasia itu? Ternyata dia adalah Hukum Tarik-menarik (The Law of Attraction/LOA). Orang-orang besar dalam sejarah, seperti Socrates, Plato, Pythagoras, Leonardo da Vinci, Goethe, Beethoven, Lincoln, Edison, dan Einstein secara sadar atau tidak, menurut dia, telah mengenal dan mengamalkan Sang Rahasia. "Hukum Tarik-Menarik ini baginya adalah hukum yang paling kuat di jagat raya. Atau dalam kata-kata Charles Haanel, Hukum Tarik-Menarik adalah "hukum terbesar dan terpasti tempat seluruh sistem penciptaan bergantung".

Secara mudahnya, penulis menguraikan bahwa Anda adalah magnet yang paling kuat di alam semesta. Dan daya magnetis yang tak terbayangkan itu dipancarkan melalui pikiran-pikiran. Pikiran itu adalah barang hidup yang memiliki frekuensi, yang bergetar. Seperti magnet, pikiran itu menarik semua hal yang berfrekuensi sama. Jika yang dipancarkan oleh menara suar dalam diri kita terus-menerus pikiran buruk, maka yang tertarik adalah pikiran dan kejadian buruk.

Dan demikian pula sebaliknya dengan pikiran baik. "Like Attracts Like" , yang serupa saling tarik-menarik. Diyakini, pikiran itu dapat mewujud menjadi materi, kenyataan. Sebab, pikiran adalah sejenis energi seperti halnya benda-benda lainnya. Sementara energi sendiri dapat berubah bentuk menjadi benda padat atau materi halus.

Dengan demikian, realitas diri kita akan diciptakan oleh pikiran-pikiran. Dalam sehari ada sekitar 60.000 pikiran di benak kita yang dapat saling mendorong, saling membantu, tetapi juga saling bertentangan atau membatalkan. Hukum Tarik-Menarik bersikap netral, sebab itu menurut penulisnya, untuk kesuksesan hidup yang harus pegang kendali adalah pikiran-pikiran yang bagus, yang positif, yang luhur.

Sebenarnya apa yang diutarakan oleh Rhonda Byrne bukan hal yang baru. Ia berbicara mengenai power of the mind (kekuatan mental) dan mind over matter (pikiran mengatasi materi) seperti yang tertuang dalam isi ribuan buku sebelumnya. Mungkin kelebihan The Secret adalah dalam hal menyederhanakan soal-soal yang rumit menjadi bersahaja hingga mudah dicerna dan dipahami kaum awam.

Rhonda sendiri mengakui bahwa ajaran Hukum Tarik-Menarik itu sudah ada sejak 3.000 SM, namun yang menguasai dan mengamalkannya hanya segelintir orang. Ia ingin membuat banyak orang bahagia, dan karena itu menyebarkannya secara luas kepada massa lewat buku dan DVD tanpa berpretensi "ilmiah".

Cara menggunakan rahasia

Ada tiga langkah yang perlu ditempuh dalam proses penciptaan mengikuti Hukum Tarik-Menarik.

Langkah pertama adalah meminta. Berikanlah tugas kepada alam semesta. Alam semesta akan merespons keinginan-keinginan itu. (Mestakung = Alam Semesta Mendukung). Syaratnya, Anda hanya perlu mengetahui dengan jelas apa yang diinginkan. Jika syarat itu tidak jelas, tidak fokus, dan penuh pertentangan, maka frekuensi yang dikirim menjadi campur aduk dan Hukum Tarik-Menarik menjadi kebingungan dan tidak dapat membantu.

Langkah kedua adalah percaya. Pada saat meminta, kita harus percaya dan tahu bahwa keinginan itu sudah menjadi realitas di alam tak kasatmata. Sebenarnya saat itu seluruh semesta sedang bergerak untuk merealisasikannya dalam realitas kasatmata. Sebab itu kita harus bertindak, bicara, dan berpikir, seakan-akan kita telah menerimanya sekarang juga. Keragu-raguan dapat membatalkan seluruh proses yang tengah berlangsung.

Langkah terakhir adalah menerima. Setelah meminta dan kemudian percaya sudah memperolehnya, maka yang harus dilakukan adalah menerimanya dengan perasaan baik (feeling good). Perasaan dan pikiran harus saling menggenapi dan bergerak sejalan. Perasaan cinta adalah frekuensi tertinggi dan terkuat, karena itu pikiran yang dirasuki cinta kasih akan membentuk kekuatan tak terkalahkan. Hukum Tarik-Menarik kerap pula disebut sebagai Hukum Cinta.

