Obama vs McCain...Kalah bukan aib koq

Pemilu di Amerika Serikat (USA) sudah berakhir. Dan kita juga sudah sama-sama mengetahui siapa yang menjadi presidennya, yaitu Mas Barack Obama. Bahkan saya juga telah melayangkan surat ucapan selamat kepada Mas Obama di sini

Yang ingin saya soroti adalah bukan soal kemenangan Mas Obama. Tapi bagaimana McCain (seteru Obama dimasa kampanye) menyikapi kekalahan. Yang bisa jadi cara McCain ini juga merupakan gambaran umum rakyat Amerika dalam menghadapi kekalahan.

Saya yakin pertarungan - kalau bisa kita sebut pertarungan - antara Mas Obama dan Opa McCain untuk menuju White House pasti sudah banyak menghabiskan tidak hanya waktu, tenaga bahkan juga dana dalam jumlah yang sangat besar. Tapi setelah perhelatan tersebut berakhir, sikap apakah yang diambil oleh pihak yang kalah?

Opa McCain menelepon Mas Obama : mengakui kekalahan dan mengucapkan selamat. Lalu coba kita baca apa yang dikatakan oleh Opa McCain diakhir pidato 'kekalahannya' :

"Malam ini sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya, tidak ada dalam hati saya kecuali kecintaan saya kepada negeri ini dan kepada seluruh warga negaranya, apakah mereka mendukung saya atau Senator Obama. Saya mendoakan orang yang sebelumnya adalah lawan saya semoga berhasil dan menjadi presiden saya".

Aneh bukan? Ya agak terasa aneh bagi kita. Bagi bangsa Indonesia yang sudah terbiasa untuk tidak berani mengakui kekalahan meski sudah benar-benar kalah. Bahkan menuding orang lain sebagai penyebab kekalahan daripada menunjuk diri sendiri sebagai penyebab kekalahan. Di negeri yang terkenal orangnya ramah-ramah ini, kalah dianggap aib. Kalah berarti akhir dari segalanya. Kalah berari kiamat. Karena itu harus dibela mati-matian, kalau perlu dengan kekerasan untuk membalikkan kekalahan menjadi kemenangan meski itu rekayasa.

Terlepas dari kekurangan dalam sistem pemilu atau pilkada di Indonesia dibandingkan dengan Amerika Serikat, sehingga memang ada kecurangan yang bisa timbul, tapi sikap belum bisa menerima kekalahan juga terjadi di panggung yang lain. Sepakbola contohnya. Pada saat menang maka para pendukungnya bisa berkelakuan baik. Tapi coba lihat jika kesebelasannya kalah. Mengamuk. Merusak. Membakar. Dan seringkali yang dirusak adalah aset atau sarana publik. Miris kita melihatnya.

Para politisi kita juga sami mawon. Kalah dalam kongres ramai-ramai bikin kongres tandingan dan bikin partai baru. Pengacara atau pembela juga demikian. Kalah di pengadilan, tuding hakim sebagai penyebab kekalahannya. Masih banyak contoh-contoh lainnya yang menunjukkan sikap bangsa ini dalam menerima kekalahan.

Sungguh watak ini sangat memprihatinkan. Kita belum siap untuk menerima kekalahan. Mungkin dari kecil kita hanya diajarkan bahwa hidup ini isinya hanya kemenangan tokh. Jelas, siapapun tidak akan menginginkan kekalahan. Betul kalah itu mengecewakan dan menyakitkan. Tapi apakah karna kita merasa 'kecewa' dan 'sakit' lalu tidak mawas diri, dan bahkan cenderung menuding orang lain dan mencari kambing hitam?

Bangsa ini lebih besar dari seorang Opa McCain. Bangsa ini lebih besar dari Amerika Serikat. Kita punya semangat Bhineka Tunggal Ika yang lebih besar dari E Pluribus Unum Amerika. Seperti judul buku Pak SBY "Indonesia On The Move", maka bangsa ini juga pasti mau berubah. Bangsa ini juga pasti mau belajar. Kita bukan bangsa yang bodoh koq. Kita juga bukan bangsa yang bar-bar koq. Kita juga mau belajar untuk menerima kekalahan. Bahwa kalah itu bukan aib dan akhir dari segalanya.

Mengapa McCain bisa, tetapi kita tidak bisa?

Yes, We Can!!!

Sumber gambar : http://www.presidensby.info/iotm/index.html

33 komentar:

Anonymous said...

kesatuxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Anonymous said...

keduaxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Anonymous said...

ketigaxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Anonymous said...

Baru deh koment....wakakaakakaka.....postingannya masih seputar presiden amrik yang baru yah

Emang pemilihan kali ene emang seru buat di bahas. Masyarakat indonesia juga ikut bangga atas terpilihnya mas Obama sebagai presiden amrik.

Selain doi karismatik, doi juga perna tinggal di Indonesia. Secara gak langsung masyarakat indonesia turut bangga atas kemenangannya.

Judulnya harusnya gene om....Yang muda yang berkarya....ho..ho..ho..aki2 support ajah...kaburr ahhhhhhhhhh

Azwar said...

pertama sayya mau ucapkan selamat buat OBAMA

Anonymous said...

sportifitas emang kudu ditegakan.sayangnya sikap yang kayak gitu jarang banget ditemuin.

Miss G said...

