Puasa Kristen

 

Pada umumnya menjelang bulan Puasa selalu timbul pertanyaan; apakah bagi orang Kristen juga ada kewajiban puasa seperti para penganut
agama lainnya? Bagaimana puasanya orang Kristen dan berapa lama?

Pertama perlu diketahui bahwa Puasa umat Kristen itu bukan hanya sekedar Diet seperti juga untuk melangsingkan tubuh ataupun detoksifikasi,

jadi bukan hanya sekedar pantang makan dan minum saja. Diet dan puasa itu beda.

Diet hanya puasa jamani lahiriah saja, sedangkan puasa adalah untuk "Jiwa dan Raga". Jadi bukan hanya menahan diri dari makan dan
minum saja melainkan juga menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang Allah. Menahan diri dari gempuran dari segala macam godaan
maksiat.
Entah ini nyolong pulsa pada saat jam kantor ataupun berselingkuh. Dan perlu diketahui juga bahwa puasa bukan untuk
menghukum tubuh Anda, tapi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan.

Mulai dari Musa (Kel 34:28), Elia (1 Raj 19:8) maupun Tuhan Yesus (Mat 4:2) sendiri; mereka melakukan puasa selama 40 hari. Berpuasa
dalam Alkitab pada umumnya berarti tidak makan dan tidak minum selama waktu tertentu, jadi bukannya hanya menjauhkan diri dari
beberapa makanan tertentu saja lih. (Est 4:16; Kel. 34:28). Umat Kristen pada umumnya melakukan puasa menjelang Paskah atau dilakukan
dengan cara berpantang.

Kenapa puasa 40 hari ? Ini mengingatkan Tuhan Yesus yang berpuasa 40 hari (Mat. 4:2) dan juga bangsa Israel 40 tahun dipadang gurun hidup
sengsara. Sedangkan puasa Senin – Kamis merupakan tradisi orang Farisi (Luk 18:21). Puasa tidak selalu harus 40 hari, lihat jenis macam puasa yang terlampir dibawah ini.

Agama Kristen Protestan tidak mewajibkan untuk berpuasa, sedangkan Kristen Katolik mewajibkan untuk berpuasa pada masa pra-paskah.

Yesaya dengan jelas memberitahukan umat Israel (Yes. 58) bahwa orang bisa saja tidak melakukan puasa lahir, tetapi yang harus dilakukan
adalah melakukan puasa batin, yaitu berpuasa dari kelaliman, menganiaya dan memperbudak orang. Berpuasa dari mengenyangkan diri
sendiri menjadi memberi makan orang lapar, tidak punya rumah, dan yang telanjang (band. Mat. 25:31-46). Jadi, puasa itu pada dirinya
sendiri tidak memiliki arti bila bukan merupakan ungkapan hati yang bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Yesus menekankan bahwa Puasa harus dilakukan demi kemuliaan Tuhan semata-mata dan bukan untuk mendapat pujian, pamer atau perhatian
manusia ataupun untuk kepentingan pribadi misalnya agar bisa naik pangkat, ataupun ingin lulus ujian.

Masalahnya banyak orang menyalah artikan dengan apa yang tercantum dalam Alkitab Matius 17:21 seakan-akan apabila kita hanya berdoa
saja, doa kita itu kurang afdol dan kurang di dengar oleh Allah. Banyak orang berpikir melalui tindakan berpuasa dengan sendirinya
menjamin bahwa Allah akan mendengar dan mengabulkan seluruh doa kita (Yes 58:3-4) Untuk menentang ini para nabi menyatakan, bahwa tanpa
kelakuan yang benar, tindakan berpuaasa adalah sia-sia (Yes 58:5-12; Yer 14:11; Za 7)

Puasa merupakan suatu ibadah, maka pelaksanaannya tidaklah dapat dipaksakan. Relasi dengan Allah adalah soal keyakinan pribadi dan
tidak ada seorang pun yang dapat mengganggu gugat hal itu. Namun permasalahannya adalah, jika puasa itu adalah ibadah apakah puasa
perlu dilegalkan atau diwajibkan dalam hukum agama? Jika demikian kenyataannya, berarti relasi manusia dengan Allah adalah sesuatu
yang dapat (bahkan harus) dipaksakan.

Puasa berkaitan dengan komitmen. Maka jenis dan bentuk berpuasa (mis. Pantang makanan; minum; dan berapa lamanya seseorang harus
berpuasa) ditentukan oleh orang yang hendak berpuasa berdasarkan komitmen pribadinya dengan Tuhan; bukan ditentukan oleh aturan agama.

Puasa adalah panggilan, bukan kewajiban.
Karena itu puasa harus dilakukan dengan sukacita bukan karena terpaksa. Puasa bukan pula
ukuran kesalehan atau kerohanian seseorang. Orang yang menjalankan puasa tidak berarti dia lebih saleh atau lebih beriman dari mereka
yang tidak berpuasa.

Perlu disadari bahwa penebusan Yesus di atas kayu salib telah menggenapi Hukum Taurat (PL) yang bergantung pada usaha manusia
menyelamatkan diri sendiri dengan melakukan hukum agama secara ketat (sunat, korban, sabat, puasa, halal-haram dll), menjadi kasih
karunia Allah yang diberikan kepada setiap orang yang percaya dan bertobat (Yoh. 3:16; Ef. 2:8-10).

Terlampir dibawah ini jenis macam Puasa berdasarkan Alkitab:
1.
Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
2.
Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16)
3.
Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16)
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13)
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan
1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)

Mang Ucup
Email:
mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.org

 

0 komentar: