Yipiiikayeee..akhirnya siang ini hari Minggu (23/12/2008) jam 13.00 pesawat Airasia Indonesia Boeing 737-300 yang saya bayari (bukan saya tumpangi..karna saya bayar bukan numpang) tiba dengan selamat di bandara Polonia Medan. Catatan kecil dari saya mengenai kelakuan/tabiat entah sebagian besar atau sebagian kecil orang Indonesia adalah, waktu untuk meng-aktifkan HP pada saat pesawat setelah mendarat. Jelas-jelas flight attendants sudah mengumumkan (sampe berulang kali), bahwa mohon untuk tidak mengaktifkan HP di dalam pesawat dan HP hanya dapat digunakan di dalam terminal penumpang. tapi belum lagi si mbak yg cantik dan mohleg itu (hehe) selesai ngomong dan juga si burung besi belum berhenti parkir...sudah banyak nada HP yang aktifkan...tididingtingting (tau dong nada pembuka dari HP dengan merek Nukie).

Bahkan sudah ada yang melakukan panggilan telepon yang mengabarkan kalau dirinya sudah mendarat. Weleh..weleh...si mbak yang mohleg itu sampe geleng-geleng kepala (psssttt...saya duduk di seat paling depan. si mbak itu duduk berhadap-hadapan dengan saya. dan dia menggunakan rok yang cukup pendek. mata ini jadi serba salah. Dilihat dosa, tidak dilihat mubazirrrr...hahahaha).

Oya, saya baru dari Jakarta, dikarenakan panggilan tugas. Kebetulan ada buyer dari Holland bin Belanda yang datang dan ingin bertemu. Jadi ceritanya begini. Buyer ini - Standard Glass Company - adalah perusahaan trading yang khusus jual beli komoditi float glass. Selama ini mereka membeli dari negara China dan export ke beberapa negara Eropa serta Amerika Latin. Jumlah yang mereka export cukup banyak, sekitar 3000 container setahun. Dan sekarang ini mencoba untuk mencari alternatif sumber lain selain China, yaitu salah satunya adalah dari Indonesia.

Kebetulan perusahaan keeciiill yang saya dan teman saya jalankan PT. Quantum Indonesia Translogistic bergerak di bidang jasa freight forwarding. Maka melalui website PT Quantum Indonesia mereka mengirim email untuk mendapatkan informasi mengenai ongkos pengapalan (ocean freight) dari Semarang ke Montevideo, Peru. Sebetulnya mereka membutuhkan ke banyak negara selain Peru, contohnya ke Brazil, Argentina, dll. Tapi yang saat ini yang cukup prospek adalah ke Peru. Source/supplier yang mereka dapatkan ada di Semarang.

Setelah beberapa kali 'berbalas pantun' via email, untuk menegosiasikan harganya, akhirnya mereka setuju dengan offering rate kami, maka sebagai trial shipment mereka memberikan PO untuk 4 container. Setelah jalan 2 container maka, Mr. Stephan dari Standard Glass memberitahukan kalau boss-nya akan ke Semarang dan mampir ke Jakarta serta ingin bertemu dengan pihak kami. Si londo iki, tidak tau kalau saya itu ada di Medan. Mereka hanya tau saya ada di Jakarta. Yowis..saya pikir tidak ada salahnya untuk bertemu. Dijadwalkan untuk meeting di Hotel Sheraton Bandara Jakarta, tanggal 19 November 2008 jam 19:00.

Paul - Standard GlassDi hotel Sheraton Bandara Jakarta, sambil menunggu rekan-rekan yang masih terjebak di tengah kemacetan jalan Jakarta (yang udah suangaat rruarr biasa), maka saya mencoba ngobrol-ngobrol dulu sama bossnya Standard Glass ini yang punya nama Mr. Paul Huibregtse.

How to break the ice? Maksudnya, pertanyaan apa ya yang bisa segera mencairkan suasana pada saat pertemuan pertama yang pasti masih sangat kaku. Sing tak pikir-pikir aku tanya aja di bule ini..apa ini kunjungan pertama dia ke Indonesia. Lalu si Paul bilang, tidak. Dia sudah cukup sering ke Indonesia. Malah bojone arek Suroboyo, Jawa Timur. Cuman bojone iku, udah lama tinggal di Belanda dan malah udah jadi WNB (Warga Negara Belanda). Ealahhh...jauh-jauh dari negeri maju, kecantol sama orang Indonesia. Dari pertanyaan sederhana itu, maka suasananya segera mencair. Si Paul nyerocos segala hal.

Ina and TenySetelah rekan-rekan tiba di hotel, maka pembicaraan mulai masuk ke topik bisnis. Oya, para sobat jangan menganggap kalo bahasa Inggris saya fluently .Ngga. Prinsipnya : i understand, he understand...we understand-lah...Ancur-ancur..hehe. Si Paul cerita kalo perusahaannya adalah perusahaan keluarga dan sudah berjalan selama 30 tahun. Dimulai dari bapaknya. Sementara dia adalah generasi penerus, dan menjalankan perusahaan itu bersama dengan brotha-nya. Dia cerita kalau harga float glass China lebih murah dibandingkan di Indonesia (padahal sepengetahuan saya, bahan dasar membuat glass yaitu pasir kwarsa di import dari Indonesia. Ironi kan?). Dia juga heran kenapa ongkos pengapalan dari Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan dari China. Saya coba informasikan semampu saya dengan tetap membela yang bayar ooOops membela Indonesia. Singkat cerita, walaupun malam itu belum ada kata sepakat mengenai ongkos pengapalan, tapi paling tidak kami sudah bertatap muka untuk bisa lebih meningkatkan rasa saling percaya diantara dua perusahaan. Dan si Paul berjanji - ini bukan seperti janji-janji kampanye - kalau kami bisa support dia dari sisi harga yang kompetitif maka mereka akan menggunakan jasa perusahaan Quantum Indonesia. Of course..bukan hanya harga yang dia cari, tapi juga dari sisi service.

Talking-talking about businness-nya udah selesai. Lalu iseng saya lontarkan pertanyaan, apakah dia ke Indonesia sendirian atau rombongan. Dia bilang alone. Saya tanya, ente tidak takut? Dia jawab dengan heran : Why? Yaa, bro' Paul..you tau kan suasana di Indonesia, dimana 3 pelaku bom Bali baru dieksekusi dan banyak rumor yang beredar akan adanya balas dendam. Disamping itu masih ada beberapa negara yang memberlakukan travel warning ke Indonesia. Artinya Indonesia itu belum aman.

Si Paul ini menjawab dengan muantap surantap (dalam bahasa Inggris tentunya, mosok bahasa batak)..No. I'm not afraid. Negara yang lebih bahaya dari Indonesia banyak. Indonesia itu aman. Damai. Buktinya saya bisa ketemu anda malam ini di sini. Dia lanjutkan, ada satu negara yang pernah dia kunjungi - yang saya lupa namanya - malah lebih violent dibandingkan Indonesia. Kalau anda visit as a tourist dan tidak bisa berbahasa Spanyol, maka kemungkinan untuk di rampok di jalan sangat besar. Dari negara saya - Belanda -  dia bilang, tidak ada travel warning ke Indonesia. Soal bom itu bisa terjadi dimana aja. Tapi tidak berarti harus jadi paranoid.

Wah, saya langsung teringat akan blog yang menjelek-jelekan Indonesia. Omongan si Paul ini bisa jadi bukti bahwa Indonesia itu aman. Tidak sejelek yang disebutkan oleh blog itu. Wong iki londo, melaku-melaku dewe ke Indonesia. Aman-aman aja. Tidak ada yang perlu ditakutkan.

Di pesta blogger 2008 yang berlangsung hari Sabtu tanggal 22 November 2008 kemaren, Menteri Pariwisata - kalau tidak salah - meminta para blogger Indonesia untuk 'menjual' potensi pariwisata Indonesia. Terlepas dari kesiapan para pelaku pariwisata Indonesia serta sarana dan prasarana yang ada,  paling tidak para blogger bisa membantu untuk menginformasikan kalau Indonesia aman untuk dikunjungi. Tidak ada yang perlu ditakuti.

Paul ini sudah membuktikan. Istrinya orang Indonesia - at least lahir di Indonesia. Dia melakukan business trip sendirian. Dia tau Indonesia aman. Jadi buat blogger-wan/wati yang membuat blog yang menjelekkan Indonesia, anda harus tobat. Hahahaha...

Mudah-mudahan suasana di Indonesia yang aman-aman ini tetap terjaga, sehingga tidak hanya pelaku-pelaku bisnis dari luar negri mau datang ke Indonesia, juga para pelancong merasa aman datang ke Indonesia. Yang tentunya bisa mendatangkan devisa bagi..siapa anak-anak...I-n-d-o-n-e-s-i-a. Pinterrrr..

PS : sebelum balik ke Medan, saya menuntaskan 'dendam' saya, sarapan soto ayam surabaya yang ada di Rawamangun. Bisa klik di sini. Sayang Ningtyas masih bobo, jadi ngga bisa nemenin (kalimat terakhir jangan dipercaya..hahaha).

Postingan ini masih ada jilid 2-nya. Ditunggu aja ya.

Sumber gambar : http://www.bugbog.com/images/galleries/indonesia_2/indonesia_pictures_1.jpg

25 komentar:

Haris said...

panjang banget bang ceritanya

Haris said...

asyik makan soto, hobi ya makan soto

Haris said...

wah dateng juga ya ke pesta blogger. sip bang

Anonymous said...

