BEBERAPA PENYEBAB BANGKRUTNYA BISNIS...

BEBERAPA PENYEBAB BANGKRUTNYA BISNIS...

Beberapa rekan Entrepreneur atau TDA kirim sms, telepon, dan e-mail ke saya, berkaitan berbagai permasalahan bisnis,yang pada akhirnya membuat mereka menjadi bangkrut, terpuruk hidupnya, hampir bercerai dengan istrinya, stres, depresi, dan masih banyak lagi hal negatif terjadi pada dirinya. (Maaf, saya tidak bermaksud memberitakan hal negatif).

Hal tsb lebih disebabkan oleh kebangkrutan dalam bisnis, dan sebagian ada yang kapok memulai bisnis kembali. MasyaAllah.

Ada beberapa hal, menurut saya lho; bahwa seorang Entrepreneur atau Pengusaha atau TDA, bisa jatuh terpuruk bisnisnya, rugi, bahkan pailit atau bangkrut, yaitu bisa disebabkan oleh:

1. Terlalu ambisius, sehingga action bisnisnya tanpa perhitungan sama sekali. Modal nekad doang. Yang penting jalan dulu. Akhirnya ya benar-benar jalan merosot terus ke bawah.

2. Terlalu banyak pakai duit orang lain...atau terlalu BODOL (Berani Optimis Pakai Duit Orang Lain). Sehingga berakibat lupa diri, bahwa itu duitnya orang lain yang harus dikembalikan juga...bukan duitnya sendiri. Nah, karena lupa diri ini, maka cara pakai duitnya juga bisa saja sembarangan, gak pakai perhitungan untung rugi bisnis. Asal pakai saja, urusan...menyusul belakangan.

3. Merasa terlalu "motivated & populer", sehingga sampai "over self confidence". Ini juga bisa menyebabkan berpikir "menggampangkan" relasi bisnisnya. Akibatnya bisa dijauhi, bahkan ditinggal relasinya, karena sering tidak sepaham. Kalau sudah begini ya gak bisa maju bisnisnya doong.

4. Tidak mau & tidak cepat belajar tentang kondisi dari lingkungan bisnisnya. Sering mengabaikan "bisikan hati nurani", sehingga kepekaan intuisi bisnisnya tidak terasah.

5. Sangat gampang terpengaruh lingkungan sekitarnya. Sehingga menjadi mudah terseret seperti model lingkungannya. Menjadi lupa untuk "memfilter" segalanya.

6. Terlalu menjaga gengsi pribadi. Sehingga sangat ingin orang lain tahu, bahwa dia sudah sangat sukses. Ini berakibat memilki sifat konsumtif banget. Sungguh berbahaya, karena ada keinginan yang kuat untuk pamer hal-hal bersifat fisik, sebelum waktunya.

7. Kurang memiliki rasa empati bisnis. Ini terkait dengan BODOL tadi. Jadi asal "gasruk" saja...asal "sikat" dulu. Tidak mau merasakan dan mencermati lebih dulu, bagaimana sebenarnya bisnis yang mau dijalankan tersebut.

8. Terlalu mengedepankan / mengutamakan kepentingannya sendiri lebih dulu. Lebih banyak berpikit untuk meraih keuntungan pribadi dulu. Padahal bisnis itu harus seimbang, kepentingan orang lain juga harus diperhatikan.

9. Tidak terbuka terhadap relasi bisnis, selalu ada yang disembunyikan. Bisa dibilang juga, kurang jujur mengungkapkan bagaimana bisnis sebenarnya. Kejujuran itu modal utama bisnis. Jujur adalah mata uang yang berlaku dimana pun.

10. Kurang sekali memberi dan melayani orang lain. Atau bahasa singkatnya: kurang bersedekah. Sebenarnya, pada kondisi apa pun kita ini, banyaklah bersedekah. Ini sering dilupakan.

11. Kurang ikhlas menjalani kehidupannya. Kebanyakan lebih sering berpura-pura ikhlas, bukan ikhlas yang sesungguhnya. Ini bisa berbahaya bagi dirinya...khususnya mental dan imannya.

12. Kurang pandai bersyukur. Apa pun yang terjadi sebenarnya selalu patut untuk disyukuri. Bersyukurlah di saat kaya, sebelum miskin. Di saat sehat sebelum sakit. Jika pandai bersyukur, niscaya InsyaAllah selalu dibantu Allah dalam menangani kehidupannya.

Semoga uraian sederhana saya di atas tersebut, bisa memberikan tambahan wawasan buat rekan Entrepreneur atau TDA...agar senantiasa berhati-hati dan waspada terhadap "jebakan-jebakan" seperti di atas; yang pada dasarnya lebih disebabkan oleh diri kita sendiri.

 

Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

http://wuryanano.com/

Founder & Moderator:

http://groups.yahoo.com/group/SuperMindPower/

 

Prosedur Sweping Windows Bajakan

Prosedur yang perlu diketahui jika terjadi sweeping mengenai Windows Bajakan


"Pihak POLRI TIDAK BERHAK Untuk mengambil komputer dari TKP kecuali TERBUKTI TERLIBAT dalam tindakan kriminal (praduga Tak bersalah) "
Misalnya dipergunakan untuk membuat CD/DVD bajakan itu sendiri, menjual software bajakan, mempubilkasikan secara umum (bersifat
komersial) seperti isilagu/ringtone MP3, toko menjual barang ilegal (hard ware curian), credit card fraud, dll.

Proses PEMBUKTIAN KETERLIBATAN seseorang dalam tindakan kriminal yang menggunakan komputer membutuhkan waktu yang lama, termasuk melakukan pengintaian.

Jadi, apabila ada POLISI yang berani masuk ke dalam warnet dan menyatakan harus menyita semua komputer yang ada berarti mereka adalah OKNUM yang tidak bertanggungjawab.
Semua ada proses/prosedurnya Mengenai pemakaian windows original, pernyataan di bawah ini diperoleh langsung dari pihak Microsoft Indonesia dan juga melalui perwakilannya, yaitu Magenta Sebagai tempat pendaftaran MSRA.

Pertama
Akan ada perwakilan dari pihak yang merasa berkepentingan (misalnya Microsoft) yang lebih dikenal dengan sebutan SURVEYOR datang melakukan SURVEY, BUKAN RAZIA/PENYITAAN! !!. Mereka wajib Menunjukkan surat perintah kerja (SPK) yang berisikan detail apa saja yang harus mereka kerjakan. User BERHAK melakukan konfirmasi dengan cara menelphone pihak microsoft Indonesia atau Magenta tentang keberadaan surveyor di lapangan tersebut.

Kedua,
Apabila surveyor mendapatkan penggunaan software bajakan, maka surveyor tersebut BERHAK meminta surat pernyataan dari user yang WAJIB diisi data sesuai dengan keadaan dilapangan oleh user.

Ketiga,
Pihak Microsoft/ MAgenta akan mengirim surat penawaran untuk menyelesaikan tindakan pelanggaran oleh user. Setelah user mengkonfirmasi tindakan yang telah diambil apakah memutuskan untuk menggunakan Windows original atau beralih ke solusi freeware seperti LINUX, pihak Microsoft/Magenta akan mengirimkan kembali seorang surveyor memastikan kebenaran di lapangan.

Keempat,
Apabila user tidak merespon penawaran dan atau setelah surveyor mendatangi kembali masih mendapatkan pelanggaran, maka pihak microsoft/Magenta akan mengirimkan surat peringatan.

Kelima,
Apabila user tidak merespone surat peringatan, maka piak microsoft / magenta akan memeperkarakan secara hukum dan menyerahkannya ke pihak POLRI.
Selanjutnya seperti proses hukum yang berlaku, POLRI akan mengirimkan surat panggilan pertama, kedua, ketiga dan apabila tidak direspon baru akan dilakukan penyitaan dan penyegelan tempat usaha.

Catatan
Diluar proses/prosedur di atas, User BERHAK mempertahankan kepemilikannya atas harta benda yang dibeli secara legal dan sebagai pembeli dapat memposisikan dirinya sebagai KORBAN. Tidak bisa suatu merek meperkarakan merek lain, misalnya microsoft memeperkarakan Biling Explorer bajakan.

Hal tersebut merupakan etika merek dagang terdaftar (registered trade mark) internasional.
Informasi ini dapat diperoleh melalui website Microsoft atau apabila kita mencoba mengaktifasi/ update windows bajakan.

