MOS atau Masa Orientasi Sekolah telah memakan korban. Roy Aditya, siswa baru SMA Negeri 16 Surabaya, Jawa Timur, meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolahnya, Rabu (15/7). Memang belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab kematian anak muda yang berusia 16 tahun itu. Menurut ibunda Roy Aditya, Nani, putranya tidak memiliki riwayat penyakit apapun. "Hanya sebelumnya, anak saya itu mengaku ketakutan saat disuruh membawa kayu bakar oleh para seniornya. Kalau tidak membawa, anak saya takut dipukul," tutur Nani. Dan Roy pun berangkat ke sekolah tanpa membawa kayu bakar seperti perintah rekan seniornya itu.
Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 16 Surabaya, Edi, mengatakan tidak ada kegiatan fisik dalam program MOS yang diselenggarakan di sekolahnya itu. Sebelum meninggal Roy Aditya hanya menonton teman-temannya yang sedang mempersiapkan acara penutupan MOS, dan tiba-tiba pingsan. Sempat diberikan pertolongan, namun nyawa Roy Aditya tidak dapat diselamatkan.
Apakah MOS masih dibutuhkan?
Coba lihat gaya MOS di SMK Masmur Pekanbaru dimana pelaksanaan MOS-nya menggunakan perploncoan ala militer. Murid baru, baik laki-laki maupun perempuan, dijemur di terik matahari hingga pukul 12.00 WIB, disuruh makan nasi sisa, dan ditendang kalau dianggap melanggar disiplin oleh seniornya. Di dekat guru pembina terletak kardus yang isinya macan-macam makanan mentah, petai, terung, dan lainnya. Makanan mentah ini nantinya akan dilahap para siswa baru tersebut. "Ini untuk melatih disiplin anak-anak. Soal disetrap sampai pukul 12.00 WIB, itu untuk mengetahui ketahanan fisik mereka. Makan petai mentah, untuk mengetahui sejauh mana siswa bisa beradaptasi dengan lingkungannya," kata salah seorang guru pembina, Zul.
Saya tidak habis pikir, kenapa model MOS seperti di atas yang harus dilaksanakan? Kenapa harus ada semacam uji ketahanan mental ataupun fisik? Kenapa mesti ada kekerasaan? Belum lagi soal tugas-tugas yang seringkali tidak masuk akal dan turut membuat repot orangtua dan seisi rumah serta menimbulkan rasa takut bagi siswa jika tidak dapat memenuhi tugas tersebut. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bukan untuk ditakuti.
Sudahlah, kalaupun MOS masih dibutuhkan, sebaiknya gunakanlah cara-cara yang baik, hindari kekerasan. Tentu kita semua masih ingat akibat perploncoan yang terjadi di IPDN, Bandung. Kekerasaan yang diterapkan hanya akan menimbulkan rasa dendam, untuk membalas ke juniornya pada saat siswa tadi sudah menjadi senior/kakak kelas. Pengenalan akan fasilitas dan sarana yang ada di sekolah, juga dengan para pengajar serta kakak-kakak kelas/senior bisa dilakukan dengan cara yang lebih elegan, berbudi, mendidik, merangsang kreativitas dan meningkatkan kerjasama, yang diharapkan si pelajar junior nantinya akan segan dan hormat, bukan takut kepada seniornya. Tidak ada hubungan antara memakan makanan mentah dengan displin, seperti yang diterapkan di SMK Pekanbaru di atas.
Sebaiknya Pemerintah / Departemen Pendidikan Nasional harus segera mengambil tindakan tegas. Jangan tunggu sampai ada korban lainnya. Cukup hanya Roy Aditya. Biaya sekolah sudah mahal Pak Menteri. Jangan sampai orang tua yang sudah mengeluarkan uang yang banyak tapi menerima berita buruk bahwa anaknya meninggal pada saat mengikuti Masa Orientasi Sekolah.
Mungkin dibutuhkan penggalangan cause seperti kasus Prita, agar MOS dengan model perploncoan/kekerasaan segera dicabut. Karena MOS dengan kekerasaan nyata-nyata tidak ada manfaatnya.
Sumber gambar: groups.yahoo.com
48 komentar:
hmmm
cuma ajang balas dendam...
tapi rasanya mos tiap taun makin lunak, tapi kok makin banyak korban ya?
Dari dulu saya ga pernah setuju model2 orientasi2 begitu, ga ada gunanya, bagi saya kegiatan tersebut adalah salah satu bentuk dari mengajarkan premanisme. Betul2 aneh, masak masuk SMP or SMA harus ada orientasi aneh2 yg sama sekali tidak ada hubungannya dengan kegiatan bersekolah. Ajaib. dari dulu saya merasa ketika masa orientasi itu, seluruh institusi pendidikan meletakkan otaknya di dengkul.
Sepertinya perlu dipikirkan lagi agar MOS dilaksanakan dengan cara yg berbeda yg benar-2 menyiapkan sang murid baru dalam proses KBM di sekolah itu.
