Empat perusahaan sarung tangan di Medan dan Deli Serdang tahun ini diperkirakan tutup menyusul satu perusahaan sarung tangan penanam modal asing asal Malaysia, yaitu PT Gluvindo Healthcare, yang sudah tutup tahun lalu. Penutupan terjadi akibat krisis gas yang semakin menjadi di Sumatera Utara.
Akibat penutupan itu diperkirakan sekitar 5.000 buruh di empat perusahaan akan kehilangan pekerjaan. Tahun lalu, secara bertahap, PT Gluvindo juga menghentikan sekitar 2.000 karyawannya dari pekerjaan.
Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumut Laksamana Adiysaksa, Senin (14/4/2008), mengatakan, kondisi empat perusahaan itu kini sudah mengkhawatirkan. Pasokan gas tidak sesuai dengan kebutuhan. Namum, Laksamana enggan menyebutkan nama perusahaan karena akan meresahkan karyawan.
Wakil Sekretaris Apindo Sumut Johan Brien menambahkan, banyak perusahaan yang kini lebih senang mempekerjakan pegawai kontrak daripada pegawai tetap karena kondisi perusahaan yang tidak menggembirakan itu. "Pengusaha ingin bertahan, maka mempekerjakan pekerja kontrak, tetapi dari sisi pekerja ini merugikan," kata Johan.
Tahun 2000, pasokan gas di Sumut masih mencapai 17 bar, tahun lalu dan tahun ini pasokan paling tinggi hanya dua bar. "Rata-rata satu setengah bar," tutur Johan.
Rencana pengalihan energi gas dengan batubara oleh sejumlah perusahaan juga masih menemui kendala. Sekitar 30 perusahaan sudah mengalihkan energi, tetapi belum menunjukkan hasil positif.
Johan memberikan contoh, pemasok yang berjanji kalori batubara mencapai di atas 6.000 kalori, tetapi pada praktiknya hanya mampu memasok 4.000 kalori. "Batubara ternyata juga bukan solusi," ujar Johan yang sudah menggunakan batubara sebulan terakhir. Kadang kala batubara bahkan mengandung air.
Agustus tahun lalu, sejumlah perusahaan sudah resah. PT Smart Glove Indonesia (SGI) dan PT Mark Dynamics Indonesia (MDI) adalah dua perusahaan yang terpukul akibat krisis gas.
Deputy Factory Manager PT SGI Alan Wong Hong Way waktu itu mengatakan, pada awal berdirinya, PT SGI memperoleh kontrak gas dari PGN sebesar 1,7 juta kubik per bulan. Namun, kini pasokan menjadi minimal 1,000 kubik per bulan dan maksimal 3.000 kubik per bulan. Oleh karena itu, produksi perusahaan yang biasanya 3.000 kotak sarung tangan per hari itu kini menjadi 1.500 kotak per hari.
"Efisiensi jelas tidak dapat kami lakukan. Seharusnya kami sudah menambah mesin, tetapi tidak bisa kami lakukan," kata Alan.
Adapun PT MDI, ang bergerak di industri keramik, pada awal berdiri 2003, pihaknya mendapat kontrak gas 100.000 kubik per bulan, tetapi kini hanya 1.000 - 3.000 kubik per bulan.
Kompas, Selasa, 15 April 2008
0 komentar:
Post a Comment