Tanggapan : Kritik untuk The Secret

Tulisan di bawah ini merupakan tanggapan atas email dari Emanuel Triadmojo Suryokusumo (e_tri_sur@yahoo.com) :

 

Walau saya suka buku tersebut, tapi buku tersebut sedikit pun tidak mengikis sisi keimanan saya sebagai org beragama. Selama ini yang saya lakukan setiap kali membaca buku adalah menyaringnya sebelum menyerap esensi positif yg ada di dalamnya.

Tapi di Amerika & Eropa (terlepas dari tingkat penjualannya yang luar biasa), the secret tersebut memang sempat mendapat kritik karna kurang memberi penekanan pada bagian "proses"-nya.

Kalau tidak membacanya dengan kritis, kita bisa terjebak mengira semua yang kita inginkan akan "jatuh dari langit" tanpa usaha sama sekali kecuali dengan sekedar menyebutkan “keinginan” kita dan meyakininya. Tapi kalau melihat forum-forum yang bertebaran di internet yang membahas tentang The Secret, maka akan tampak penjelasan lebih detail tentang bagian “proses” tsb.

Bahwa ada “kerja keras” untuk mewujudkan keinginan kita tersebut, bukannya “terkabul” begitu saja seperti yang disederhanakan dalam narasi di DVD & bukunya.

Saya sangat bisa mengerti kalau pada buku-buku sejenis ini bagian “proses kerja keras”-nya tidak dibahas secara detail karena memang ada alasan dibuat seperti itu. Saya sudah cukup banyak membaca buku-buku sejenis, dan biasanya penulis memberi contoh yg kurang lebih seperti ini : “Si A sangat menginginkan rumah mewah dgn kolam renang. Ia yakin akan bisa mendapatkannya dan selalu memvisualisasikannya. Beberapa tahun kemudian, keinginan si A benar-benar terkabul.” – Nah, di sini penulis tidak akan menceritakan detail tentang “beberapa tahun” yang penuh kerja keras itu.

Mengapa?

Karena namanya juga buku motivasi, terbayang tidak kalau orang yang membacanya dikasih perincian tentang bagaimana si A berjuang untuk mewujudkan keinginannya itu?! Yaitu kerja keras selama 12-14 jam sehari, 7 hari seminggu, 3650 hari selama 10 tahun non stop?! --- Pasti yang baca sudah lemas dulu deh! Jadinya malah demotivasi, bukan termotivasi.

Setelah membacanya, saya tak pernah berpikir kalau apa yang saya inginkan akan datang begitu saja seperti sulap. Apalagi sampai berpikir kalau saya tak perlu melakukan lagi rukun agama yg saya anut untuk mendapatkan keinginan saya tersebut. Doa-doa yang saya panjatkan tetap diawali & diakhiri dengang menyebut nama-Nya, serta ditujukan hanya kepadanya-Nya.

Bagi saya benang merah yang saya petik dari buku tersebut adalah semangat untuk "positif thinking" atau yakin -- Keyakinan menurut saya ibarat motor penggerak untuk meraih keinginan kita. Yakin Tuhan akan mendengar doa yang kita panjatkan, yakin doa kita akan dikabulkan, yakin setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan, yakin setiap usaha pasti akan membuahkan hasil, dan sebagainya. Kalau konsep itu mengatakan kita bisa mendapatkan apapun hanya dengan meminta pada “universe”, bayangkan apa yg bisa kita dapatkan (sebagai orang beragama) dengan meminta langsung pada Sang Pencipta “universe” itu sendiri?!

Jadi walau ada beberapa bagian buku tersebu yang tidak  “click” dengan saya, dan beberapa sub bahasannya terasa “grey area” sehingga harus hati-hati mengartikannya, namun secara overall saya tetap bisa menerimanya sebagai sebuah hasil karya yang memperkaya wawasan saya.

Menurut saya konsep "pikiran positif menarik hal-hal positif" yang ada pada buku tersebut sangat masuk akal. Saya pribadi tidak akan memberikan label “motivator yang tidak mendidik" pada buku ini, karena bagaimana pun juga telah banyak orang di dunia ini yang tertolong dgn mendapatkan suntikan “semangat” setelah menonton/membaca DVD/buku ini dan berhasil merubah hidup mereka menjadi lebih baik. Tapi di lain pihak, saya juga bisa mengerti kalau ada orang2 yang khawatir buku ini bisa melunturkan keimanan seseorang. Dan saya juga setuju membaca buku ini harus kritis (dan juga buku2 sejenis lainnya).

Anyway, itu hanya pendapat pribadi saya, karena pada akhirnya setiap orang memang punya cara sendiri untuk menginterpretasikan dan memilah setiap eksposur informasi yang diterimanya. Jadi sgt wajar kalau ada jutaan penduduk dunia yang berhasil mendapat “pencerahan” dari buku tersebut, sementara yang lain justru menilai sebaliknya.

Toh, dunia kita ini memang sangat luas sehingga bisa mengakomodir aneka ragam pendapat dari para penghuninya.

be positive!!
Lala (karlanashar@yahoo.com) ///
www.karlamnashar.blogdrive.com

Message from Lala : Just to let you know that my new novel is available now
Title: From Batavia With Love - Seratus Tahun Cinta Menanti”
Author : Karla M. Nashar
Publisher : Gagas Media
Genre : Fiction

0 komentar: