Tidak dapat dipungkiri kalau sepak bola adalah olahraga yang paling banyak penggemarnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, sepak bola bernaung di bawah organisasi PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia), yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Jika dilihat dari mulai berdirinya PSSI maka seharusnya sudah banyak gelar (juara) yang diraih dan nama Indonesia sudah berkibar di dunia sepak bola (dunia). Tapi kenyataannya adalah sepak bola Indonesia – kelihatannya – semakin tenggelam. Coba lihat apa yang dialami oleh Tim Sepak Bola kita di SEA Games 2009 di Laos. Hanya sekali seri melawan Singapura, selebihnya kalah melawan Laos dan Myanmar. Ohh…sepak bola Indonesia, malang nian nasibmu.
Jika yang mengalahkan kita misalnya Belanda atau Inggris mungkin bisa dimaklumi. Tapi, Laos? Myanmar? Menurut Wikipedia, maka jumlah penduduk Laos adalah sekitar 6 juta, Myanmar 50 juta, Singapore 5 juta. Sedangkan Indonesia 230 juta. Apa yang salah dari sistem dunia sepak bola kita, sehingga kita tidak dapat membentuk satu tim sepak bola yang tangguh dari ratusan juta penduduk yang ada. Saya tidak tau apakah di Myanmar dan Laos sudah ada liga sepak bola atau belum. Di dunia sepak bola, Laos dan Mynmar masih dianggap anak kemaren sore, tapi kenapa mereka bisa memiliki satu kesebelasan yang prestasinya mungkin sudah di atas Indonesia? Jangan ditanya perbandingan prestasi sepak bola kita dengan Vietnam, yang pasti prestasi kesebelasan negara ini sudah di atas kita. Apalagi jika kita bandingkan kesebelasan dari negara-negara Afrika.
Hasil yang dicapai oleh kesebelasan kita di SEA Games 2009 Laos, telah membuat kita malu sebagai bangsa Indonesia. Tidak hanya gagal melaju ke semifinal, bahkan tim asuhan Alberto Bica ini duduk di peringkat terbawah Grup B alias juru kunci. Memalukan. Yang lebih memalukan adalah yang sering kita lihat di dalam negeri: sesama penonton adu tinju, penonton dengan wasit, penonton dengan pemain, pemain dengan wasit, sesama pemain baik yang di lapangan dan di bangku cadangan, pelatih dengan wasit bahkan sesama pembina juga sering tidak akur. Kapan sepakbola kita bisa maju, kalau kita lebih sering disuguhin acara adu jotos bukan adu skil dan taktik sepak bola di lapangan hijau? Semakin malanglah nasib sepak bola Indonesia.
Perbaikan – bisa dibaca revolusi – secara menyeluruh di dunia sepak bola Indonesia sudah dibutuhkan sangat. Mulai dari kepengurusan PSSI sampai ke hal-hal yang remeh temeh (misalnya perekrutan dan lain sebagainya). Banyak yang bilang gimana sepak bola kita mau maju, wong saat ini PSSI dipimpin sama mantan napi. Gimana kita mau menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 jika prestasi kita bukannya maju malah anjlok. Sampai-sampai Menteri Pemuda dan Olah Raga kita, Andi ‘Kumis’ Mallarangeng bilang, mau di mana kek Piala Dunia diselenggarakan tak penting, asal prestasi sepak bola kita tidak seperti yang sekarang ini. Artinya Pak Menteri menginginkan prestasi dari PSSI.
Berilah kesempatan kepada orang-orang yang mengerti sepenuhnya sepak bola untuk duduk di dalam kepengurusan PSSI. Bukan yang hanya punya kekuasaan dan uang. Sudah banyak yang muak dengan PSSI yang sekarang. Bengal, tak tau malu, tapi minim prestasi. Coba baca salah satu komentar yang saya kutip dari detik.com perihal kekalahan tim sepak bola Indonesia dari Myanmar :
“Turunkan NURDIN HALID Sekarang Juga... inilah Rezim Kehancuran Prestasi Sepak Bola Indonesia.. Tak satu pun kemajuan di catatan PSSI sepanjang masa kepemimpinanya... Cari Pemimpin yang Lebih Bersih track recordnya dan Leadership yang bagus.... Ayo bikin... Gerakan 1000000 facebooker paksa Mundur atau Copot Nurdin Halid”
Kita semua masih cinta dengan sepak bola Indonesia dan mengangankan satu saat Indonesia bisa ikut Piala Dunia atau apalah yang bersifat mengharumkan nama bangsa ini. Tapi jika tidak ada kemauan dari PSSI untuk maju, maka nama Indonesia bisa-bisa hilang dari kancah sepak bola. Dan kami lebih memilih menonton misalnya liga Inggris, liga Italy, liga Spanyol atau liga-liga Eropah lainnya, serta memilih negara yang bukan Indonesia sebagai ‘jagoan’nya di Piala Dunia, karena Indonesia sudah ‘menghilang’ dari dunia sepak bola. Semoga sepak bola Indonesia tidak semakin bernasib malang.
………Garuda (tetap) di dadaku……
8 komentar:
pak, saya juga sudah capek ngetik2 tentang semua kepayahan anak2 timnas PSSI ini...
KAYAKNYA, KESIMPULAN AKHIR ADALAH skill anak2 timnas mungkin sudah mentok. Artinya? silahkan dijawab masing2...
Bingung dah sama timnas indonesia, tiap tahun bukan nya semakin berkembang namun malah semakin ambruk saja,, semangat tinggi tapi skill dan kekompakan tim belum bisa dikatakan terbaik.. mudah2an kedepannya bisa berubah....berubah maju gt..heheh
Sedih juga dengarnya....
Semakin tahun semakin down yaaa...
Liga indonesia koq nggak ada 'taring'nya utk menghasilkan pemain2 berkelas....
memang dari dulu sepak bola indonesia ga beress
asik kalah mulu
duit ratusan juta terbuang sia2
makanya malas aku nonton tiap kali ada pertandingan sepak bola indonesia
ntah apa2 pun yang ditendang
kalah rusuh
mending kayak aku ga tau main bola kaki
taunya cuma duduk di depan komputer aja
otak atik sana sini
hehhehehhehe
dari jaman gila nonton bola, aku gak terlalu suka sepak bola indonesia hehehe bukan nya gak nasionalis tapi emang gak seru
walaupun sekarang keadaannya sedang KO sekali para tim indonesia,,,tetep beri dukungan mas...biar tambah oke...Hidup PSSI......
salam kena ya mas tukeran link ya ni punya saya http://ahligiza.blogspot.com
salam kenal
Tunggu aja bang, ntar kalo pelatihnya saya, pasti deh Timnas Indonesia makin ancur, ckckckck....
Intinya mah, masih banyak yang perlu dibenahi dari timnas kita, baik internalnya maupun eksternalnya...
dulu katanya, kesalahan ada di pihak PSSI. terus, ada juga yang bilang, kesalahan ada pada pelatihnya. sekarang, pemainnya juga disalahkan. ternyata, malangnya sepakbola Indonesia ini dikarenakan banyak sekali kesalahan. semoga bisa diperbaiki satu per satu. mulai dari mencari kembali 11 pemain terbaik dari Sabang sampai Merauke. lalu meminta pelatih dari luar negeri untuk datang ke Indonesia dan membina mereka. dan juga, pengurus dan staff PSSI sebaiknya diganti semua. pengurus dan staff harus mau bekerja keras. oke!
regards,
Hidayatullah
Post a Comment