Sedemikian burukkah citra Polri di mata Amnesty International?

polisi wanita indonesia

Di dalam laporan Amnesty International yang berjudul : Unfinished Business : Police Accountability In Indonesia, disebutkan bahwa citra Polri sangat buruk, menyedihkan dan memalukan. Dikatakan bahwa Polri kerap bersikap brutal pada para pecandu narkoba dan kaum wanita, khususnya pekerja seks. Selain itu, Polri juga sering meminta uang sogokan dari para tahanan jika ingin mendapatkan perlakuan yang lebih baik atau hukuman  yang lebih ringan. Ironisnya, mayoritas polisi yang melakukan tindakan tersebut tidak dihukum. Laporan tersebut didasarkan pada wawancara dengan sejumlah korban kekerasan dan lainnya, termasuk pengacara, polisi dan kelompok-kelompok HAM di Indonesia selama dua tahun.

Budaya kekerasan dan penyiksaan memang belum sepenuhnya lepas dari kalangan polisi Indonesia. Kita sering - paling tidak mendengar - bagaimana polisi menggunakan kekerasan untuk mendapatkan informasi dari para penjahat. Ada dengan cara disundut rokok, dipukul, jari (jempol) tangan atau kaki yang diletakkan di kaki meja, dan lain sebagainya. Cara-cara yang lebih intelek belum sering digunakan. Polisi masih sering menggunakan otot daripada otak.

Pada saat hendak menangkap-pun polisi sering tidak menunjukkan surat penangkapan. Tangkap dulu surat belakangan. Belum lagi soal hak dari para penjahat/tersangka pada saat ditangkap (bukan berarti saya memihak kepada penjahat/tersangka). Di Amerika sono, dikenal adanya Miranda Warning (bisa baca di http://en.wikipedia.org/wiki/Miranda_warning), yaitu satu warning yang harus dibacakan oleh polisi pada saat hendak menangkap seseorang. Isinya antara lain bahwa orang yang hendak ditangkap itu, memiliki hak untuk diam (the right to remain silent) dan hak untuk mendapatkan pengacara yang mendampingi pada saat ditanya (the right to an attorney present durring questioning). Di sini, boro-boro didampingi pengacara, muka ngga bonyok aja udah syukur :-)

Lalu ada lagi pameo yang berlaku di masyarakat, kalau kehilangan kambing, lalu lapor ke polisi malah bisa jadi hilang kerbau. Artinya, jika kita mengalami kejadian yang tidak mengenakkan - katakanlah kehilangan atau kemalingan - mending tidak melapor ke polisi, karena nantinya masalah bukan selesai malah tambah panjang. Hal ini yang mengakibatkan masyarakat enggan untuk melaporkan kerugian yang dialaminya. Belum lagi kita melihat kelakuan polisi di jalan raya. Segala cara dilakukan polisi untuk tetap menilang kita, walaupun kendaraan kita sudah lengkap, dokumen lengkap, tapi tetap aja ada alasan polisi untuk menilang. Saya pernah mendengar cerita, katanya - sekali lagi ini katanya ya..daripada nanti saya dicap mencemarkan nama baik, repot - bahwa kadangkala polisi-polisi di jalan raya tersebut diberikan target untuk menghabiskan kertas/surat tilang sekian lembar per hari. Dan hasil dari tilang tidak resmi tadi dilaporkan (baca: disetor) ke komandan di atasnya.

Masih banyak cerita-cerita 'sedih' dari kinerja polisi Indonesia. Kalau mau dituliskan di sini..wah, bakalan panjang banget. Trus, apakah polisi-polisi di luar sana - katakanlah di Amerika - tidak ada yang jelek kerjanya? Pasti ada. Tapi persentasenya mungkin kecil sehingga tertutup dengan kinerja polisi yang baik. Lalu, apakah di Indonesia tidak ada polisi yang kerjanya bagus? Ya, pasti ada dong. Masak semua polisi Indonesia jelek kerjanya. Hanya sangat disayangkan, perbuatan oknum-oknum ini lebih banyak dibandingkan yang bekerja secara baik. Ibarat pepatah : gara-gara nila setitik, rusak susu disebelah...eh, salah..rusak susu sebelanga.

Mudah-mudahan pihak Polri menanggapi laporan Amnesty International ini secara baik dan lapang dada. Bukan dengan emosi, atau bahkan membawa ke ranah hukum seperti kasus Prita dengan Omni. Polri harus mau mengakui bahwa di institusinya memang banyak kekurangan, dan berangkat dari kekurangan yang ada harus mau memperbaiki diri, mulai dari cara penerimaan calon polisi, pendidikan, gaji, pangkat dan karier dan sebagainya. Sehingga slogan : Melindungi dan Melayani tidak hanya tinggal menjadi slogan atau penghias kantor polisi atau pos-pos polisi semata. Dan ini juga diharapkan dapat menghapus citra buruk Polri dimata Amnesty International.