 

PS : Butuh Kamus Yang Tidak Bajakan, silahkan download di : http://h.indotranslator.com

 

 

 

 

Jika Ditilang

Jika Ditilang


Kalo anda ditilang di jalan ada dua pilihan yaitu form biru dan form merah.


Form biru adalah jika anda menerima kesalahan anda (artinya anda tidak perlu berdebat sama hakim). Dengan form ini anda bayar dendanya di BRI yang ditunjuk, setelah bayar denda resmi ke BRI, ambil SIM atau STNK yang disita ke kantor Ditlantas POLDA Metro di Pancoran, gedung baru, sebelum Gelael arah Cawang.
Disini ada ruang khusus loket Tilang, ruang tunggu nyaman ber-AC, dengan hiburan Satellite TV.


Form merah artinya anda tidak terima kesalahan anda, dan dikasih kesempatan untuk berdebat atau minta keringanan sama hakim. Biasanya tanggal sidang adalah maksimum 14 hari dari tanggal kejadian, tergantung hari sidang Tilang di PN (Pengadilan Negeri) bersangkutan. Contoh jika ditilang di Kuningan, berarti sidang di PN Jaksel, Jl Ampera, disini sidang tilang setiap Selasa. Nah oleh polisi, barang sitaan (SIM or STNK) akan disetor ke kantor Ditlantas Pancoran itu sampai dengan H-1 tanggal sidang. Jadi selama masih di Pancoran SIM/STNK itu bisa ditebus tanpa sidang ke PN, cukup ke loket yang disebutkan tadi dengan menyerahkan form merah, bayar dendanya, SIM/STNK balik dengan sukses.

H-1 tgl sidang dan seterusnya, SIM/STNK sudah dikirim ke pengadilan sesuai daerah perkara, jadi harus ditebus di PN masing2.


Kalau ingin hadir sidang, datang sesuai tanggal sidang yang tertera di surat Tilang ke PN yg ditunjuk. Tapi ini tidak disarankan. Kenapa ? Karena antreannya luar biasa banyak, kita tidak punya kesempatan bertemu hakim, karena sebenarnya sidangnya IN ABSENTIA, dan banyak CALO yg nawarin bantuan.
Lebih baik  acuhkan saja tanggal sidang, ambil SIM/STNK terserah anda di hari lain, hindari hari sidang tilang biar tidak ramai, langsung menuju Loket Khusus Tilang yang ada di masing2 PN dengan menunjukkan form merahnya, dalam 5 menit SIM/STNK sudah di tangan anda dengan bayar denda resmi.

Sebelumnya cermati berapa denda resminya, biar tidak dilebih-lebihkan sama petugasnya.

Contoh :  denda masuk jalur cepat (naik motor) Rp.15,000, petugasnya bilang Rp.25,600, dikasi angka 600 seolah-olah itu perhitungan rumus-rumus ‘njelimet’, padahal akal-akalan saja. biar ada yang masuk ke kantong petugas.

Jadi intinya : jangan sekali-sekali damai sama polisi di jalanan, jika tilang, tilang saja, pilih prosedur sesuai tips diatas, tidak usah mengikuti sidang kalau tidak ingin ‘bete’, acuhkan calo-calo yang menawarkan bantuan, bayar denda sesuai tarif resmi.

Semua ini demi INDONESIA yg bersih dan berwibawa gemah ripah loh jinawi....
Silakan disebar ke temen2, biar gak ada yg diperas ama polisi, calo dll. Merdeka !!


Sumber : pungli. wordpress. com

 

Puasa Kristen

Puasa Kristen

 

Pada umumnya menjelang bulan Puasa selalu timbul pertanyaan; apakah bagi orang Kristen juga ada kewajiban puasa seperti para penganut
agama lainnya? Bagaimana puasanya orang Kristen dan berapa lama?

Pertama perlu diketahui bahwa Puasa umat Kristen itu bukan hanya sekedar Diet seperti juga untuk melangsingkan tubuh ataupun detoksifikasi,

jadi bukan hanya sekedar pantang makan dan minum saja. Diet dan puasa itu beda.

Diet hanya puasa jamani lahiriah saja, sedangkan puasa adalah untuk "Jiwa dan Raga". Jadi bukan hanya menahan diri dari makan dan
minum saja melainkan juga menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang Allah. Menahan diri dari gempuran dari segala macam godaan
maksiat.
Entah ini nyolong pulsa pada saat jam kantor ataupun berselingkuh. Dan perlu diketahui juga bahwa puasa bukan untuk
menghukum tubuh Anda, tapi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan.

Mulai dari Musa (Kel 34:28), Elia (1 Raj 19:8) maupun Tuhan Yesus (Mat 4:2) sendiri; mereka melakukan puasa selama 40 hari. Berpuasa
dalam Alkitab pada umumnya berarti tidak makan dan tidak minum selama waktu tertentu, jadi bukannya hanya menjauhkan diri dari
beberapa makanan tertentu saja lih. (Est 4:16; Kel. 34:28). Umat Kristen pada umumnya melakukan puasa menjelang Paskah atau dilakukan
dengan cara berpantang.

Kenapa puasa 40 hari ? Ini mengingatkan Tuhan Yesus yang berpuasa 40 hari (Mat. 4:2) dan juga bangsa Israel 40 tahun dipadang gurun hidup
sengsara. Sedangkan puasa Senin – Kamis merupakan tradisi orang Farisi (Luk 18:21). Puasa tidak selalu harus 40 hari, lihat jenis macam puasa yang terlampir dibawah ini.

Agama Kristen Protestan tidak mewajibkan untuk berpuasa, sedangkan Kristen Katolik mewajibkan untuk berpuasa pada masa pra-paskah.

Yesaya dengan jelas memberitahukan umat Israel (Yes. 58) bahwa orang bisa saja tidak melakukan puasa lahir, tetapi yang harus dilakukan
adalah melakukan puasa batin, yaitu berpuasa dari kelaliman, menganiaya dan memperbudak orang. Berpuasa dari mengenyangkan diri
sendiri menjadi memberi makan orang lapar, tidak punya rumah, dan yang telanjang (band. Mat. 25:31-46). Jadi, puasa itu pada dirinya
sendiri tidak memiliki arti bila bukan merupakan ungkapan hati yang bertobat dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Yesus menekankan bahwa Puasa harus dilakukan demi kemuliaan Tuhan semata-mata dan bukan untuk mendapat pujian, pamer atau perhatian
manusia ataupun untuk kepentingan pribadi misalnya agar bisa naik pangkat, ataupun ingin lulus ujian.

Masalahnya banyak orang menyalah artikan dengan apa yang tercantum dalam Alkitab Matius 17:21 seakan-akan apabila kita hanya berdoa
saja, doa kita itu kurang afdol dan kurang di dengar oleh Allah. Banyak orang berpikir melalui tindakan berpuasa dengan sendirinya
menjamin bahwa Allah akan mendengar dan mengabulkan seluruh doa kita (Yes 58:3-4) Untuk menentang ini para nabi menyatakan, bahwa tanpa
kelakuan yang benar, tindakan berpuaasa adalah sia-sia (Yes 58:5-12; Yer 14:11; Za 7)

Puasa merupakan suatu ibadah, maka pelaksanaannya tidaklah dapat dipaksakan. Relasi dengan Allah adalah soal keyakinan pribadi dan
tidak ada seorang pun yang dapat mengganggu gugat hal itu. Namun permasalahannya adalah, jika puasa itu adalah ibadah apakah puasa
perlu dilegalkan atau diwajibkan dalam hukum agama? Jika demikian kenyataannya, berarti relasi manusia dengan Allah adalah sesuatu
yang dapat (bahkan harus) dipaksakan.

Puasa berkaitan dengan komitmen. Maka jenis dan bentuk berpuasa (mis. Pantang makanan; minum; dan berapa lamanya seseorang harus
berpuasa) ditentukan oleh orang yang hendak berpuasa berdasarkan komitmen pribadinya dengan Tuhan; bukan ditentukan oleh aturan agama.

Puasa adalah panggilan, bukan kewajiban.
Karena itu puasa harus dilakukan dengan sukacita bukan karena terpaksa. Puasa bukan pula
ukuran kesalehan atau kerohanian seseorang. Orang yang menjalankan puasa tidak berarti dia lebih saleh atau lebih beriman dari mereka
yang tidak berpuasa.