Indonesia aman kok... buktinya kamu sampe di soto ayam surabaya dengan selamat.... hehe

waaah, abis maem disana ya? aku emang blom bangun kali tuh...

padahal itu tinggal berapa langkah dari rumahku...

Admin said...

smuga ada buyer-buyer dari negaralain yang akan bekerja sama dengan quantum indonesia.
tp senigat gw, quantum indonesia itu yang sering senyum-senyum di sarang gw satu lagi kan...?

Anonymous said...

semoga sukses.bro budi. tp sotonya diekspor ngga? hehe

Kios Info said...

Kalo sama negara Cina itu emang edan tenan. Di Amerika ada perantauan cina daratan jadi kuli ikut orang bule. 1 taon kemudian tiba-tiba dia buka toko di sebelah tuh bule dengan produk yang sama dengan harga relatif miring. Alhasil, si bule bangkrut.

Jadi jangan heran kalo harganya ngga bisa ngalahin cina,bro. Kapan tuh malah HT motorolla harganya bisa 1/2 dr harga motorolla asli negaranya sono. Pas dibuka isinya ngga beda jah kualitasnya. Aenh kan? Itulah hebatnya CIna dan kita harus banyak belajar dengan penduduk sekian banyak. Intinya mendayagunakan masyarakat agar mereka juga hidupnya lebih baik. Bukan korupsi sana sini dan tender kotor.

Anonymous said...

orang indonesia emang susah di atur yach..hehehe...well...good luck u usaha2nya and welcome to Jakarta

Zippy said...

Waduh, puyeng baca'x mas, wkekekek...
Sukses aja deh... :)

Oh..ya, enak yg bs dateng ke Pesta Blogger...
Nah gue, jauh amat, hhiii..

Atca said...

Good luck mas..
Semoga makin sukses bisnisnya

Eddy J.harto said...

Bah ! Lae, Bagi-bagi lah! banyak kali Job nya.. dari Eksport-Import sampe Jualan Soto.. (eh maaf lae, becanda.. hehehheh). *kapan nih ke siantar?*

Anonymous said...

wah, ngomongin soto jadi laper nih.. mas Hutasoit suka soto apa nih? hehe

Gratcia said...

Iya, Indonesia mmg aman, mrk aja yg terlalu parno dan ke-ge-eran dikirain pasti jadi sasaran siapa tau (gemes sy setiap denger berita travel warning ke Indonesia dari negeri yg siswa2nya suka main tembak2an dan bunuhan massal itu loh, wekekekeee...), yah klo kena copet masih juga siy setiap hari ada aja yg kena copets...lah itu artinya sepanjang tahun ga aman naik bis or angkot, hehehe... *NGELANTUR.COM*

Anonymous said...

kalo gak aman mas Budiawan gak bisa makan soto dengan nyaman dan tentram hehehe...

FATAMORGANA said...

hmm.... ada soto ya? mauuu dong.

Anonymous said...

smoga sukses om bisnisnya....top markotop dah

Anonymous said...

btw enak gak soto nya om....pegen juga tuh

Anonymous said...

ceritanya panjang lebar, tp kebanyakan yg ditangkap "soto" nya ya.. (he..he..)
memang urusan perut is Number ono.
oh ya tgl nya 23/11. bukan 23/12

Felicity said...

Wah, seritanya seru sekali. Memang, saya sering ngeri melihat kelakuan penunpamg di pesawat saat di Indonesia seperti yang mas Budi ceritakan di atas, padahal sudah bolak-balik diingatkan. Cabeee dehh.

Indonesia memang relatif aman untuk dikunjungi, kadang media mem-blow up berita menjadi sensasional dan dramatis dan justru menakut2xi.

Moga2x bisnisnya semakin lancar yah. Pssssst..., boleh tuh sotonya diekspor ke sini, hehe :D

Anonymous said...

wah panjangh buanget ceritanya kang, aku jadi capek nih bacanya, mana pake handphone nih bacanya

Anonymous said...

Bang...tanya pak guru...*mode tunjuk jari on*
pict londo yang berbojo suroboyo and so on..aku pikir berhubungan dengan artikel...teyus, foto para sodara" dari Papua itu terhubung dengan artikel yang mana ? Teyus teyang aku tertarik awal baja artikel ini juga dari foto itu....he...he..*mode oon dan bingung on*

debbie said...

ooohhh...baru tau kalo si abang ini punya FF *ngangguk2 sendiri*

Nyante Aza Lae said...

btw...lae hutasoit g ikutan foto2 niy...? lam kenall..

mama icel said...

bisnisnya top markotop neh...mudah2an lancar dan banyak proyek yg gol.. opo to emang sepak bola...hehhehe...sukses ya ..

Prihandoko said...

interesting article, success for the business. Btw, which one of you in the picture? hihihi...ngga nyambung nih antara postingan dengan gambar pendukung...anyway, tetap semangat ya.