Fenomena kebangkitan China – Sang Naga

naga3

CAFTA (China ASEAN FTA) sudah diberlakukan sejak 1 Januari 2010. Banyak pihak -  terutama pengusaha di Indonesia – yang mengkhawatirkan dampak buruk dari berlakunya CAFTA ini. Mereka mengkhawatirkan membanjirnya produk-produk murah dari China ke Indonesia akan mematikan usahanya karena tidak sanggup untuk berkompetisi. Bahkan banyak dari pengusaha akan membanting stir menjadi pedagang, yang berujung kepada tutupnya pabrik dan mengakibatkan PHK. China – Sang Naga  – telah bangun dari tidur panjangnya. Semburan api sang naga membuat ketar-ketir pengusaha di Indonesia. Sedemikian hebatnyakah China?

Coba kita baca apa yang disebutkan Kompas tanggal 11 Januari 2010. Di sana jelas tercantum judul : China kini menjadi nomor satu. Saya kutip sebagian isinya : “Bertahun-tahun Jerman menduduki tempat teratas sebagai negara pengekspor nomor satu di dunia. Siapa yang tidak kenal mobil mewah Mercedes, perlengkapan rumah sakit dan telekomunikasi Siemens, atau mesin-mesin canggih berteknologi tinggi lain buatan negara pimpinan Ibu Angela Merkel itu? Akan tetapi, pada penghujung 2009, mahkota itu direbut oleh China. China juga mengalahkan Amerika Serikat sebagai pasar mobil terbesar dunia pada tahun 2009 dan segera mengalahkan Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia”. Baca sekali lagi secara perlahan kalimat terakhir….segera mengalahkan Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Ck..ck..ck.

Pencapaian Sang Naga di atas bukan didapat secara instan, tapi perlu waktu dan kerja keras. Selama beberapa dasawarsa, ekonomi China bergerak lambat, terkucil dan terabaikan oleh seluruh dunia. Pada saat Mao berkuasa, maka banyak terjadi kelaparan negeri tirai bambu ini, terutama di pedesaan. Para petani kecil menjadi kurus kering. Tingkat kelaparan sedemikian parahnya sehingga para petani berburu kodok dan tikus untuk dimakan. Di beberapa keluarga yang sangat kelaparan mereka terpaksa menjalankan praktik yang disebut yi zi er shi : mereka menukar anak mereka dengan anak tetangga, kemudian membunuh dan menyantap bocah kurus itu, dengan kesadaran yang menjijikkan bahwa para tetangga melahap anak mereka. Mengerikan bukan?

Setelah Mao meninggal pada 1976, maka reformis ekonomi Den Xiaoping muncul sebagai pemimpin China. Den Xiaoping-lah yang banyak melakukan perubahan, melalui reformasi ekonomi yang mendorong masyarakat pedesaan untuk berani melakukan xiahai, atau “melompat ke dalam lautan bisnis.” Deng melakukan reformasinya dengan cara “menyeberangi sungai dengan merasakan batu-batunya, sebuah ungkapan China yang berarti melakukan selangkah demi selangkah. Di dalam usahanya untuk menemukan model pembangunan China, maka Deng Xiaoping banyak belajar dari Singapura dan bahkan mengunjungi negara Singa ini di November 1978. Perjalanan ini telah membuka mata Den dan menjadi titik balik bagi China – sang Naga.

Mulai tahun 1980-an China membangun tambang-tambang batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi. Selama tahun  1990-an China berpacu meningkatkan produksi gas alam dan minyak. Selama periode 1990-2003 China membangun jaringan pembangkit listrik baru yang modern. Infrastruktur dibangun, pelabuhan-pelabuhan kargo dibangun, demikian juga jalan raya, rel-rel kereta api serta bandara-bandara modern. Ratusan zona ekonomi juga ikut dibangun. Upaya modernisasi terencana yang terpusat ini masih berlanjut sampai sekarang.

Tidak heran dengan usaha-usaha yang dijalankan diatas maka China bisa seperti sekarang ini. Usaha ini saya yakin dijalankan dengan kerja keras dan konsisten. Konsistensi ini diperlukan, dan Indonesia juga butuh konsistensi. Sudah sering kita lihat Pemerintah kita dan peraturannya tidak dijalankan secara konsisten. Istilah ganti Menteri ganti peraturan sudah sering kita dengar. Jika China – sang Naga – saja bisa melakukannya, kenapa kita tidak.