Perlu disadari bahwa penebusan Yesus di atas kayu salib telah menggenapi Hukum Taurat (PL) yang bergantung pada usaha manusia
menyelamatkan diri sendiri dengan melakukan hukum agama secara ketat (sunat, korban, sabat, puasa, halal-haram dll), menjadi kasih
karunia Allah yang diberikan kepada setiap orang yang percaya dan bertobat (Yoh. 3:16; Ef. 2:8-10).

Terlampir dibawah ini jenis macam Puasa berdasarkan Alkitab:
1.
Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)
2.
Puasa Daud, tidak makan dan semalaman berbaring di tanah (2 Sam 12:16)
3.
Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)
4. Puasa Ester, 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum (Est 4:16)
5. Puasa Ayub, 7 hari 7 malam tidak bersuara (2:13)
6. Puasa Daniel, 10 hari hanya makan sayur dan minum air putih (Dan
1:12), doa dan puasa (Dan 9:3), berkabung selama 21 hari (Dan 10:2)
7. Puasa Yunus, 3 hari 3 malam dalam perut ikan (Yunus 1:17)
8. Puasa Niniwe, 40 hari 40 malam tidak makan, tidak minum dan tidak berbuat jahat (Yunus 3:7)

Mang Ucup
Email:
mang.ucup@gmail.com
Homepage: www.mangucup.org

 

Kedahsyatan Ikhlas

Dear TDAers,

Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih atas apresiasi para sahabat yang telah membaca posting di blog saya.

Sengaja saya posting juga di milis agar para sahabat yang belum sempat berkunjung ke blog saya bisa ikut mengambil hikmah.

Selamat menikmati.

Per hari ini, tepat setahun yang lalu, saya mengalami sebuah pengalaman yang luar biasa. Pengalaman bahwa Tuhan memang selalu mengabulkan doa kita.

Pengalaman betapa ikhlas mempunyai kekuatan yang amat dahsyat. Pengalaman bahwa Tuhan memang benar benar ada. Semoga dengan sharing ini, teman teman bisa ikut mengambil hikmah dan pelajaran.

Kisah ini berawal dari kuputusan nekad saya untuk membeli sebuah kios di Tamini Square. Keputusan tersebut tidak lepas dari provokasi di berbagai media mengenai investasi pada kios di mall yang tampak sangat menguntungkan.

Saat itu banyak ulasan meyakinkan saya bahwa harga kios di Tamini Square tersebut akan naik drastis setelah grand opening. Di sisi lain, keinginan saya untuk mempunyai passive income dari penyewaan kios amat kuat saat itu.

Berbekal pengalaman menyelesaikan angsuran kios di Cikarang Trade Centre, walaupun secara itungan di atas kertas tidak masuk akal, saya kembali berspekulasi di Tamini Square. Harga kios yang amat mahal juga tidak mengurungkan niat saya.

Padahal Saat itu saya boleh dibilang tidak punya cukup uang untuk membayar DP-nya. Namun keinginan yang "membabi buta" tersebut tak ayal lagi membuat saya menutup mata atas berbagai hal yang mestinya dipertimbangkan matang matang.

Awalnya memang tidak ada masalah. Saya masih bisa membayar angsuran dari berbagai sumber cash flow yang ada. Namun beberapa bulan setelah grand opening, saya kehabisan amunisi juga, beberapa sumber cashflow yang saya harapkan, macet total.

Tak lupa saya selalu menagih janji developer/marketing yang akan mencarikan penyewa saat grand opening. Namun dari beberapa peminat, selalu berujung dengan pembatalan. Suatu ketika, pihak marketing mengatakan kalau saya mau menyewakan dengan harga 15 jt/setahun (dari harga pasar 20 jt-an), maka ada yang berminat. Ketika saya follow up, ternyata tidak terbukti juga.

Sebetulnya saat itu, saya sangat mengharapkan cash flow dari bagi hasil bisnis penjualan dan penggemukan kepiting bakau yang dijalankan oleh teman saya. Namun sayang, jangankan bagi hasil, uang pokoknya saja, sampai saat ini tidak bisa dikembalikan. Uang yang saya investasikan lenyap begitu saja. Hal ini pernah saya ceritakan dalam posting "ongkos belajar".

Dalam kondisi kepepet, karena denda keterlambatan terus berjalan, terpaksa saya "mengkaryakan" kartu kredit untuk membayar angsuran. Sampai sampai saya mempunyai 5 buah kartu kredit dengan tagihan nyaris mendekati batas limitnya.

Sampai akhirnya pada suatu titik, saya tidak bisa berkutik lagi. Kios tidak juga ada yang menyewa, sementara untuk buka sendiri, kondisinya juga belum memungkinkan. Sayapun tidak mampu lagi membayar angsuran bulanan.

Saya menerima Surat Peringatan I,II, dan III. Negosiasi yang saya lakukan hanya berhasil memundurkan tanggal jatuh tempo pembayaran. Sementara denda terus berjalan. Saat itu saya masih terus berusaha mencari penyewa dengan memasang iklan di harian Pos Kota. Namun nampaknya memang belum menjadi rejeki saya.

Akhirnya pihak developer memberikan ultimatum. Mereka tidak mau mengerti juga. Kios saya akan hangus jika cicilan yang tertunggak tidak segera dibayar. Saya tidak menyangka kalau peraturannya seketat itu. Ketika menandatangani surat pemesanan kios, di balik slip pemesanan memang ada pasal pasal yang tertulis dengan huruf yang amat kecil, yang menyatakan kepemilikan kios akan hangus jika angsuran tidak terbayar setelah kurun waktu tertentu.

Saya memang diminta memberikan paraf di balik slip pemesanan tersebut.
Sayangnya saya tidak membacanya semua, karena tulisannya amat kecil dan pihak marketing juga tidak menjelaskan apa apa. Satu satunya solusi, pihak developer meminta saya melakukan over kredit kios tersebut. Walaupun mereka menyatakan akan membantu, namun saya lihat mereka kurang serius melakukannnya.

Saya pun mengambil keputusan untuk menjual kios tersebut. Saya pasang iklan lagi di harian Pos Kota. Respon lumayan banyak. Beberapa kali saya bolak balik ke Tamini Square untuk bertemu dengan para peminat. Ada juga peminat yang hanya iseng saja. Sudah janji ketemu dengan saya tapi kemudian nggak datang tanpa pemberitahuan. Karena kesulitan uang, saya sempat pinjam uang ke teman saya senilai 2 juta. Saat itu dia mentransfernya pada hari Kamis.

Pada hari Sabtunya, saya menerima telpon dari seorang yang mengaku bernama Haryawan SH. No telpon yang dipakainya saat itu adalah 0818708171. Dia berminat untuk membeli kios saya. Kebetulan saat itu saya sedang dalam perjalanan menuju Tamini Square untuk bertemu peminat lainnya. Sore itu beberapa kali Pak Haryawan telpon saya untuk membicarakan harga.

Akhirnya sayapun mendapatkan penawaran yang sangat baik. Kesepakatan transaksi tersebut terjadi hanya melalui telepon. Padahal saya sudah meminta dia untuk melihat dulu letak kiosnya. Dia menegaskan bahwa sebelumnya dia sudah lihat letak kios saya, sehingga tidak perlu melihatnya lagi. Dia meminta no rekening saya untuk mentransfer tanda jadi sebesar 5 juta rupiah.

Senang sekali perasaan saya saat itu. Sayapun tidak sabar menunggu. Saya bolak balik ke ATM BCA yang ada di dekat Carrefour Tamini. Namun transfer belum masuk juga.Padahal pembeli tersebut menelepon saya, bahwa dia sudah mentransfernya.

Akhirnya dalam perbincangan melalui telpon, dia menghubungi Halo BCA untuk meminta penjelasan. Setelah melakukan pengecekan, Petugas dari Halo BCA menjelaskan bahwa memang sudah terjadi transfer dari rekening pembeli ke rekening saya. Namun karena kendala teknis, uang tersebut belum bisa sampai saat itu.

Berhubung waktu itu hari Sabtu, transfer baru akan sampai pada hari Senin depan. Semula saya pikir ,"ya, sudah." Saya tunggu saja. Akan saya cek Senin depan. Tapi pembeli bersikeras minta tolong kepada Petugas Halo BCA tersebut agar menuntaskan hal ini. Karena transaksi ini sangat penting sifatnya. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bisa membeli kios saya.

Petugas Halo BCA pun bersedia membantu dengan catatan saya diminta untuk ke ATM BCA terdekat. Kalau sudah berada di ATM, saya diminta telpon/misscall pembeli, agar dia bisa menghubungi kembali Halo BCA dan memandu sebuah rangkaian proses tertentu, sehingga uang yang sudah ditransfer akan sampai saat itu juga.

Saat itu sebetulnya saya sudah memutuskan untuk menunggu masuknya uang, hari Senin aja. Nggak masalah kata saya. Namun pembeli terus mendesak saya. Dalam perjalanan pulang, saya memutuskan untuk tidak ke ATM BCA seperti permintaan pembeli. Namun ketika mikrolet yang saya naiki sampai daerah HEK Jakarta Timur, calon pembeli tersebut kembali menelepon dan meminta saya untuk
mengecek ke ATM. "Mungkin transfer sudah masuk," katanya.

Entah mengapa sayapun menurutinya. Saya kemudian turun di depan pasar Kramat Jati Jakarta Timur, karena saya tahu ada ATM BCA disana. Tepatnya di lantai dasar sebelah kiri. Setelah mengecek saldo, dan tidak ada perubahan. Saya menghubungi calon pembeli. Dia kembali meminta saya untuk menunggu di ATM sambil menghubungi Halo BCA untuk meminta bantuan.

Singkat cerita oleh petugas dari Halo BCA, saya "dibantu" agar transfer tersebut masuk saat itu juga. Sayapun diminta untuk memasukkan kartu ke ATM di sana dan melakukan beberapa rangkaian transaksi layaknya melalui internet banking.

Urutan persis transaksinya saya lupa. Cuma saya masih ingat secara tidak disengaja, petugas Halo BCA tersebut sempat meminta informasi jumlah saldo saya. Diapun memberi arahan untuk memencet berbagai menu dalam ATM tersebut.

Namun sayang setelah dicoba, ternyata transfer belum masuk juga, akhirnya petugas menginformasikan bahwa proses transfer tersebut tidak bisa diselesaikan sekarang karena saya tidak mempunyai pin internet bangking. Uang tetap akan masuk pada hari senin depan.

Sampai saat itu saya tidak terlalu curiga, namun terus terang hati saya juga bertanya tanya. Ada yang aneh. Bukankah kalau kita transfer seharusnya langsung masuk saat itu juga. Tapi entah kenapa kata hati tersebut tidak saya perhatikan. Setelah transaksi tersebut saya juga tidak mengecek saldo hingga hari senin berikutnya.

Dua hari berikutnya (Senin), saya mengecek saldo saya. Hati saya kaget luar biasa. Saldo di rekening saya hanya tersisa beberapa puluh ribu saja. Saya baru sadar kalau saya ternyata telah tertipu oleh sindikat penjahat lewat ATM. Walaupun saat itu saya tidak menekan tombol transfer dari menu ATM tersebut. Ada modus operandi yang cukup canggih yang mereka gunakan sehingga saya tidak curiga.

Kondisi tertekan juga membuat saya mudah sekali dipengaruhi oleh kekuatan dari luar. Saya seperti tidak sadar. Setelah menyadari bahwa saya telah tertipu, saat itu badan saya langsung lemas. Padahal uang yang ada di ATM tersebut adalah pinjaman dari teman saya yang baru ditransfer 2 hari sebelumnya. Terbayang di mata saya betapa besar hutang saya saat itu.

Keputusan saya yang kurang bijaksana dalam pembelian kios tersebut telah membenamkan saya dalam lautan hutang. Lima buah kartu kredit dengan tagihan mendekati limit. Belum ladi KTA dari dua buah bank. Plus angsuran kios yang sebentar lagi malah akan hangus begitu saja.

Jika hal ini sampai terjadi, usaha saya yang gagal akan diperparah lagi oleh tumpukan hutang yang timbul akibat pembelian kios tadi. Dan kios itupun akan lepas juga tak berbekas. Saya benar benar dalam tertekan saat itu. Untuk menghibur hati yang amat galau, dari ATM yang masih berada di area kantor, saya langsung pergi ke mesjid yang berada di lt.2. Saya mengambil air wudhu dan melakukan sholat sunnah. Saya ambil Al Quran dan langsung membukanya. Saya baca surat Yaasin sebanyak tiga kali berturut turut.

Saat itu saya sempat menitikkan air mata. Terbersit sebuah pertanyaan : "Mengapa hal ini terjadi pada diri saya." Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga pula. Berbagai pertanyaan terus menggelayuti pikiran saya. Antara berbaik sangka dan berburuk sangka pada Tuhan. Semuanya silih berganti muncul di pikiran saya. Saya terus berusaha mengendalikan pikiran saya. Saya beristigfar, memohon ampun atas kesalahan kesalahan saya.

Sore harinya ketika dalam perjalanan pulang ke rumah, saya terus merenung dalam bus jemputan. Saya terus introspeksi diri. Kenapa yang terjadi saat ini justru berlawanan dengan yang saya harapkan. Saya tidak tahu lagi bagaimana memberitahukan hal ini kepada istri saya. dari dulu sebetulnya dia memang keberatan dengan keputusan saya soal kios di Tamini tersebut.

Sesaat kemudian saya ingat orang tua saya. Sudah lama saya tidak menghubungi mereka. Bayangan mereka terus merasuk dalam pikiran saya. Adakah sesuatu yang mereka tidak ridhoi pada diri saya sehingga saya mengalami hal seperti ini. Saya terus meraba raba, apakah saya telah melakukan sesuatu yang melukai hati mereka. Saat itu, mata saya langsung berkaca kaca. Saya tidak kuasa menahan tangis saya. Saya langsung mengambil handphone di saku celana saya. Saya ketik sms buat orang tua saya. Saya sungkem dan minta maaf atas
kekhilafan saya.

Saya juga mohon mereka untuk mengihklaskan jika ada sesuatu yang mengganjal tentang diri saya. Saya kirim sms tersebut disertai perasaan rindu yang amat sangat. Saya ingin sekali membagi beban saya. Tapi itu tidak mungkin saya lakukan. Saya tahu beban mereka sudah sedemikian berat. Lagi pula , sejak dulu saya terbiasa menyelesaikan masalah saya sendiri. Tepatnya semenjak saya harus tinggal di kos ketika melanjutkan ke SMP. Saya hanya berharap doa mereka akan meringankan beban saya. Semoga mereka memaafkan kesalahan
kesalahan saya.

Tantangan berikutnya adalah menjelaskan hal ini kepada istri saya. Bagaimana saya harus menceritakan hal ini agar dia ikhlas dengan semua yang saya alami. Saya mesti bisa memilah milah, agar dia tidak terlalu terbebani dengan hal ini. Tak lupa saya selalu melantunkan doa dalam setiap sholat saya. Dalam kondisi seberat ini, kepada siapa lagi saya harus mengadu selain kepada Tuhan. Saya terus memanjatkan doa agar tuhan memberikan kemudahan dan jalan keluar kepada saya.

Untuk mengatasi himpitan ekonomi karena lilitan hutang yang meunmpuk, saya memulai usaha penjualan emping dan kerupuk udang. Saya membeli emping dan kerupuk udang yang masih mentah di pasar. Istri saya yang menggorengnya.

Saya membungkusnya dengan plastik. Bungkusan tersebut saya press rapi dengan bantuan alat laminating yang saya beli di Makro Cibitung. Emping tersebut dan kerupuk udang tersebut selanjutnya saya titipkan di beberapa warung dan kafe tempat saya bekerja. Hasilnya lumayan buat makan sehari hari. Lagi pula saya bisa mengalihkan perhatian sejenak dari masalah yang kian menghimpit.

Kira kira dua minggu sebelum kios akan dinyatakan hangus, saya kembali memasang iklan di Pos Kota. Iklan tersebut saya pasang selama tiga hari. Alhamdulillah ada saja yang menelepon. Salah satu yang menelepon adalah seorang Ibu dari daerah Cibubur. Kami pun membuat janji bertemu di Tamini Square.

Alhamdulillah, setelah melihat posisi kios dia merasa cocok. Tawar menawar harga pun kami lakukan. Transaksi yang saya lakukan di depan kios tersebut pun akhirnya deal. Ibu tersebut memberikan tanda jadi. Sementara sisa pembayarannya akan dilakukan setelah bertemu dengan pihak marketing Tamini.