Dengan tiga langkahnya itu sebenarnya Rhonda Byrne telah bergerak lebih jauh dari sekadar memberi motivasi, membangun kekuatan pikiran, dan beranjak masuk ke dunia spiritualitas. Alam semesta baginya adalah sesuatu yang responsif, berperasaan, ramah, dan berkelimpahan.

Pertanyaan: Apa saja yang dapat diperbuat dengan Hukum Tarik-Menarik? Lewat tiga langkah penciptaan dan proses penuh daya dari rasa bersyukur, kekuatan visualisasi, dan daya tindakan, hukum ini dapat diterapkan dan merambah ke berbagai wilayah kehidupan.

Menyederhanakan persoalan

Begitu The Secret terbit di Amerika, buku ini langsung "meledak" menjadi buku terlaris. Muncul pembicaraan yang ramai, reaksi pro-kontra, dan polemik berkepanjangan. Salah satunya muncul dari Jerry Adler, editor Newsweek, yang menyindir proses penciptaan tiga langkah: meminta-percaya-menerima sebagai sesuatu yang gelo, tidak masuk akal. Bayangkan saya duduk khusyuk hening minta dengan penuh kepercayaan dan dengan penuh perasaan baik (feeling good) sebuah mobil BMW. Akankah alam semesta segera mengirim BMW itu ke garasi saya?

Sebagai kebalikannya, Oprah Winfrey membela dengan mengatakan bahwa seumur hidupnya ia telah mengamalkan ajaran The Secret tersebut tanpa ia menyadarinya. Dan kini ia menjadi presenter yang sukses, kaya, serta digemari.

Hemat saya, kubu-kubu yang berseteru masing-masing telah melakukan over simplifikasi, terlalu menyederhanakan persoalan. Sebetulnya dalam The Secret, selain proses tiga langkah sederhana itu juga disebut perlunya memberdayakan tindakan (action). Hanya tindakan di sini diutarakan secara sumir, sepintas lalu, memberi kesan seakan-akan do (berbuat) itu bukan bagian sentral untuk pencapaian tujuan.

Sebaliknya, ada pihak-pihak yang terlalu menekankan labora (bekerja). Sukses harus direbut dengan kerja penuh jungkir balik, keringat asin bercucuran, dan bunyi perut keroncongan. Sisi ora (doa) yang meminta, yang percaya, dan yang menerima menjadi terabaikan. Orang hanya berorientasi pada ikhtiar, bertumpu pada kemampuan diri sendiri, sementara kekuatan Yang Maha Tinggi tidak diseru. Sementara The Secret sendiri mungkin terlalu menekankan pada segi "berseru dan percaya".

Dalam keadaan begini saya jadi ingat akan ajaran yang menganjurkan kebersatuan antara laku "meditasi" dan aksi "bekerja", antara "berseru" dan "berbuat". Tak perlu ada pemilahan dan pemisahan antara keduanya. Mungkin inilah Rahasia Alam dari Ora et Labora yang dilakukan tidak secara sendiri-sendiri, melainkan secara serentak.

 

Indra Gunawan, Praktisi Manajemen Holistik

http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0709/09/Buku/3828920.htm

 

 

 

 

 

Menjadikan Anak Sebagai Sahabat

Menjadikan Anak Sebagai Sahabat

Ketika saya menulis "The Confession of a Gaptek Man" banyak orang yang merasa risih membaca gaya anak-anak saya berkomunikasi dengan saya di rumah. Bahkan ada ada yang bertanya, apakah memang begitu?
Kalau dalam suasana rileks dan tak ada orang lain di rumah kami memang begitu. Banyak bercanda, memakai bahasa gaul dan seperti sahabat saja. Tapi cilakanya kebiasaan itu kadang-kadang terbawa-bawa juga di depan orang lain. Dan hal ini tentu saja akan menimbulkan keheranan. Ibu saya, misalnya, sering bertanya, "Bagaimana sih caramu mendidik anak?"
Dulu ketika belum kawin saya sering berkata dalam hati, "Kalau nanti saya punya anak, saya tidak mau mendidiknya seperti bapak saya mendidik saya...."
Sepanjang yang saya ingat hubungan saya dengan bapak saya terlalu kaku dan acapkali penuh ketegangan.
Saya tak pernah merasa bapak sebagai sahabat. Nah, ketika saya punya anak, saya ingin membuat anak-anak saya sebagai sahabat.
Membuat anak-anak menjadi sahabat memang mempunyai konsekwensi. Urusan menjadi bertele-tele. Semua harus dirembukkan. Dan bisa dibayangkan betapa susahnya diskusi yang terjadi antara dua fihak yang berbeda usia, pengalaman hidup, cita-cita, latar belakang pergaulan dsb. Ketika melihat saya dan anak-anak sedang berdebat panjang lebar tentang sesuatu yang sepele (misalnya baju apa yang harus dipakai ke pesta ulang tahun teman), maka salah seorang adik saya yang kebetulan datang bertamu tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Sekarang saya baru mengerti mengapa Suharto tidak suka dengan gagasan demokrasi dan kebebasan...."
Membuat anak-anak menjadi sahabat juga acapkali menguras pikiran dan perasaan. Kadang-kadang saya terpancing dan nyaris mengatakan, "Yang berkuasa di rumah ini kalian atau saya?" Tapi dalam persahabatan isyu kuasa dan otoritas tentu sudah tidak terlalu relevan lagi.
Tapi ketika anak-anak bertumbuh semakin besar maka saya sadar bahwa keputusan membuat mereka menjadi sahabat adalah sesuatu yang benar. Terlalu banyak hal di luar sana yang dilihat dan dipelajari oleh anak-anak, dan yang tak mungkin saya deteksi, kalau saya tidak membuat suasana hubungan yang setara dan rileks.
Hanya dengan bercanda di tempat tidurlah saya baru tahu apakah mulutnya bau alkohol atau tidak, dan apakah di tangannya ada bekas suntikan atau tidak.
Hanya dengan ngomong ngalor-ngidullah maka anak-anak akan keceplosan dan saya bisa tahu "dosa" apa yang dibuatnya di sekolah tadi. Hanya dengan berbicara yang "bego-bego"-lah saya baru bisa mengukur sudah sedalam apa "ilmu" yang dikuasainya dan yang dipungutnya dari pinggir jalan sana.
Dengan membuat anak-anak sebagai sahabat maka di dalam dirinya akan tumbuh kesadaran: Bahwa apa pun persoalan yang menimpanya, maka janganlah lebih dulu menyelesaikannya sendiri dengan orang "pinggir jalan". Ada ayah dan ibu di rumah yang secara rileks tapi sungguh-sungguh bersedia membantu memecahkan seberat dan sepelik apa pun persoalan.

 

Oleh : Mula Harahap di posting tanggal 1 Oktober 2007 di Milis Iluni Immanuel.

 

Law of Attraction - Hukum Daya Tarik - Hari Kedua

CARA MENGENDALIKAN PIKIRAN

Mengapa kita harus mengendalikan pikiran kita?

Coba Anda bayangkan jika kita punya pikiran negatif, kira-kira mood /perasaan kita baik atau buruk? YES, BURUK!

Jika mood kita lagi buruk, kira-kira keputusan yang kita ambil itu baik atau buruk? YES, BURUK!
Jika keputusan yang kita ambil buruk, kira-kira tindakan yang dilakukan baik atau buruk? YES, BURUK!

Jika tindakan buruk, hasilnya kira-kira baik atau buruk? YES, sekali lagi BURUK!

Jika hasilnya buruk maka kita bisa membayangkan nasib kita kira-kira baik atau buruk!

Contoh : Seorang Supervisor Marketing datang telat ke kantor karena paginya habis bertengkar dengan istrinya. Setiba di kantor, dia dimarahi oleh atasannya karena datang terlambat padahal ada briefing penting. Tentu saja supervisor ini moodnya menjadi jelek. Pikirannya tentu saja negatif (dimarahin atasan di depan rekan kerja). Jika dia mempertahankan pikiran dan mood jelek ini sepanjang hari, tentu saja ini akan menular seperti virus ke rekan-rekan lainnya, dia akan uring-uringan dalam mengambil keputusan, bisa saja di membentak bawahannya karena kesalahan sepele, berbicara kasar kepada relasi / mitra bisnis, dstnya sehingga hasil kerja dalam sehari itu menjadi jelek.

Ini karena dia tidak bisa mengendalikan pikirannya yang negatif.

Cara mengendalikan pikiran :

1. Meditasi

Artinya mengambil `saat teduh' untuk merenungkan kembali berkat / hikmat yang dialami / dirasakan sepanjang hari dari saat bangun tidur pagi hingga menjelang tidur malam dan dari saat tidur malam hingga bangun kembali di pagi hari. Dalam tidurpun pikiran kita bekerja. Karenanya, kita perlu untuk menarik hal-hal positif sebelum kita tidur. Salah satunya dengan cara
berdoa dan bersyukur.

Orang bersyukur berarti dia orang yang berkelimpahan (tidak selalu harus materi, bisa kesehatan, keluarga, teman-teman, dll). Sehingga karena kita memikirkan hal-hal yang baik sebelum tidur, tidur kita akan lelap, dan bangun pagi hari dengan energi positif. Jika kita memikirkan hal-hal buruk, kita akan tidur dengan gelisah, akibatnya bisa telat bangun keesokan paginya dan pikiran dipenuhi dengan hal-hal jelek.