Semoga....

Sumber gambar : zaimpunyacita2.blogspot.com

59 komentar:

kang ikhwan said...

Susah memang mas, karena kebanyakan dari mereka membayar waktu mendaftar, sehingga mau tidak mau harus berupaya mengembalikan duit yang telah dikeluarkannya. Bagaimana menurut pendapat anda mas???

pengguna said...

oknum tuh sob...hukum aja yang kayak gitu...dulu gw takut banget ma polisi..hihi..

Dinoe said...

iya begitulah keadaan para penegak hukum kita sekarang ini...lebih byk mementingkan power dan materi dari pada rasa kemanusiaan...nice artikel bang

Pinasthika said...

awas mas, ntar kaya kasusnya bu prita loh...^_^

rangminank said...

semoga saja dengan berjalannya waktu...polis2 kita smakin baik ya..
bravo polisi indo


by yosaadi.blogspot.com

Anti Milan said...

LANJUTKAN!!!

MILAN NO said...

LANJUTKAN

TOPNews said...

klo yg dinilai pol kita & diinterview adalah korban bs bener & bs jg tdk ,,coba pol malay misalnya..(Rela) apa jg lebih baik dr pol kita?
klo oknum jelas ada tp klo rata2 saya g setuju bro..

Anonymous said...

polisi di indon memang edan semua!!! bukannya melayani masyarakat! tapi malah menyusahkan masyarakat!! contoh polisi yg bagus di taiwan nih!! walaupun kita nggak berduit tapi tetap diperlakukan sesuai hukum! gue pernah berurusan dengan polisi taiwan dan sapai ke pengadilan lagi!! kita diperlakukan dengan baik disini walaupun kita sebagai tersangka!! dalam suatu kasus!! pokoknya polisi ataupun aparat diindo edan semua!! kerjanya cuma cari kesempatan buat memeras rakyat!! kalau ada yg bilang polisi indonesia bagus dan profesional maka saya mengatakan bahwa orang itu adalah orang terbodoh dindonesia!!!!!!!

Anonymous said...

kalau dengan alasan waktu mendaftar jadi polisi harus bayar mahal!! jgn jadi polisi dong ! kalau belum siap mental untuk bersosial!! kalau di taiwan wajib militer dan banyak yg nggak mau ikut wajib militer! beda dengan di indo! berlomba lomba bayar mahal biar bisa masuk kepolisian atau militer!! dengan tujuan gampang cari duitnya! itulah tujuan yg masuk kepolisian!! ini kenyataan!

Nopi Mujiyanto said...

Ternyata kenerja polisi tiap ada penilainnya juga yah,..
Mudah2an dngan adanya pencitraan tersebut, Polri kita bisa instropeksi,..
Btw, ati2 bang awas kena tangkep,.:)

pencari cara sukses adsense said...

Kalau menurut saya jika berbicara tentang HAM, berarti disitu ada Hak asasi manusia hehehe, jika suatu pelanggaran terjadi berarti sudah pasti ada pelanggaran hak asasi manusia orang lain juga bukan ???

Bagaimana kita akan memberikan hak dia sebagai manusia saat dia sudah melanggar hak manusia lain :) yah semua ada sebab akibat bukan ???

ghielz said...

tadinya pengan komentar kurang bagus buat polri dengan tindakan yg pernah mereka perbuat....dalam tanda kutif....tapi....takut di tangkep ah...hehehe

Kang suroto said...

Harus mulai dari diri kita sendiri

penchenk said...

Ya bukan hal yang aneh lagi bagi warga negara indonesia, artikel yang mas buat itu sangat benar sekali,, terus yang kayak gitu itu apa pantas disebut penegak hukum??? saya pribadi juga tidak suka sama silup.

iRieN(SeKaRaNi TJaHJoNo) said...

itukan hanya ulang segelintir polisi saja yg begithu.....*berharap gag di tilang polisi*...

Ridwanox said...

Masih kurang kesadaran....

ayomaos said...

sebenarnya menilai kinerja suatu instansi atau badan hukum lainnya harus dilihat dari beberapa sudut pandang, inipun berlaku juga bagi Polri. Hanya karena seorang Oknum yang bertindak jelek, akhirnya satuan yang kena getahnya.

Sobat.. tukar link, ya? Aku pasang link anda.. makasih

andie said...

banyak oknum mas.