Saya senang sekali saat itu. Beberapa berkas yang berhubungan dengan kios saya serahkan ke Ibu tersebut. Maksud saya sebagai pendukung saat bertemu dengan developer. Toh..dia sudah memberikan tanda jadi. Sayapun pulang dengan hati berbunga bunga serasa tidak sabar ingin mengabarkan hal ini kepada istri saya.

Hari pun berganti. Tiga hari setelah transaksi tersebut, saya heran kenapa Ibu tersebut tidak menghubungi saya lagi. Saya sudah berusaha telpon berkali kali, namun selalu tidak diangkat. Saya juga berusaha menghubungi ke rumah, tapi seperti menghindar. Aneh, bukankah dia sudah membayar tanda jadi. Hati saya merasa nggak enak. Nampaknya ada yang tidak beres.

Akhirnya setelah berjuang keras, dia mau menerima telpon saya di rumahnya. Saat itu dengan berat hati dia membatalkan pembelian kios saya tersebut. Berbagai alasan diungkapkannya. Badan saya langsung lemas. Ketakutan saya terjadi juga. Saya berusaha meyakinkan kembali. Namun hasilnya sia-sia. Keputusannya sudah final. Walaupun begitu, saya sempat mengirimkan sms yang berisi penawaran yang lebih menarik. Harga saya turunkan dari sebelumnya dengan sistem pembayaran yang lebih ringan. Namun sayang, sms tersebut tidak
dia respon sama sekali.

Hati saya benar benar gundah. Toleransi waktu yang diberikan pihak Tamini tinggal beberapa hari saja. Terus terang saya panik. Dalam kondisi tersebut, saya kembali berusaha menelepon para calon peminat yang pernah menelepon saya. Tentu saja harganya saya turunkan. Saya juga menghubungi beberapa teman untuk mengambil alih. Namun mereka rata rata merasa berat melanjutkan cicilannya. Maklumlah saat itu saya juga belum bergabung dengan komunitas bisnis seperti TDA yang luar biasa ini.

Malam hari sebelum hari terakhir, saya mengajak istri saya berbincang. Intinya saya minta keiklasan dia. Saya berbicara dengan sangat hati hati. Saya katakan betapa saya cukup bersyukur dengan kondisi saat itu. Bersyukur dengan berbagai karunia yang melimpah. Mulai dari kebersamaan yang terjalin, anak yang sehat, termasuk harapan dan semangat yang masih hidup. Saya mengajak istri saya untuk ikut bersyukur, dan mengikhlaskan perihal kios tersebut.

Saya juga menjelaskan betapa saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Ternyata hasilnya memang belum sesuai yang diharapkan. Saya juga bertekad setelah peristiwa ini, saya akan lebih hati hati dalam mengambil keputusan. Istri saya sempat menangis. Bagi kami nilai uang yang akan hangus tersebut sangat besar. Walaupun berat, istri saya nampak berusaha untuk mengiyakan. Kami pun bertekad untuk memulai lagi semuanya. Bukan hanya dari nol, tapi bahkan dari minus. Mengingat kami terlibat hutang yang cukup banyak.

Dalam sholat malam yang saya dirikan, saya hanya bisa pasrah. Saya tidak kuasa lagi meminta apa apa. Hati saya saat itu sudah ikhlas. Let it Go. Let it God. Saya serahkan semuanya kepada-Nya. Saya sudah berusaha sebaik-baiknya. Saya yakin Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat hamba-Nya. Mungkin Tuhan punya skenario terbaik buat saya.

Esok paginya, jam setengah delapan pagi, saya bersiap ke Tamini Square. Saya merencanakan untuk berada disana sampai malam. Hari tersebut adalah kesempatan terakhir saya. Hari itu jatuh tepat hari Sabtu. Jika saya tidak mendapatkan pembeli, maka kios secara hukum akan hangus. Kepemilikannya akan kembali ke developer dan uang saya tidak sedikitpun bisa kembali.

Saya sempat menghubungi seorang teman via sms, siapa tahu dia berminat dan mengajaknya bertemu di Tamini Square. Kebetulan saya juga sudah ada janji untuk bertemu Ibu yang membatalkan pembelian. Saya minta dia untuk mengembalikan berkas kios. Mungkin dia tidak akan datang. Namun dia berjanji, jika tidak bisa datang, dia akan mengutus seseorang untuk menemui saya dan menyerahkan berkas itu.

Beberapa menit sebelum saya berangkat, tiba tiba handphone saya berdering. Ternyata dari Ibu yang batal beli kios. Dengan berdebar debar saya angkat handphone saya. Percakapan pun terjadi antara kami : "Halo Mas Faif, saya berubah pikiran, saya berniat membeli kios mas Faif kembali, apakah masih bisa ?''. Pertanyaan tersebut saya jawab secara reflek tanpa pikir panjang. Walaupun dia meminta sistem pembayaran dengan angsuran, saya langsung menjawab : "Ya, bisa."

Subhanallah, setelah malam sebelumnya saya menyatakan Let it God. Ternyata jawaban Tuhan sungguh luar biasa. Ketika saya telah "melepaskan" justru hasilnya di luar dugaan. Ini benar benar pelajaran yang amat membekas di hati saya.

Selesai pembicaraan di telpon saya tertegun setengah tidak percaya. Ini benar benar keajaiban yang saya alami. Padahal Ibu tersebut tidak tahu sama sekali kalau hari tersebut adalah deadline bagi saya. Singkat cerita, transaksi pembelian kios tersebut kami lakukan siang itu juga di hadapan Marketing Tamini. Karyawan Tamini tersebut sampai geleng geleng kepala. Benar benar injury time. Hanya beberapa jam sebelum Kantor Tamini Square tutup.

Hati saya benar benar tenang ketika saya menerima uang muka sebesar 10 juta. Sisa pembayaran akan diangsur sesuai kesepatakan dalam surat perjanjian yang kami buat. Setelah transaksi tersebut, saya melakukan sujud syukur di masjid. Rupanya inilah skenario yang disiapkan Tuhan untuk saya. Dia maha tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya.

Walaupun saya tetap merugi secara finansial, namun saya mendapatkan pelajaran yang amat berharga. Uang saya juga tidak sepenuhnya hilang. Uang hasil penjualan tersebut saya pakai untuk menutup 4 kartu kredit saya. Sengaja saya sisakan satu kartu kredit buat jaga jaga saja. Saya sungguh sungguh belajar dari pengalaman ini.

Dengan sangat sedikit dana yang tersisa, sayapun mulai lagi dengan semangat baru. Puji syukur kepada Allah atas segala rahmat dan karunia yang luar biasa ini.

Semoga terinspirasi.

Salam
Faif Yusuf
Posted by: "Faif Yusuf" faifyusuf@gmail.com   faif_yusuf
Thu Aug 30, 2007 5:37 pm (PST)
http://faifyusuf.com <http://faifyusuf.com/>

Matematika Gaji dan Logika Sedekah

Matematika Gaji dan Logika Sedekah

 

Dalam satu kesempatan tak terduga, saya bertemu pria ini. Orang-orang biasa memanggilnya Mas Ajy. Saya tertarik dengan falsafah hidupnya, yang menurut saya, sudah agak jarang di zaman ini, di Jakarta ini. Dari sinilah perbincangan kami mengalir lancar.

Kami bertemu dalam satu forum pelatihan profesi keguruan yang diprogram sebuah LSM bekerja sama dengan salah satu departemen di dalam negeri. Tapi, saya justru mendapat banyak pelajaran bernilai bukan dari pelatihan itu. Melainkan dari pria ini.

Saya menduga ia berasal dari kelas sosial terpandang dan mapan. Karena penampilannya rapih, menarik dan wajah yang tampan. Namun tidak seperti yang saya duga, Mas Ajy berasal dari keluarga yang pas-pasan. Jauh dari mapan. Sungguh kontras kenyataan hidup yang dialaminya dengan sikap hidup yang dijalaninya. Sangat jelas saya lihat dan saya pahami dari beberapa kali perbincangan yang kami bangun.

Satu kali kami bicara tentang penghasilan sebagai guru. Bertukar informasi dan memperbandingkan nasib kami satu dengan yang lain, satu sekolah dengan sekolah lainnya. Kami bercerita tentang dapur kami masing-masing. Hampir tidak ada perbedaan mencolok. Kami sama-sama bernasib "guru" yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa.
Yang membedakan sangat mencolok antara saya dan Mas Ajy adalah sikap hidupnya yang amat berbudi. Darinya saya tahu hakikat nilai di balik materi.

Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untuk membiayai seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masih memiliki tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hingga selesai SMA. Sering pula Mas Ajy menggenapi belanja kedua ibu bapaknya yang tak lagi berpenghasilan. Menurutnya, hitungan matematika gajinya barulah bisa mencukupi untuk hidup sederhana apabila gajinya dikalikan 3 kali dari jumlah yang diterimanya.

"Tapi, hidup kita tidak seluruhnya matematika dan angka-angka. Ada dimensi non matematis dan di luar angka-angka logis."

"Maksud Mas Ajy gimana, aku nggak ngerti?"

"Ya, kalau kita hanya tertuju pada gaji, kita akan menjadi orang pelit. Individualis. Bahkan bisa jadi tamak, loba. Karena berapapun sebenarnya nilai gaji setiap orang, dia tidak akan pernah merasa cukup.
Lalu dia akan berkata, bagaimana mau sed eka h, untuk kita saja kurang."

"Kenyataannya memang begitu kan Mas?", kata saya mengiayakan. "Mana mungkin dengan gaji sebesar itu, kita bisa hidup tenang, bisa sed eka h. Bisa berbagi." Saya mencoba menegaskan pernyataan awalnya.

"Ya, karena kita masih menggunakan pola pikir matematis. Cobalah keluar dari medium itu. Oke, sakarang jawab pertanyaan saya. Kita punya uang sepuluh ribu. Makan bakso enam ribu. Es campur tiga ribu. Yang seribu kita berikan pada pengemis, berapa sisa uang kita?"

"Tidak ada. Habis." jawab saya spontan.

"Tapi saya jawab masih ada. Kita masih memiliki sisa seribu rupiah. Dan seribu rupiah itu abadi. Bahkan memancing rezeki yang tidak terduga."

Saya mencoba mencerna lebih dalam penjelasannya. Saya agak tercenung pada jawaban pasti yang dilontarkannya. Bagaimana mungkin masih tersisa uang seribu rupiah? Dari mana sisanya?

"Mas, bagaimana bisa. Uang yang terakhir seribu rupiah itu, kan sudah diberikan pada pengemis ", saya tak sabar untuk mendapat jawabannya.

"Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis. Tapi cobalah tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logika sed eka h. Uang yang seribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, bisa jadi puluhan lontaran doa' keberkahan untuk kita keluar dari mulut pengemis itu atas pemberian kita. Itu baru satu pengemis. Bagaimana jika kita memberikannya lebih. Itu dicatat malaikat dan didengar Allah. Itu menjadi sed eka h kita pada Allah dan menjadi penolong di akhirat. Sesungguhnya yang seribu itulah milik kita. Yang abadi. Sementara nilai bakso dan es campur itu, ujung-ujungnya masuk WC."

Subhanallah. Saya hanya terpaku mendapat jawaban yang dilontarkannya. Sebegitu dalam penghayatannya atas sed eka h melalui contoh kecil yang hidup di tengah-tengah kita yang sering terlupakan. Sed eka h memang berat. Sed eka h menurutnya hanya sanggup dilakukan oleh orang yang telah merasa cukup, bukan orang kaya. Orang yang berlimpah harta tapi tidak mau sed eka h, hakikatnya sebagai orang miskin sebab ia merasa masih kurang serta sayang untuk memberi dan berbagi.

Pen eka nan arti keberkahan sed eka h diutarakannya lebih panjang melalui pola hubungan anak dan orang tua. Dalam obrolannya, Mas Ajy seperti ingin menggarisbawahi, bahwa berapapun nilai yang kita keluarkan untuk mencukupi kebutuhan orang tua, belum bisa membayar lunas jasa-jasanya. Air susunya, d eka pannya, buaiannya, kecupan sayangnya dan sejagat haru biru perasaanya.
Tetapi di saat bersamaan, semakin banyak nilai yang dibayar untuk itu, Allah akan menggantinya berlipat-lipat.

"Terus, gimana caranya Mas, agar bisa menyeimbangkan nilai metematis dengan dimensi sed eka h itu?".

"Pertama, ingat, sedekah tidak akan membuat orang jadi miskin, tapi sebaliknya menjadikan ia kaya. Kedua, jangan terikat dengan keterbatasan gaji, tapi percayalah pada keluasan rizki. Ketiga, lihatlah ke bawah, jangan lihat ke atas. Dan yang terakhir, padukanlah nilai qona'ah, ridha dan syukur".
Saya semakin tertegun

Dalam hati kecil, saya meraba semua garis hidup yang telah saya habiskan. Terlalu jauh jarak saya dengan Mas Ajy. Terlalu kerdil selama ini pandangan saya tentang materi. Ada keterbungkaman yang lama saya rasakan di dada. Seolah-oleh semua penjelasan yang dilontarkannya menutup rapat egoisme kecongkakan saya dan membukakan perlahan-lahan kesadaran batin yang telah lama diabaikan.
Ya Allah saya mendapatkan satu untai mutiara melalui pertemuan ini. Saya ingin segera pulang dan mencari butir-butir mutiara lain yang masih berserak dan belum sempat saya kumpulkan.

Sepulang berjamaah saya membuka kembali Al-Qur'an. Telah beberapa waktu saya acuhkan. Ada getaran seolah menarik saya untuk meraih dan membukanya. Spontan saya buka sekenanya. Saya terperanjat, sedetik saya ingat Mas Ajy. Allah mengingatkan saya kembali:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Terjemah QS. Al-Baqarah [2] 261)

 

Oleh A. Muttaqin

Saya sempat sekolah di Tanah Abang
tanahabang

Maksudnya apa nih? Sekolah apa di Tanah Abang? SMP? SMA? Bukan..bukan itu..maksudnya sekolah dagang di Pusat Grosir Tanah Abang.

Tahun 2001 saat saya memutuskan keluar dari salah satu perusahaan pelayaran/container/shipping line NOL/APL (hmmm..bagi yang tau sih..kayaknya waktu itu bukan keluar tapi 'dikeluarkan' secara berjamaah..hehe), maka saya tertarik untuk mencoba berdagang di Tanah Abang.

Ketertarikan saya ini berawal dari rasa 'iri' (dalam artian positip), melihat teman fitness saya yang berdagang di Tanah Abang. Hampir setiap hari dia bisa tiba di tempat fitness jam 16.00 atau 17.00 sementara saya seperti orang-orang yang TDB (Tangan Di Bawah atau orang kantoran), masih menunggu jam kantor sampai jam 5 sore. Dan kalau pas hang-around maka beliau ini tidak sungkan-sungkan untuk membayar bill, kalaupun patungan maka beliau tidak keberatan 'mendapat' jatah porsi yang besar.

Maka saya coba mendekati untuk mencoba kemungkinan apakah bisa berdagang di Tanah Abang (karna biasanya di Tanah Abang, jika ada kios yang kosong, maka para pedagang yang ada di sana pasti akan memprioritaskan ke anak/saudara-saudaranya dahulu). Dari teman inilah saya mendapatkan informasi bahwa harga sewa kios di Tanah Abang cukup - kalau bisa dibilang sangat mahal - berkisar di harga 65 - 90 juta per tahun, dengan ukuran kios yang bervariasi. Tapi harga sewa ini cukup setimpal jika dibandingkan dengan omzet yang didapatkan, dimana menurut informasi teman ini, omzet dia per hari rata-rata Rp. 5 juta bahkan bisa lebih.

Ha???? 5 juta per hari???? Weleh-weleh...saya hanya geleng-geleng kepala karna hampir tidak percaya. Harap maklum aja..belum pernah dagang sih..dan omzet sebesar itu bila dibandingkan dengan salary yang saya dapatkan selama ini, seperti langit dan bumi...jauhhhhhhhhhhh....banget bedanya. Makanya walaupun harga sewa yang di atas tadi sangat mahal, tidak menyurutkan tekad saya untuk berdagang di Tanah Abang. Pada saat teman saya ini meminta izin kepada kakaknya apakah kalau ada kios kosong saya boleh mengisinya, maka secara kebetulan kakaknya mengizinkan, padahal selama ini jika yang lain tidak diizinkan (waktu itu saya belum mengenai yang namanya Law Of Attraction, jadi tidak tau kalau itu sebetulnya bukan terjadi secara kebetulan..).

Singkat cerita, maka kami mendapatkan sebuah kios yang kosong, dengan ukuran sekitar 2 x 3 meter, dengan sewa Rp. 80 juta/tahun (sewa selama 2 tahun). Perjanjian kerjasama saya dan teman saya adalah saya yang menyewa kios dan teman saya yang mengisi toko. Oya, teman saya ini sudah lama berdagang kebaya, jadi barnag yang akan jual juga adalah kebaya (kalau mau liat kebaya-kebaya seperti apa yang saya jual waktu itu, bisa lihat di Ina Collection.

Maka dimulailah perjuangan berdagang kebaya di Februari 2002 dengan menempati kios di Blok F, dengan karyawan berjumlah 2 orang. Di awal berdagang ini, sudah dimulai dengan tanda-tanda yang tidak baik (bulan Desember 2001 Jakarta dilanda banjir besar). Lalu tidak lama kemudian Pasar Tanah Abang (khususnya Blok A), terbakar!!! Walaupun toko saya tidak terbakar, tapi dampak dari kebakaran ini membuat hampir semua toko di Tanah Abang mengalami penurunan omzet. Ini berlangsung hampir 3 bulan, dimasa-masa ini, jika sudah mendapatkan uang untuk bayar gaji karyawan dan kebutuhan listrik, dll saja sudah bisa bersyukur. Omzet per hari, kadang-kadang hanya Rp. 200.000, bahkan bisa tidak 'penglaris', maksudnya NIL gitu..

Memasuki bulan Juli 2002, maka mulai ada sedikit peningkatan omzet, walaupun belum bisa dibilang bagus-bagus banget. Bulan-bulan berikutnya juga masih dengan cerita sedih...akses dari Blok A ataupun B,C, D dan E ditutup, karna lokasi di bekas kebakaran tidak boleh dilalui orang. Sungguh suatu perjuangan yang 'manis'. Omzet yang diceritakan oleh teman saya di awal tulisan ini, masih jauh panggang dari api. Memasuki akhir tahun masa sewa kios 2 tahun, maka dengan pertimbangan omzet yang ada, saya putuskan untuk menyewa kios yang lebih kecil untuk bisa menekan komponen uang sewa. Di kios yang lebih kecil ini (tetap di Blok F), omzetnya malah lebih membaik. Kadang bisa dapat Rp. 3 juta per hari, bahkan pernah Rp. 10 juta per hari. Persaingan cukup sengit, apalagi menjelang Lebaran. Bajak membajak tukang bordir sering terjadi. Tapi tetap menggunakan Blue Ocean..bukan Red Ocean..

Karna orang tua membutuhkan tenaga saya untuk mengurus kebon kelapa sawitnya di Sumut, maka kios ini saya serahkan kembali ke teman saya untuk meneruskan.

Pelajaran apakah yang saya dapat dari berdagang ini? Apakah saya merasa rugi karna sudah mengeluarkan uang ratusan juta untuk uang sewa kios sementara hasilnya tidak seimbang? Apakah saya merasa ditipu oleh teman saya, dimana dia memberi informasi yang jauh dari harapan? Tidak. Saya tidak pernah menyesal. Bagi saya ini adalah ongkos belajar. Saya bisa belajar banyak hal dari sekolah di Tanah Abang ini :

1. Sabar
Ya..saya belajar banyak mengenai kesabaran. Dalam segala hal. Sabar menunggu kapan penglaris..sabar dalam menghadapi pembeli, sabar dalam menghadapi pola pikir 'rakyat' Tanah Abang, dll

2. Tidak boleh Iri Hati
Betul...jangan iri hati. Kalau kita iri hati, maka bisa-bisa nurani kita akan tertutup dan bisa-bisa mengambil langkah yang bertentangan dengan agama. Bagaiman tidak...coba bayangkan...sudah seharian kita menunggu pembeli (bahkan untuk penglaris..pecah telor), tapi tidak kunjung datang (jadi tetuko gitu..sing tuku ora teko2, sing teko ora tuku2), sementara toko di depan, ataupun disamping kita, sedang 'nge-bal' (sedang memasukkan kebaya ke dalam karung untuk dikirim, artinya ada yang beli lebih dari 1 kodi). Kita hanya bisa menonton sambil cengengesan..

3. Percaya bahwa rezeki ada yang mengatur, menyambung point no. 2, maka saya belajar bahwa rezeki itu ada yang mengatatur. Kalau hari ini, belum ada yang belanja, sementara toko yang lainnya sedang 'nge-bal, maka percayalah besok pasti giliran toko kami.

4. Menjaga nama baik, pada umumnya, pembayaran ke pihak supplier bahan ataupun ke tukang bordir dengan menggunakan giro 1 sampai dengan 3 bulan. Di awal-awal saya berdagang, maka saya hanya bisa mendapatkan kelonggaran pembayaran dari pihak supplier selama 1 bulan. Dan saya sangat menjaga kepercayaan ini dengan tidak memberikan giro bodong, sehingga akhirnya saya bisa memberikan giro dengan masa jatuh tempo 3 bulan. Satu hal yang juga perlu dicatat dalam hal pembayaran giro ini adalah, kita harus berani berterus terang kepada pihak supplier kalau di tanggal jatuh tempo kita belum memiliki dana, maka lebih baik kita beritahukan supaya giro jangan dikliring, daripada kita diamkan tapi ternyata giro kita kosong. Para supplier/pedagang yang lain bisa mengerti dan menerima kondisi ini. Sekali kita 'berbohong' maka nama kita akan tersebar ke segala penjuru Tanah Abang, sehingga efeknya akan tidak baik, karna banyak supplier akan tidak mau menerima giro atas nama kita.

5. Tidak boleh gengsi
Kenapa saya bilang begitu? terus terang pendidikan saya adalah Sarjana, dan jika dilihat dari latar belakang ini, maka gengsi rasanya nge-bal bahkan memanggul karung. Tapi rasa ini harus dibuang..tidak ada urusan gelar sarjana dengan panggul memanggul karung..hahaha

6. Ikhlas
Ya...jika hari ini toko kita belum ada penglaris, demikian juga ke-esokan harinya..maka tiba saatnya untuk ikhlas..serahkan sama Tuhan. Dia tau yang terbaik...Kita bukan apa-apa tanpa Dia..Percaya bahwa Dia adalah Sumber Segala Sumber yang tidak pernah kering dan tidak pernah mengecewakan.
Jadi ongkos sekolah ini cukup mahal, tapi saya tidak pernah menyesal..Saya banyak belajar di Pasar Tanah Abang, saya banyak belajar tentang kehidupan di Tanah Abang dimana saya tidak dapatkan di bangku kuliah.