`Saat teduh' di pagi hari diperlukan untuk menjaga energi positif kita. Cara yang paling mudah adalah dengan tersenyum (SMILE). Coba Anda bayangkan, ketika bangun pagi : wajah pasangan / anak / orang tua Anda tersenyum kepada Anda. Kira-kira perasaan Anda? Bandingkan - harap benar-benar Anda bayangkan untuk merasakan bedanya – jika muka mereka cemberut / kesal. Anda lebih memilih yang mana? Pilihan Anda menentukan energi Anda pada hari itu. Positif atau Negatif! Setelah tersenyum, mulailah dengan saat teduh 3-5 menit. Bersyukur karena masih bisa bangun dan menghirup udara pagi dalam keadaan positif, bersyukur atas hikmat yang telah diberikan, sedang diberikan, dan yang akan diberikan!
Cobalah cara ini secara konsisten dan kontinyu selama minimal 2 minggu. Lebih lama lebih baik untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Rasakan perbedaannya bagai langit dan bumi. Saya sudah mempraktekkannya, Saya harap Anda juga mempraktekkannya!

2. Afirmasi / penegasan positif

Kita yang menentukan pikiran kita. Apakah kita memilih untuk berpikir yang positif atau yang negatif. Karena pikiran kita selalu dan akan selalu menentukan hidup kita.

Jika kita berpikiran negatif, cari kerja di Indonesia susah, cari uang di Indonesia susah, cari pasangan hidup di Indonesia susah, dstnya maka terjadilah seperti apa yang kita pikirkan. Seperti lampu aladin berkata : "YOUR WISH IS MY COMMAND!"

Jika kita berpikir bahwa kita susah maka kita menarik hal-hal tersebut mendekat ke dalam diri kita, dengan demikian kita akan lembek terhadap diri sendiri, merasa tidak mampu, merasa lemah, merasa putus asa, dsbnya. Sebaliknya jika kita berpikir yang baik-baik maka kita akan kuat, semangat, merasa mampu, optimis dalam hidup ini. Kita bisa atau kita tidak bisa, keduanya adalah BENAR! Anda yang memutuskan.

Jika kita susah untuk melakukan afirmasi positif ini, bisa dibantu dengan alat bantu seperti musik. Satu yang saya sarankan adalah : Whole Brain Inner Talk yang diciptakan oleh Dr. Eldon Taylor. Musik Inner Talk bekerja pada kedua belah otak sekaligus sesuai dengan fungsi dan sifat masing-masing otak. Untuk otak kiri digunakan pesan affirmasi directive (It's OK to succeed, It's OK to do well) untuk mencegah penolakan. Sedangkan untuk otak kanan digunakan pesan affirmasi directive (I'm good, I'm succeed). Untuk mengetahui lebih
lanjut tentang Inner Talk ini dapat menghubungi saya untuk melakukan presentasi gratis kepada Anda dan tim Anda. Saya juga akan menuliskan lebih lanjut mengenai Inner Talk ini dalam suatu bahasan tersendiri.

 

Sampai saat itu, tetap bersemangat dan sukses selalu untuk Anda!

 

Putera Lengkong
Direktur, Motivator, Trainer
http://puteralengkong.blogspot.com

 

 

Law of Attraction - Hukum Daya Tarik - Hari Pertama

Law of Attraction – Hukum Daya Tarik - Hari Pertama

Marshall Silver dalam bukunya Passion, Profit, & Power mengatakan bahwa 1% orang menguasai 50% uang yang beredar di dunia dan 5% orang menguasai 90% uang yang beredar.

Jika uang yang ada di seluruh dunia ini dibagi rata. Ternyata sebagaimana diramalkan oleh Marshall Silver, dalam 5 tahun sejak semua orang mendapat porsi yang sama dari uang yang dibagi, komposisi tersebut akan kembali ke angka semula yaitu : 1% orang menguasai 50% uang yang beredar dan 5% orang menguasai 90% uang yang beredar di dunia.

Mengapa demikian? Apakah karena Tuhan yang menentukan hal tersebut alias `nasib dari sono-nya' ataukah ada faktor lainnya?