Wah semangatnya, terasa berkobar2 waktu menulis (^^,) Ya, saya setuju, kita juga bisa... pertanyaannya bukan bisa atau tak bisa, tapi mau atau tak mau (^^,)

DavidMIqbal said...

please, saya yg pertama....bener tw indonesia beda banget dgn amerika..contohnya aja SBY VS MEGAWATI...megawati sampai sekarang tidak mao bertemu dg sby lantaran kekalahannya....gak sama kayak mccain VS obama

Unknown said...

bener mas, bangsa ini memang gak ada yg mau kalah, maunya menang sendiri aja, kalau kalah seharusnya lapang dada, bukannya malah menjelek jelekkan yg menang, padahal belum tentu dia itu lebih baik dari yg dijelek2 an..

DuDuGi said...

pertamax bozzzzzzzzzzzzzzzz..

Anonymous said...

sampai kapan berita Obama kosong ? bosen nih broth :(

Anonymous said...

kalo gt mulailah dari diri sendiri. kita jg ga boleh nyalah2in kok di indonesia gini disana gitu? (kayaknya mirip nyalahin juga kan? salah siapa coba? gatau juga. pusing deh) mendingan dengan langakh kecil dan sederhana kita mulai dari diri sendiri. kalo diri sendiri dipangkatkan (apaan sih) lama2 menjadi suatu komunitas, dsb dsb akhirnya jadi indonesia. duh udah malem jadi ngetik ngalor ngidul.

Anonymous said...

Betul sekali Bung. Kita memang harus belajar menerima kekalahan. Salam.

Wahyunansyah said...

bangsa ini masih dalam proses pendewasaan diri..
wajar saja kelakuannya masih terbawa sifat anak-anak.
yach...jelek-jelek juga bangsa kita..
semoga kedepan menjadi lebih baik..
amiin..

Seno said...

Kita memang masih harus belajar. Trutama belajar menerima kekalahan.

gfgf said...

jaman sekarang mana ad yang kalah selalu menerima dengan lapang dada yang ada saling salah dan mendari kesalahan lwan ntuk dijatuhkan lagi

Herdin O. T. said...

Manusia sekarang kan udah lebih intelek dibanding dulu... tapi kalo masi ada yang ngamuk kalo kalah.. brati masi setara dengan binatang...

Milla Widia N said...

Bravo Obama! Moga2 bisa membawa perubahan yang lebih baik dari pendahulu2nya ^_^

Diana Yusuf said...

terharu juga yah...si kang obama bisa menang soalnya kulitku juga item jadi aku seneng ada orang amrik item

Unknown said...

bangsa ini perlu pemimpin yang berani jadi pemulung

Anonymous said...

obama,...mcChain, pantas dicontoh,..

Anonymous said...

Rakyat indonesia memang masih perlu banyak bebenah...terutama sikap legowo (dalam bahasa jawa) atau menerima dengan lapang dada.

Anonymous said...

emang mereka orang-2n yg sportif

Anonymous said...

Uang segitu, cukup buat beli indomie. Tapi ama pabrik-pabriknya. Tapi ini manjadi memotivasi kita Ronaldo yang kerjanya ngejar2 bola, abis kena langsung ditendang aja bisa berpenghasilan segitu, kita juga bisa kalo cuma nendang bola doang sih, ya g?

Bedanya, Ronaldo memang punya kemampuan khusus dalam mengolah bola, nah kita belum. Lantas, apa kita harus jadi pemain sepak bola? Bisa aja, kenapa enggak?

Trus kalo yang g suka sepak bola g bisa kaya dong? Bisa juga, caranya berlatihlah seulet Ronaldo. Tekuni bidang yang kita kuasai (dalam bidang apa saja), sampai kita tahu betul seluk beluknya. Maka percayalah, kita juga bisa berpenghasilan besar dari ketrampilan kita itu.

Emang K Seno punya ketrampilan apa? Kabuuuurrrrrr.....

Anonymous said...

dunia politik mmg terlalu banyak dgn kemunafikan... n I dont like it..

Ulie Azhar said...

Teteuppp... Ulie pilih UJANG!!! Yess!

*Lha?*

*Gak nyambung dot com karena lagi mode sedikit bete on*

Hehe..

Selamat buat Obama! Semoga bisa membuat perekonomian (terutama Indonesia) stabil lagi, amien..

Mudah-mudahan..

Anonymous said...

ene contoh sikap yg bener2 perlu ditiru politisi Indonesia
nice post om

mama icel said...

namanya baru bljar berdemokrasi yah kayak masih anak kecil gitu kalau kalah marah,ngamuk,berbuat anarkis

jadi kesimpulannya masih harus belajar terus sampai bisa jadi dewasa dan mau mengakui kekalahan dan mendukung yg menang..

kapan?

Vivi Renissa said...

Di Indonesia mah yang kalah teh meni pundungan.

Mudah2an aja di pemilu berikutnya orang2 itu jd makin dewasa...

Anonymous said...

Tanya kenapa ???

Kekekkekkee.....

Kapan ya..bangsa indonesia bisa meniru demokrasi yang sehat seperti itu...

Susah rasanya...
sepertinya memang sudah mendarah daging pada bangsa kita...

Adhini Amaliafitri said...

semoga para pemimpin bangsa ini bisa belajar dari Opa McCain :D begitu pula dengan rakyatnya.

Indonesia, yes we can! ^__^

Anonymous said...

kalo di Indonesia mah yg kalah pasti deh ribut... beda dgn di luar negeri yang kalah sportif gak kyk Indonesia... huhhhh

Anonymous said...

wah 1-4 lagi2 mbak Anna... kebanyakan nyari back link mbak hehehe