Image source : syahrilkadir.wordpress.com

Medan, Lalu Lintas serta Tabiat Orang-orangnya Medan merupakan kota ketiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Kota ini berbenah disana-sini, mal-mal modern sudah berdiri, seperti Sun Plaza di daerah Kampung Keling, Paladium, Medan Fair serta ITC-ITC seperti yang terdapat di Jakarta mulai dibangun.  Bahkah hypermart-hypermart seperti Carrefour, Hypermart sudah mulai menancapkan kukunya di Medan. Dan juga PT. Shell Indonesia sudah mulai menjajaki kemungkinan membangun stasiun pengisian bahan bakar umum(atau istilah orang Medan, galon minyak)di Medan. Kenapa mereka berani untuk berinvest di Medan? Salah satu indikasinya adalah pertumbuhan kendaraan tiap tahun  di Medan sebesar 15 persen. Dengan tingkat pertumbuhan seperti di atas, tidak heran di ruas-ruas jalan tertentu di kota Medan sudah mulai mengalami kemacetan, walaupun tidak separah Jakarta (yang bisa-bisa karna saking macetnya, umur-pun habis di jalanan). Lalu bagaimana-kah perilaku para pengendara motor atau mobil di Medan? Jika ada skala pengukuran dari 1 sampai 10 dimana 1 adalah sangat baik, maka bisa dibilang perilaku umum pengendara motor atau mobil di Medan terletak di skala 10 (hmmm...orang Medan jangan protes). Kenapa bisa begitu? Coba-lah iseng-iseng jalan-jalan muter-muter keliling Medan, apa yang akan terlihat, terutama di perempatan lampu merah (traffic light). Bisa diartikan di Medan ini, lampu hijau adalah hati-hati sedang lampu merah jalan terus..haha..tidak salah tuh...kayaknya sih ga..karna walaupun lampu di depan anda hijau, bukan berarti anda bisa melenggang kangkung..tapi waspada-lah..waspadalah (kayak bung napi..). Bisa-bisa dari arah dimana traffic lightnya sedang menyala merah, sepeda motor (di Medan kalau menyebutkan sepeda motor adalah kreta), becak mesin (becak yang menggunakan mesin/motor) atau mobil angkot bisa tiba-tiba menyelonong.  Dan lebih parah adalah, anda bisa-bisa dibentak (walaupun anda diposisi yang benar).  Kalau itu sepeda motor atau mobil angkot mungkin kita bisa maklum, tapi sering-sering juga mobil yang harganya ratusan juta itu juga nyelonong.  Jadi mobil boleh harga ratusan juta, tapi kelakuan supir bajaj (padahal Bajuri aja ga kayak begitu kelakuannya). Atau anda patuh dan berhenti pada saat lampu di depan anda menyala merah..tapi jangan kaget kalo dari belakang anda mendengar...tet..tet..tet..suara klakson yang menyuruh anda untuk terus jalan. Kalaupun anda patuh, siap-siap aja menerima sumpah serapah...Woiiiii...bodoh kali kau!!! hehehe Soal penggunaan klakson juga kayaknya di Medan ini tidak ada aturannya..Mau pagi, mau malam bahkan tengah malam, klakson masih sering terdengar. Mungkin jempolnya sakit atau gatal kalau tidak membunyikan klakson. Dan harap diingat, itu bukan hanya dilakukan oleh supir-supir angkot atau pengendara sepeda motor, tapi mobil-mobil yang hargaya muahaalll itupun sami mawon. Sekarang ini, lampu merah di persimpangan jalan, sudah ditambah dengan timer, supaya pengendara tau, bahwa sekian detik lagi lampu hijaunya akan berganti menjadi merah, atau sebaliknya sekian detik lagi lampu merahnya akan menjadi hijau. Sehingga diharapkan pengedara berhati-hati atau tidak usah membunyikan klaksonnya pada saat lampu menyala hijau. Kenyataannya...sami mawon...Sekian detik lagi nih lampu merah mau nyala..teeeeeeetttttt...itu klakson sudah bunyi...Masyaallah... Saya pernah mau usulkan sama pihak Pemko Medan, supaya lampu merah di Medan ini, dihapus aja..karna buang-buang uang..biarkan aja pengendara itu mengatur sendiri. Siapa yang punya nyali lebih besar, dialah yang bisa jalan...Tapi yang anehnya, kalau lampu merah di perempatan tersebut sedang mati, sangat jarang terjadi tabrakan.. Oya, mengenai lampu merah yang ada timernya di atas...kalau pas di lampu merah, jadi serasa ikut balapan mobil atau motor... Apakah yang menjadikan pengendara kendaraan motor di Medan tidak sabar dan tidak disiplin ini? Apakah ada hubungannya dengan jenis makanan yang dimakan? dimana jika saya perhatikan jenis makanan di Medan ini pada umumnya bersantan, daging, dan sangat kurang mengkonsumsi sayuran.  Atau memang dari sononya begitu? Apakah tidak bisa dirubah? Ayo dong warga Medan, masak sih tidak bisa disiplin? Banyak yang bilang, kalau mau lihat seperti apakah sifat warga suatu kota, lihatlah kelakuan mereka di jalan raya. Ayo Bung..mari kita ganti slogan "Ini Medan Bung" menjadi "Ini baru Medan" Cemana..bisa kan???
Internet : Salah satu keajaiban dunia
Internet : Salah satu keajaiban dunia
Sejak krisis ekonomi mendera satu dekade lalu, Korea terus berbenah. Salah satunya diwujudkan dengan membangun Songdo. Ide pembangunan pusat bisnis international ini digelontorkan pemerintah Kota Incheon sejak 1999.  Posco E&C, anak perusahaan Posco-perusahaan baja plat merah di Korea-yang semula menangani desain awal proyek. Namun pemerintah Kota Inchoen menginginkan ada mitra asing terlibat.
Posco lalu memperkejakan Jay Kim, konsultan independen. Tugasnya mencari rekan international buat Posco. Jay akhirnya terbang ke Amerika. "Ia menemukan kami dari INTERNET," kata John B.Hynes III. "Padahal ia tidak tau sama sekali tentang kami sebelumnya."   Keduanya bertemu di Boston pada awal 2001 John B Hynes III adalah Presiden Gale International, raja properti Amerika Serikat yang tersohor.
Ditemukan di internet dan tidak tau sama sekali sebelumnya...wah menarik sekali...Jay Kim dari Korea menemukan John B Haynes yang ada di negeri Paman Sam melalui internet.  Sekali lagi baca Internet.  Begitu powerfulnya 'makhluk' yang namanya internet ini.  Begitu hebatnya internet ini...Apakah memang demikian? Pada awal berdirinya PT. Quantum Indonesia Translogistic, maka promosi yang dapat kami lakukan sangat terbatas. Paling-paling dari mulut ke mulut.  Jika ada agent dari luar negri yang menanyakan company profile kami atau menanyakan web site kami, maka paling-paling kami hanya menyebutkan bahwa website kami saat ini 'under construction'.  Dan keberadaan Quantum Indonesia Translogistic hanya diketahui oleh segilintir orang.  Padahal salah satu dari unsur 4P selain - Product, Price, Place - adalah Promotion, supaya orang-orang mengetahui keberadaan perusahaan/jenis usaha kita.  Percuma jika hanya memiliki Product, Price dan Place yang baik, bila unsur Promotion diabaikan.
Salah satu sarana tempat berpromosi yang sangat effektif adalah melaui media internet, maka saya memutuskan untuk membuat website Quantum Indonesia, dengan tujuan awalnya adalah hanya supaya orang-orang tau..ini lho ada perusahaan yang namanya Quantum Indonesia...jadi tidak malu-maluin, begitu... Maka mulailah saya bergerilya mencari tukang bikin website (hahaha...kayak Alm Benyamin S aja..tukang insinyur)..maksud saya mencari web desainer yang cukup bagus dan dengan ongkos jasa yang tidak terlalu mahal.  Disamping itu, mencari perusahaan hosting yang cukup andal untuk menempatkan website ini.   Maka hasil dari 'googling' ini, saya menemukan partner untuk jasa desain websitenya Bapak Soebita
(http://soebita.com/) dan untuk jasa hostingnya adalah IDwebhost (http://idwebhost.com). Lokasi saya adalah di Medan, sedangkan Bapak Soebita ada di Semarang dan IDWebhost ada di Jogja.   Sekali lagi, internet mempertemukan kami. Melalui diskusi via chatting dengan Pak Soebita, maka akhirnya sebuah website sederhana terbentuk.   Dari awal saya sudah bilang ke  Pak Soebita agar website ini jangan dipenuhi dengan gambar-gambar atau flash yang terlalu banyak yang mengakibatkan lambat pada saat proses download. Simplicity is nice... Untunglah Pak Soebita cukup sabar menghadapi saya dan beliau ini juga cukup ahli di SEO (ini makhluk apa lagi??hehe) Setelah website jadi, maka dengan 'terpaksa' kami mencantumkan alamat website ini di-signature email kami, agar orang-orang tahu bahwa kami sudah memiliki website.  Disamping itu, juga saya promosikan di beberapa search engine dan milis. Apakah hasilnya? Sungguh tepat apa yang dikatakan oleh John B.Hynes di atas...Disamping nama Quantum Indonesia Translogistic jadi cukup terdengar (yang belum pernah dengar mah kebangetan..), maka kadang-kadang, ops salah..seringkali kami mendapatkan email dari luar negeri baik itu mengenai agency corporation, inquiry dan sebagainya. Kami tidak kenal siapa yang mengirim email, tapi yang jelas di introduction emailnya disebutkan : Got your information from net. Kami pernah menghandle shipment dari agent di Ukraine...yang sampai sekarang kami belum pernah bertemu secara fisik.   Dan yang pasti karena keberadaan website ini meningkatkan income perusahaan kami.. Jadi jangan tunda-tunda lagi..Langsung saja tancap gas untuk membuat website dan promosikan perusahaan atau usaha anda..Website ini akan bekerja 24 jam...Cari tukang-tukang jasa website dan perusahaan jasa hosting yang handal..lalu...jreng....siap-siaplah untuk menerima hal-hal positip yang tidak terduga. Percayalah tanpa website dan promosi usaha anda pasti jalan di tempat