Ternyata menurut Jack Canfield - pengarang, guru, pembimbing hidup, pembicara motivasi - orang-orang tersebut bisa mencapai komposisi demikian karena mereka tahu suatu RAHASIA dan mereka tahu cara untuk mengaplikasikannya.
Bob Proctor - filsuf, pengarang, pembimbing pribadi - mengemukakan bahwa kita semua bekerja dengan satu daya yang tak terhingga. Hukum alam semesta ini begitu tepat dan universal, contoh : apel di Indonesia, di Amerika, di Inggris, di China, ketika jatuh dari pohonnya maka dia akan menuju ke pusat gravitasi bumi (bukan misalkan ketika di Indonesia, apel tersebut mengambang dan ketika di China, apel tersebut jatuh ke atas, dsb nya).

Rahasia tersebut adalah DAYA TARIK. Apapun yang terjadi dalam hidup kita ditarik oleh pikiran kita ke dalam hidup kita.

John Assaraf - wiraswastawan, ahli pengolah keuangan - menggambarkan hukum daya tarik tersebut sebagai sebuah magnet dan magnet akan menarik sesuatu ke arahnya.
Bob Doyle - pengarang, spesialis hukum tarik menarik - mengatakan bahwa kemiripan akan menarik kemiripan. Jadi ketika kita memikirkan sesuatu, kita akan menarik pikiran-pikiran serupa ke diri kita.

Contoh : seorang salesman mengeluh akan susahnya mencari order, susahnya mendapatkan bonus, susahnya naik jabatan, dll kepada rekan salesman lainnya. Berarti dia menarik pikiran `susah' tersebut ke dirinya. Pernah Anda amati, biasanya yang terjadi adalah salesman-salesman lainnya turut menimpali atau menambahkan atau mengompori hal-hal `susah' tersebut sehingga energi `susah' menyebar dari satu orang ke orang lainnya dan memperkuat pikiran `susah' dalam diri salesman pertama tersebut karena dia menarik pikiran `susah' ke dalam dirinya.

Intinya apa yang berlangsung dalam pikiran Anda, Anda menariknya ke dalam diri Anda – Bob Proctor
Contoh : Kita berpikir kita bisa atau kita tidak bisa, kedua-duanya adalah benar. Jika kita berpikir kita bisa maka kita pasti bisa. Tetapi jika kita berpikir kita tidak bisa maka memang betul kita tidak bisa.
"Mengapa tidak semua orang hidup dalam impiannya?" Jawabannya adalah karena : kita seringkali memikirkan apa yang tidak kita mau lebih sering dan lebih kuat daripada apa yang kita mau.
Contoh : seorang salesman mau membeli mobil 1000 cc karena sehari-hari dia menggunakan motor 110 cc. Dia berpikir bahwa dengan mempunyai mobil, dia akan bisa mengajak anak dan istrinya berjalan-jalan ke luar kota, dia akan dihargai oleh rekannya sesama salesman, dia akan dipandang oleh mertuanya, dll. Tetapi ketika, sudah 3 bulan order belum dapat, bonus tidak keluar, atasan marah-marah, dsb nya dia mulai kendor. Akhirnya setelah 6 bulan dengan pikirannya yang mulai pesimis akhirnya dia menarik "bukan mobil 1000 cc" tapi hanya motor 125 cc. Itu karena dia tidak benar-benar memikirkan dan `menarik' mobil 1000 cc tersebut.

Banyak orang, ketika mengetahui prinsip Daya Tarik ini, mereka mulai ketakutan terhadap semua pikiran negatif yang mereka punya. Mereka harus sadar bahwa terbukti secara ilmiah : Pikiran/ Afirmasi positif ratusan kali lebih kuat daripada pikiran negatif – Michael Bernard Beckwith - visioner, pendiri agape international spiritual center
Untungnya apa yang kita pikirkan tidak seketika itu terjadi – Lisa Nichols – pengarang, penasihat pemberdayaan pribadi. Tetapi ada jeda waktu. Jeda waktu ini berfungsi untuk mengatur ulang apa yang kita pikirkan sehingga kita bisa membuat pilihan baru. Bayangkan jika kita memikirkan ada perampok di rumah kita dan tiba-tiba perampok tersebut langsung muncul. Jeda waktu membuat kita menjadi lebih waspada dalam mengatur sistem keamanan di rumah kita, misal memasang gembok, menyalakan lampu taman, ikut siskamling, dll.
Selanjutnya kita akan membahas bagaimana cara mengendalikan PIKIRAN kita, bagaimana cara mengendalikan PERASAAN kita, bagaimana cara merubah PERASAAN kita, bagaimana cara menggunakan RAHASIA ini, dan bagaimana cara untuk mempercepat PROSES ini.

Sampai saat itu, tetap bersemangat dan sukses selalu untuk Anda!
Putera Lengkong
Direktur, Motivator, Trainer

http://puteralengkong.blogspot.com