“Saya pergi ke sana (China) setiap tahun, dan saya selalu terkejut melihat kecepatannya,” (Lee Kuan Yew, mantan Perdana Menteri Singapura).

PS : bahan artikel ini saya ambil sebagian dari buku yang berjudul “The Elephant and the Dragon” karya Robyn Meredith, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan oleh penerbit Quacana.

Gambar: google.com

24 komentar:

indra putu achyar said...

ambil pertamax dulu kang , , :D
Nice post kang , , :thumbsup:

tito said...

saya ambil yang keduax dulu... :D

tito said...

baru ketigax komen... hehe...

china memang luar bisa sekali, semoga saja CAFTA ini membawa dampak positif di indonesia.. walau pengusaha indonesia sedikit ketar-ketir.. :)

no name said...

kapan indonesia yg dulunya jadi macan asia bangun????masah naga dah bangun eeheheheh si macan masih tengkurep terus?
semoga dampaknya positip lah brow...tinggal bagaimana sang pawang macan alias pemerintah kita berusaha mengoptimalkannya
nis inpos brossss


Best Regards
dwell-article

donadzku said...

wah..kalo saya sich cari murahnya aja deh, mau itu buatan cina, tangerang, atau afrika, yg penting harganya terjangkau sama kantong..tul gak boss???? sukses ya

~*Bintang-Narondang*~ said...

Kebetulan aku tinggal disini di Kwangcho (Guangzhou). Memang bener disini luar biasa banget. Semua serba murah, apalagi yang namanya makanan luar biasa murahnya.

Mereka disini sangat menghargai para kaum tua (manula) sampai pemerintah sini menggratiskan ongkos kendaraan umum Bus dan subway bagi para manula. Mengalah pada orang yang lebih tua. Sesuatu yang jarang aku temuin di negaraku tercinta. Kenapa ya?

Memang disini serba enak, ada juga ga enaknya sih bagi aku wkwkkw, klo mau surfing keluar terutama masuk blogspot, youtube, facebook harus pake proxy VPN klo engga yaa wassalam ga bakal bisa masuk langsung putus tus tus wkwkwk.

Tapi kita ambil hiikmahnya aja, yaitu kita harus pinter belajar dan cari info gimana supaya bisa surfing wkwkkwkw.

Tapi dibalik itu semua pemerintah sini bukan hanya melarang dan memberlakukan great china firewall buat internet, tapi memberikan gantinya /alternatif yang dibuat bagi penduduknya, sehingga penduduk sini merasa buat apa surfing keluar negeri kalo disini aja udah ada semua lengkap, gtu rata2 orang sini berpikir, toh mereka yang butuh kita wkwkwkw.

Tapi kalau orang kita (Indonesia) disini di respect looh, katanya saudara dari jaman kerajaan dulu wkwkwkwk.

Terlepas dari ceritaku diatas, aku jadi berpikir bagaimana yaa pemerintah sini memberi makan dan fasilitas bagi penduduknya yang berjumlah 1,3 milyar kurang lebih? Trus kok semua bisa murah banget? Apa karena semua bikinan sini? ga juga deh. Beras, gula juga ada di import kok, bensin juga.

Contoh Bus dan transportasi umum memang merek china tapi itu aslinya amerika sama korea merk detroit dan hyundai cuma masuk sini harus pake nama china. Apa bedanya sama bus di indo? Sama kan import atau bikinan di dalem negeri. Disini ongkos jauh deket 2yuan sekitar Rp.2400. Di Indo brapa ya? wkwkwk abis aku ga pernah naik bus di indo huhuhu...

Buat Budi yang nanya harga mobil wkwkwk aku ga tau Bud. Pokoknya murah. Ada mobil China yang bagus Bud di indo blom ada. Sedan mereknya ZONGHUA (Cunghwa) Brilliance cakep deh.

al-basri said...

salam buat sahabatku,
saya jatuh cinta dengan posting ini, menarik sekali pencerahannya.

rasanya kita juga harus belajar dari china, mereka mencapai status sekarang dengan kerja keras, pengorbanan dan belajar bersungguh-sungguh tentang kemajuan...
bukan seperti kita, asyik2 mengatakan kita lebih baik tapi ketinggalan...hiks

India dan Brazil juga sedang bergerak dengan aktif untuk menjejaki China... kita entah dimana ya.?

terima kasih sobat, kerana berbagi info yang segar..
p/s; China negara asal keturunan kami.

kartu kredit said...