Gasa said...

iya buruk!!! hehehe.. apalagi polisi yang gag punya dedikasi buat negeri Indonesia, yang hanya makan uang haram hasil ngerampok dijalan, ini nyta bro.... emang aku bangga ama orang2 yang pangkatnya uda tinggi2 karna pemikirannya luas dan tau hukum.. tapi yang masih pangkat kecil2tu yang sok-sok... apalagi polisi yang masih muda!!huh angkuhnya minta ampun... mayak pooll.. itukan cermin nergeri ini ?? benar.. benahi ya,sikap mental dan prilakunya. I Love Indonesia, dan aku gag suka aparatur yang suka membodohi masyarakat bukan untuk melayani masyarakat. Jujur aku aja nyitrain polisi buruk banget!!! tilangnya harus jelas pak!!! sesuai aturan jangan sesuai kebutuhan kantong!!!

----
selebihnya... tidak semua polisi seperti itu, tak semua aparat itu penjilat... ok ;)

Gasa said...

oiya lupa.. masak masuk polisi harus nyogok ??? wakakakaka... polisi banci bertamengkan ksatria tu!!! malu dong, malu malu dong ... (kayak lagu aja hehehe)

budi said...

keren postingannya........&.........topiiiiiiknya

admin said...

kalo gini jadi sedih melihat citra bangsa kita di mata dunia...

Anonymous said...

ya gitu dech...
Ombung s7 sama kalimat abang yg berbunyi demikian "Polri harus mau mengakui bahwa di institusinya memang banyak kekurangan, dan berangkat dari kekurangan yang ada harus mau memperbaiki diri, mulai dari cara penerimaan calon polisi, pendidikan, gaji, pangkat dan karier dan sebagainya. Sehingga slogan : Melindungi dan Melayani tidak hanya tinggal menjadi slogan atau penghias kantor polisi atau pos-pos polisi semata."

memang seharusnya polisi bersifat lebih bijak lagi

reni said...

Sudah sangat banyak cerita buruk tentang aparat kepolisian kita.
Semoga saja suatu saat kelak, polisi dapat memperbaiki citranya dan benar-2 mampu menjadi pengayom masyarakat.

lafa said...

emang haru s ada perubahan sistem bro :)

narti said...

kapan ya bisa tertib, seperti negara2 maju? yg jelas hukum harus tegas dulu...
tapi semua saling berkaitan juga sih.

Admin said...

awwwwwwwwwwww mantap banget tulisanmu bang.

POLISI indonesia payahh dah keturunan itu bang alias dah mendarah daging. Diperlukan 10 generasi untuk memperbaiki citra Polisi. Bagaimana tidak waktu mau masuk Polisi dah pake uang. Di dalam pendidikan aja sudah diajarkan bekerja itu untuk uang bukan seperti slogan Pengayom dan segala macamnya.

Jadi yang dibutuhkan negara ini adalah Manusia2 yang punya idealisme yang tinggi dan integritas. Yahhhhhhh mana mungkin ada kl pun ada lambat laun pasti akan berobah atau kl tidak bs berobah yahhh pasti dimusnahkan.

Yulia Indah Pratiwi said...

emmm...semoga suatu saat citra polisi bisa diperbaiki ^^

Obrolan lepas said...

ada beberapa poin diatas yang sangat kental dengan praktek sekarang oknum polisi, aku pernah merasakan ini disaat kakak saya tersandung kasus nakoba, menyakitkan memang.

Blogspot Corporate Themes said...

hehe... memang kebanyakan seperti itu citra polisi di sebagian orang-orang.. :)

Karila Wisudayanti said...

Emang oknum sih Bang..(hehehe..aku pantang generalisir..:p)
Tapi fakta : anakku yang umur 2,5 tahun, sekarang trauma liat polisi gara2 ibunya sering ditilang en suatu hari ada polisi yang sangar :p

Denny said...

hufff benull.. kemaren saya ujian sim A gratisan dari depnaker.. tapi sampai di kantor polisi tetep bayar 15rebu untuk medical check.. ya walau sedikit,, tapi kan lama-lama menjadi bukit..

semoga budaya seperti ini tidak semakin menjamur..

btw bayangin aja berapa duit yang harus keluar kalo mau masuk AKPOL.. :D

franky said...

Semboyan Melindungi dan Melayani tidak sepenuhnya diterapkan.Citra polisi sudah jelek dimata sebagian masyarakat

azarre said...

wahh... jadi koreksi nihh buat para polisi... kalo saya lihat ini siudah menjadi citra polisi dimana2... nais post broo...

Anonymous said...

hello... hapi blogging... have a nice day! just visiting here....

itthai said...

hemm... bingung nih ma ngomong apa.
mmg begitu keadaan para penegak hukum kita...lebih byk mementingkan materi, sy jd sedih nih :(

gab's mom said...

thanks for the visit ;-)

Laston Lumbanraja, S.Sos said...

Tadi malam saya nonton Jalur 259 di TV One.
Makin buruk dech citra Polri

#Bara said...