Sebenarnya MOS dibutuhkan...Tapi aq gak setuju kalau mengarah ke negatif..Itu sama aja dgn menyiksa...MOS dibutuhkan karna itu untuk melatih mental doank agar kita lebih dewasa lagi. Jadi spy tidak bersikap kekanak-kanakan...Betul gak bang?
Aku merasa MOS masih dibutuhkan...
Dan aku dulu juga ikut OSPEK di institut teknik yang tekenal "keras", baek sebagai peserta, kemudian sebagai OC dan SC..
Benernya ide awalnya MOS/OSPEK itu baek, secara tataran teori..yang perlu diwaspadai adalah pelaksanaannya di lapangan..
Banyak yang ternyata meleset dari perkiraan karena ulah "oknum" tertentu....
kalo MOS tujuannya untuk melatih disiplin berarti mereka salah cara. Mungkin sugesti disiplin = militer harus di tumbangkan, itu pemikiran orla dan tll konvensional......hmmm ternyata masih ada sisa2 'penjajah' di sekolah.....
mungkin diknas perlu memasukkan MOS ini kedalam programnya, agar tidak seenak udelnya tiap sekolah memperlakukan MOS, ospek dan sejenisnya, harus ada aturan2 tertulis yang buat pelanggarnya dis ertakan hukuman....huffff gemessssss
menurutku MOS tetap jalan hanya pengawasan dari pihak sekolah harus lebih ketat.
sebenarnya MOS mempunyai tujuan yang baik, karena mengenalkan situasi sekolah termasuk program, visi dan misi daripada sekolah tersebut. Hanya saja cara pelaksanaannya harus profesional sehingga apa yang menjadi tujuan MOS bisa dicapai.
Setuju bang.,sebaiknya MOS dihapuskan..lebih baik hidupkan kembali Penataran P4 kayak saya sekolah dulu..manfaatnya jelas buat meningkatkan rasa nasinalisme dari pada MOS yg identik pukul-memukul dan kekerasn lainya yg tak mendidik dan tak ada gunanya
MOS/plonco/orientasi deelel cuma sekedar wahana balas dendam dari senior. yang kebetulan gak ada di sekolah tingkat sd atau smp
karena masih anak anak, tapi smpa (sekolah menegah pertama atas) dan kuliahan mereka harusnya sudah siap masuk penjara??????
sebenarnya tujuannya baik..cuma kadang2 di manfaatin buat ba;as dendam..
Orientasi tetep perlu ... cuma jgn ada lah kegiatan fisik ky militer... emangnya sekolah militer...:(
kapan ya mos itu menyenangkan and engk da korbannya baik uang atau pun nyawa?....
MOS seharusnya diarahkan ke pengenalan sekolah dan sosialisasi antar siswa baru dan kakak kelas. tidak perlu tes fisik segala ya. tidak setuju!
setuju dengan bang budi agar dicabut :)
stop dreaming start action
MOS..ck..ck..Membuat Onar Sekolah
Suwer dah aku paling bencu denger brita ini, apa lagi SMA 16... itu temoat sekolahku dulu! edan menjelekkan nama sekolah ma alumni ini namanya... gile benerr
kalo yang keras-keras itu jaman batu...smua terbuat dari batu...
kalo MOS ada kekerasan brarti itu termasuk manusia jaman batu
Saya termasuk seorang yang aktif dalam kegiatan kesiswaan. Saya aktif di organisasi OSIS, saya sangat menyayangkan hal2 yang negatif terjadi apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Saya yakin MOS diadakan karena didalamnya mempunyai tujuan2 baik, ada maksud2 baik, ada didikan2 baik. Jadi ketika sekarang ini apa yang terjadi ketika kegiatan MOS menjadikan kesan negatif buka berarti kegiatan MOS harus ditiadakann, yang perlu dibenahi adalah pendidiknya, pembinanya, pola kegiatannya yang harus mengarahkan kepada hal yang positif, hilangkan kegiatan2 yang menjurus ke hal negatif.
Perlukah ada kekerasan? Salah siapa? Silapnya dimana? :(
Ya ampuuuun... itu foto asli di TKP atau akting2an??
Kalo beneran mah, parah pisan euy...
MOS kalo ga ada esensinya buat apa...
Kasian kali adik kelasnya...
-HamsterLand-
hah...mau gmna lagi, sudah menjadi akar budaya "senior-junior" ga cuma di sekolah aja mos/ospek...
say no to violence yang mengatasnakamakan pendidikan!!!!
salam kenal dari ewe
wah...
memang mos tahun ini memang g betul...
turut berduka atas meinggalnya siswa tersebut....
benar, MOS dibutuhkan, kan untuk pengenalan linkungan sekolah jg,...
tapi gag usah pake kekerasan, ato yg negative laennya. knp MOS gag diisi dgn kegiatan yg positive2 ajah, yg menyenangkan, sehingga tak membuat siswa baru takut dengan seniornya.
Bang Budi, saya setuju kalau MOS itu berisi kegiatan pengenalan sekolah, mata pelajaran, guru, dan ekstra kurikuler kepada murid baru. Walaupun katanya ngga ada lagi kekerasan fisik, tapi kekerasan mental (dibentak2, rasa takut dihukum, kelelahan mengerjakan tugas yg diada2in)masih ada...
setuju2 ajah sieh menrtQ om....pi low MOS-na mpe tendang2an sebagai ajang balas dendam ajah sieh mending MOS di larang ajah, drpd ntr malah trjadi hal2 yg ga di inginkan sprti kasus praja dulu itu, zah tow je??
hehehhehehehhe
MOS sbenernya baik.. tpii kdang dimanfaatkan buat yg gg baik.. sama org" yg gg baik pula..
ckckck...
sepertinya MOS harus diawasi dengan sungguh2 oleh pihak sekolah..,jangan terjadi kekeraswan fisik.
Dan juga berikan hukuman setimpal untuk pelaku kekerasan fisik dalam MOS.
Kalau nggak.., ya tiap tahun juga biasanya ada korbannya..., ya nggak mas..
kalau di sekolah yang tempati ngajar MOS udah diilangin Kang,...
diganti dengan kegiatan outbound dan penelusuran bakat minat.
Jelas! Perlu (diatur lagi)
jika mengembalikan pada mos (masa orientasi siswa) dan siswa diperlakukan smena-mana, brati skul tersebut akan mendidik makhluk semena-mena sebagai perpanjangan masa orientasi.
saya pikir MOS yang seperti itu tidak perlu lagi diterapkan,, cuma menyisahkan dendam saja,, yang akan turun temurun,, :D
Keren.... namanya anak SMA ... jadi geng, biar TOP sekalian saja kasih bedil ben sisan tembak-tembakan koyo militer....
mmmmh.
Masa Orientasi Sekolah (MOS) kayaknya gak perlu deh... mos itu cuma aja balas dendam anak2 sekolah. siswa baru nampaknya gak begok2 amat dalam adaptasi sekolah..
kayaknya udah gak jamannya lagi diadain MOS soalnya gak begitu ada manfaatnya. Kemarin aja disurabaya ada yang meninggal gara2 ikut MOS.
MOS harusnya dijadikan pengenalan sekolah yang bersifat mendidik. Karena bagaimanapun juga siswa baru dari berbagai sekolah sebelumnya berkumpul jadi satu. Misal diadakan kegiatan yang bersifat keagamaan, organisasi dan sebagainya. Bukannya malah cari penyakit...
boleh2 sj!! asalkan bukan dijadikan sebagai ajang balas dendam, melainkan bagaimana mendidik junior2 kita agar berintelektual yang berkualitas!! hehehe...ngarang!!
MOS masih perlu.....namun seyogyanya , program MOS lebih pada pengenalan terhadap lingkungan sekolah atw kampus....hehehe....
perlu donk....
Zaman sekarang tidak perlu ada MOS.Lebih banyak ruginya daripada untungnya
MOS = Mari semua Orang kita Sayangi, eh Malah Orang di Siksa. Kagak Bang.
saya rasa MOS adalah kegiatan hura2 yang tak terkait sama sekali dengan proses pembelajaran, bayangkan untuk apa membuat hal2 aneh seperti di MOS, selain adanya indikasi bulliying, mos juga menyebabkan anggaran perbelanjaan naik selama MOS karena di suruh beli ini dan itu
nice post bro !!
MOS menurut saya sih perlu, tapi caranya tidak ada unsur kekerasan dan perploncoan di dalamnya.
Tks
MOS memang perlu, karena merupakan program pengenalan situasi sekolah terhadap siswa baru, namun tidak semestinya ada kekerasan di dalam pelaksanaannya. Ingat, MOS bukan ajang balas dendam antara senior dan yunior
Menurut gw seharusnya MOS itu di tiadakan... Salam kenal sob
sekalian promosi blog http://uguns126.blogspot.com
memang mos di perlukan untuk lebih mengenal lingkungan sekolah cuma terkadang sikap terlalu berlebihan untuk membangun mental para junior sebalik nya para senior jg harus memperhatikan kondisi fisik juniornya... jangan sampai menjadi ajang untuk menentukan kekuasaan ataupun balas dendam ....
harusnya sih dikasih nama baru juga harus dengan semangat baru kan ya bung, kalo masi dengan semangat feodal mah mending ditiadakan sajalah...
kasian anak anak barunya...
sungguh keterlaluan klo mos seperti itu karena disiplin harus muncul di dirinya walaupun didik seperti MOS tetap aja klo orangnya engga mau disiplin.....
saya pikir tu berguna juga untuk suatu didikan..... tapi tanpa kekerasan hanya dengan kedisiplinan
Post a Comment