Ketika Gladiol Bersemi
Sudah dua hari ini saya menonton drama di salah satu stasiun TV, tepatnya di DA AI TV (mungkin saat ini hanya bisa disaksikan di Jakarta dan Medan).
Drama ini menceritakan mengenai perjuangan satu keluarga, ayah - You Gao - dan ibu - Xiu Zhang - dengan ke enam anaknya, 3 putra dan 3 putri, ditambah dengan kakek di desa Hu Tian Li, Taiwan. Katanya drama ini diangkat dari kisah nyata.
You Gao menjabat semacam Ketua RT kalau di Indonesia di desa tersebut dan terkenal akan kebaikan dan perhatiannya kepada warga desa. Bahkan sampai-sampai sang istri sering protes karna sang suami lebih sering memperhatikan orang lain dibandingkan keluarga sendiri. Di awal cerita dikisahkan kalau pekerjaan Xiu Zhang adalah mengumpulkan rebung yang kemudian dijual ke kota, tapi karena 'dream' dari Pak Gao, maka mereka beralih dengan menanam gladiol (semacam bunga).
Di episode semalam (29/08/2007) di ceritakan bagaimana putra tertua Pak Gao yaitu Ming Zhong sangat mengidamkan sebuah piano. Di depan adik-adiknya dia menceritakan dan membayangkan dimana nantinya letak piano tersebut di rumah mereka (sampai Ming Zhong menggambarkan letak piano tersebut di lantai dengan kapur) serta membayangkan bagaimana dia memainkan piano itu.
(aha...ini adalah bagian dari proses dari Law Of Attraction, yaitu :ASK, BELIEVE and RECEIVE).
Ming Zhong berusaha keras untuk mendapatkan piano tersebut dengan menunjukkan prestasinya di sekolah, dimana dia selalu mendapatkan 'bintang' di setiap mata pelajarannya. Sampai suatu hari Pak Gao membelikan piano itu, tapi bukan di letakkan di rumah, tapi di sekolah.
Ming Zhong marah besar...Dia sudah mengidam-idamkan piano itu, dan sudah belajar extra keras tapi setelah piano itu ada bukan ditempatkan di rumah tapi di sekolah.
Dia ngambek dan marah ke ayahnya. Dia tidak habis mengerti dengan jalan pikiran sang ayah. Wong dia udah membayangkan bagaimana dia akan memainkan tuts-tuts piano tersebut.
Sampai suatu saat dia mendapatkan pencerahan pada saat di sekolah dia melihat guru-guru dan teman-temannya bernyanyi bersama dengan piano tersebut. Dia teringat dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya :
"Kebahagiaan bersama lebih penting daripada kebahagiaan perorangan" Kembali ke kita...apakah kita bisa berperilaku seperti Pak Gao?
Apakah kita sudah membagikan kebahagiaan kita - walaupun kecil - dengan orang-orang disekeliling kita? Dengan orang-orang yang kita cintai dan kenal atau bahkan belum kita kenal sama sekali?
Inilah kekuatan Power Of Giving.....

3 komentar:

Aris Nugroho said...

Saya juga suka drama ini. Banyak pelajaran yang bisa diambil. Ya keluarga, ya bisnis. Pokoknya sip banget deh. Makanya saya pingin tuh koleksi nih drama. Kalo mas Budi punya info kasih tau saya ya. Thanks. By the way, salam kenal dari saya.

Aris Nugroho said...

Mas, minta izin untuk me-link blognya. Soalnya bagus sih. Boleh kan?
http://arisnugroho.wordpress.com

admin said...

sori nih baru baca commentnya...monggo kalo mau me-link blog saya..malah saya yg mengucapkan terima kasih..salam kenal juga ya..