Menyinggung kinerja aparat kepolisian memang benar demikian faktanya, membenahi sebuah budaya dan mental yang melibatkan kekuasaan dan uang serta oknum korup di lembaga ini akan susah walaupun gak ada yang mungkin untuk di rubah tapi setidaknya bakal membutuhkan proses lama dimana satu persatu harus di babat habis sedemikian sehingga pada suatu saat nanti yang tersisa betu2 aparat yang mengabdi demi kepentingan rakyat. Budaya sekarang akan terus menghasilkan budaya yang sama jika terus dibiarkan.
Mudah2an adanya laporan Amnesty Internasional ini menjadikan polri introspekdi diri dan betul2 mau merubah citra buruknya karena inilah faktanya.

Rumah Islami said...

merubah mental memang tidak bisa laksana hujan sehari yang dapat menghapus panas setahun ya bang...tetapi selama ada niat mudah2an ada perubahan :)

Opung said...

wah kalo udah banyak oknum yg moralnya rusak gimana citra polri mau baik.

Risefa said...

menurutku masih banyak kok polisi yang mempunyai akhlak yang baik dan tetap berwibawa.

Alphawave said...

gak semua polisi gak bener kok bro.. masih ada juga loh yang baik.. sayangnya yang baik itu cuma 0.00001% dari jumlah keseluruhan pulisi di tanah air.. hahahha...

chaos said...

Kepolisian INdonesia gak bisa bersih kalau sistem perekrutannya masi kotor..

HAPIA Mesir said...

apahak seperti ini polri kita?????

rae_zen said...

mungkin tak akan selesai jika membahas aparat kita yg satu ini.....

bunda azka said...

hemm... klo mmg sudah jadi cap ya mau gmn lagi pak..
mmg org tuh lebih ngecap jelek pd polisi dr pada baiknya.

Ruang Kita said...

sudah menempel citra buruk akan sulit dihapuskan, mungkin karena meniru dari para senior (duplikasi) yang buruk... Semoga Kepolisian Indonesia menjadi lebih Baik,,

lina said...

walau faktanya masih pahit, kita tetap harus optimis dan berpikiran positif agar kepolisian Indonesia suatu saat bisa bercitra spt. yang kita pikirkan...

Erwine Reidha said...

Duuhh..kebetulan 4 kakak laki² aku pkrjaannya adalah polisi,gmn nih....?apakah trmasuk aparat yg lalai??hehe..

Yudie said...

Bener banget Pak... prosentase Polisi yang baik sangat kecil dibanding yang gak baik (di Indonesia).
Saya pernah jadi saksi pada kasus pencurian di kantor. Pada saat pembuatan BAP, habis tuh si Maling dihajar ama Polisi. Saya yang tadinya geram ama malingnya...eehhh malah jadi iba...kesian mukanya bonyok2 dan tangannya berdarah...

Q11901 said...

Semoga Kedepannya Polisi di Indonesia menjadi lebih baik lagi

Ani said...

Begitulah memang citra Polri yang kita rasakan juga. Miranda warning hanya sempat lihat di film2 selama ini. Semoga dengan adanya laporan dari Amnesty International membuat Polri berbenah dan memperbaiki diri.

Dee said...

hmm..tapi gak seburuk itu sih sebenarnya citra polri..krn nyokapku polis di kebayoran lo/..

rachmattullah said...

wah tentang penegak hukum ya... memang sih setiap pekerja dimana pun dan selain polisi, pasti ada yang buruk kayak buah pisang ngak ada yang masak dengan indah semuanya, pasti ada yang busuk, mungkin juga alasan mereka seperti itu karena kebutuhan hidup, ya emang berapa penghasilan dari Polisi, PNS, maupun karyawan swasta, klw mau hidup enak pasti suka khilaf dan mengambil langkah yang tidak diridhoi oleh Allah.SWT tapi biarkanlah semuanya nanti akan dipertanggung jawabkan di akhirat, Dunia ini mungkin akan segera kiamat kita tidak tahu kapan, itu rahasia Allah.SWT, maka segeralah bagi siapapun bertobat dan mendekatkan diri kepada Allah.SWT, bukannya SOK alim tapi ini penting bagi yang muslim :D

thanks ya kasih kesempatan untuk komen disini, salam kenal dari ;

Tips Blog Bisnis Internet

Budak Pempek City

Bukan Orang Politik Kok

Tips Kecantikan said...

Bahasa premannya..kalo gak nyambi2 kapan kaya nya om.....xixixixi

Stop Dreaming Start Action said...

Mudah2an aja POLRI kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.

ReMo-XP said...

Bener sob,, saya pernah mengalami sendiri,, suka kesel kalo mikirinnya,, hehehehe