Memang nich Cina lagi naik daun,...tapi saya rada ragu apakah product cina yg murah sesuai standard ? yang saya tahu,.. masanya motor cina membanjiri tanah air th 2000 an, banyak kendala dari kwalitas product, layanan purna jual, pembiayaan, harga jual kembali,..dll, masih perlu waktu utk menyingkirkan product yg sdh ada. Karena sebagian masyarakat kita mulai pintar pilih product, bukannya fungsi & harga saja, tapi banyak hal yg hrs dipertimbangkan.

Yusuf Sinaga.dr said...

wah..baru baca ttg CAFTA ini.
jadi bingung juga harus seneng ato ikut khawatir liat kerjasama ini..
apa negara kita dah siap bersaing ma pengusaha2 dari luar y?

hmmh..smoga aj ini bisa jdi pemicu untuk memajukan industri di indonesia ini,emg program di indonesia ini kyna bnyk yg ga slese2..

nice inpoh bos..

maen2 ke blog saya yah..Earn Bucks Online

HERMAN TAN said...

Kebangkitan ekonomi China, bukan baru2 ini. Sudah sejak 10 tahun lalu, saat perekonomian diguncang krisis moneter.
Jadi, itu semua harus diwujudkan dengan dukungan semua pihak, terutama pemerintah.
Nah kalo pemerintah kita adem ayem saja, gimana mau maju?

Zippy said...

Bangsa ini kayak'x udah pesimis duluan.
Tapi kalo diliat sih emang pantes, masih kalah saing, xixixi...
Cuma terkadang produk2 China, semisal makanan msh bnyk yg jauh dari kata sehat N aman.
Terdapat kandungan berbahaya dalam pembuatannya.
Gak hanya itu, mainan anak2 pun juga gitu...
Tapi..di Indonesia hal serupa jg sering terjadi sih :D

arumsekartaji said...

Barang-barang buatan China memang murah meriah.

Laston Lumbanraja, S.Sos said...

saya pun sangat sering mengamati pertumbuhan dashyat cina ini. Ke mana gerangan arah nya, dan apa dampaknya bagi asia bahkan dunia.

Jepang patut cemburu, dan AS patut waspada, penguasa dunia baru nampaknya sudah mulai tumbuh tajinya...

Indonesia????? kapan???

Seti@wan Dirgant@Ra said...

Produsen China sangat piawai memproduksi barang bermutu tinggi dengan harga yang murah, kita harus belajar banyak dari mereka

the international times said...

menurut ku konsistensi di negara kita kurang,sesuai dgn apa yg anda katakan.truss itu birokrasi di negara kita juga kacau balau,terlalu rumit..beda dgn china yg birokrasiya smart dan sangat friendly bagi investor/penanam modal,dan soal hukum di china lebih tegas sehinnga investor merasa aman dan berani menanam modal disana,beda dgn hukum dinegara kita yg diatas kertas jelasss sangat tegas,tapi sayang kebanyakan dikabur kaburin ama segelintir oknum yg berkuasa :)

dari segi geografis atau sumber daya alam jelas kita jauh menggungguli china,truss kenapa kita bisa kalah dgn mereka??,coba kita sama2 berpikir kembali :)

reni said...

Barang-2 China yg kini membanjir di Indonesia memang telah membuat produk lokal jadi kalang kabut...

Seti@wan Dirgant@Ra said...

mam[ir pagi menyapa dengan semangat dan senyum keceriaan.
Selamat pagi kang.

tito said...

komen lagi ah, liat pengalaman mas Bintang Narondang, saya sangat senang sekali.

sepertinya mas bintang sudah lama menetap disana, semoga saja hal-hal baik tersebut bisa berpengaruh untuk negeri kita ini. yang paling saya suka saling menghargai dan serba murah nya itu.. hehe...

asep-bogor said...

China emang luar biasa...semoga indonesia bisa meniru orang di sana, thanks atas infona sob.

gdpermana said...

ngeri amat tukeran anak..

Manginfera.Com said...

Klo China adalah sang naga, lalu Indonesia menjadi sang apa yah??

remajamuda.blogspot.com said...

hahaha no spam?
http://remajauang.blogspot.com/2010/01/peluang-usaha.html

Hobby Exchange said...

artikel menarik. emang betul untuk urusan bisnis kita musti belajar banyak dr china ya. thanks friend

Kurangnya Kebebasan Mengakses Internet di Cina said...

nice post..

mapir tempat ane disini